Jelang lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 awal Juni mendatang. Media Jepang mengatakan bahwa timnas Indonesia tidak akan menjadi rival atau ancaman serius jika masih bergantung dengan pemain naturalisasi.
Dikatakan oleh media itu memang tim Merah Putih kini sedang gencar melakukan naturalisasi pemain keturunan. Hal itu berimbas positif bagi skuad Garuda yang mampu bersaing hingga round 3 Kualifikasi Piala Dunia.
“Mereka hanya bisa menggunakan pemain naturalisasinya saja, dan itu tidak akan mempengaruhi Jepang”.
“Di sisi lain, bahkan jika ada pemain yang datang ke Jepang dan ingin dinaturalisasi, aturan ketat FIFA menghalangi mereka untuk bergabung dengan tim nasional Jepang,” tukas media tersebut.
Jika sekilas orang membaca pernyataan di atas, mungkin banyak orang atau sebagian dari pembaca lebih banyak yang mengabaikannya atau meremehkannya?
Tapi pernyataan tersebut patut direnungkan mendalam dan dipahami khususnya untuk orang-orang di PSSI.
Padahal mereka sudah jelas memberi peringatan bahwa untuk membangun kekuatan timnas dibutuhkan keseimbangan pemain naturalisasi dan non naturalisasi.
Kita memang harus akui, saat ini dengan banyaknya naturalisasi, memang sudah banyak mengatrol prestasi dibanding sebelum memakai pemain naturalisasi sebelum STY.
Berkali-kali kita sekarang selalu lolos ke putaran final level Asia di semua kelompok umur, peringkat FIFA naik dratis, dan sekarang boleh kita bilang kita sudah dekat dan nyaris untuk lolos ke World Cup 2026.
Tetapi apalah artinya, jika ujung-ujungnya hanya sebagai pelengkap saja, dan tak berujung kebanggaan prestasi juara atau trofi.
Kenyataannya memang, prestasi sejauh ini kita capai karena sangat bergantung pada pemain naturalisasi dan sangat mengabaikan pemain lokal dan kompetisi lokal di tanah air.
Ketika pemain naturalisasi tak bisa memperkuat, muncullah sejuta alasan misalnya ini bukan kalender FIFA bla bla bla.
Dan ini terlihat jelas, kita gagal di Asean/AFF Cup yang lalu (kecuali di kelompok umur).
Tapi dasar publik kita yang suka termakan pengaruh media, masih mengatakan: Khan bukan kalender FIFA. Level Asia lebih penting dari Asean dan seterusnya dan seterusnya.
Timnas Sakura bahkan kini mengeluarkan sindiran yang mungkin sekali lagi kita belum menyadarinya.
Katanya pada lanjutan kualifikasi nanti, Japan akan menurunkan pemain lapis dua.
Bagi kita, kita tentu sangat senang dan berpikir wah kesempatan besar nih lolos Piala Dunia.
Tapi jika kenyataannya nanti, ketika kita memainkan pemain naturalisasi pun belum bisa mengalahkan lapisan kedua mereka, Khan ada benarnya juga mereka mengatakan:
Timnas kita masih belum merupa ancaman.
Japan mungkin baru mengakui timnas kita sebagai ancaman, jika kita mampu membangun timnas dengan me-regenerasi pemain lokal yang baik dan dilapisi pemain naturalisasi.
Bukan sebaliknya menaturalisasi pemain dan ditambal dengan pemain lokal hanya sekedar melengkapi kuota skuad pemain.
Jika timnas kita memang sangat tidak bergantung pada pemain naturalisasi, dan memanfaatkan bakat mereka untuk ditanamkan di pemain lokal dan kompetisi lokal, mungkin saat itu timnas akan memasuki era keemasan yang kita mimpikan bersama.












