Mantan Pasangan Kevin Sanjaya Ungkap PBSI Harus Benahi Sektor Jika Ingin Maju

Marcus Gideon di BNI Bright Up Cup 2024
Marcus Gideon di BNI Bright Up Cup 2024 Berbicara Mengenai PBSI, (c) SCORE.CO.ID/T

SCORE.CO.ID – Mantan pasangan Kevin Sanjaya atau yang pernah menjadi ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon, melakukan comeback setelah setahun tak bertanding pada turnamen BNI Bright Up Cup 2024, ia juga turut memberikan pernyataan mengenai PBSI.

Marcus yang duetnya bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo mencuri perhatian bulu tangkis dunia itu mengaku antusias kembali bertanding meskipun dalam turnamen ekshibisi.

“Rasanya senang kembali ke lapangan setelah sudaah hampir setahun tidak mengikuti pertandingan. Rindu dengan atmosfer dan penontonnya,” kata Marcus kepada media di Hall GBK, pada 1 Desember 2024 lalu.

Saat ditanya apakah ingin kembali lagi bertanding, pria berusia 33 tahun itu mengatakan bahwa dia tidak ingin berkompetisi kalau tidak serius.

“Saya tidak mau sekadar jadi penghibur. Kalau tidak ada prospek buat apa. Kayaknya berat (untuk comeback). Siapa yang mainnya seperti Kevin Sanjaya?” ucap Marcus sambil tersenyum.

“Saya sekarang lebih banyak di klub, di Jakarta membantu anak anak.”

Salah satu pebulu tangkis yang mendapat saran dari Marcus adalah Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani. Sabar/Reza kerap berlatih di GOR Gideon Badminton Hall milik Marcus di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Saat ditanya mengenai prestasi bulutangkis Indonesia khususnya di sektor ganda putra, ia menyebut bahwa PBSI harus benahi sektor jika ingin mendapat gelar lagi.

Apalagi mengingat Ahsan/Hendra sudah termakan mengalami penurunan performa. Pasangan yang lebih junior, seperti Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin juga belum bisa menembus peringkat 10 besar.

“PBSI harus segera membenahi sektor ganda putra Indonesia yang berada di Pelatnas Cipayung. Menurunnya performa Fajar/Rian mestinya menjadi tolok ukur untuk melakukan perbaikan,” tutur Marcus.

“Saat saya keluar ada gantinya Fajar/Rian, tetapi tidak tahu kenapa bisa turun performanya. Saya juga jarang ke dalam (pelatnas), bahkan hampir setahun saya belum ke pelatnas lagi, jadi tidak tahu apa yang terjadi di dalam.”

“Kalau tidak salah, sebelum saya berhenti, mereka sempat rangking satu, tiba-tiba sekarang jadi terlempar ke ranking ke-7 atau berapa. Harusnya dari PBSI mulai berbenah karena kemarin mereka sempat jago, baru saja rangking satu.”

“Kenapa turun? Pasti ada penyebabnya. Tidak mungkin tiba-tiba turun ke ujung. Kalau turun ke peringkat kedua tidak apa-apa, tetapi ini tiba-tiba ketujuh.”

“Seharusnya ada evaluasi, banyak pasti kekurangannya. Tanya kepada atlet bagaimana sebaiknya karena mereka sudah pernah ranking satu, berarti levelnya ada di sana, kenapa bisa turun drastis?”, tutup keterangannya.

Exit mobile version