Manchester City Buat Iri Dua Klub Inggris yang Lagi Patah Hati di Liga Champions

Manchester City Buat Iri Dua Klub Inggris yang Lagi Patah Hati di Liga Champions

SCORE.CO.ID – Babak 16 besar Liga Champions sebentar lagi dimulai sejumlah klub raksasa dari negara favorit mempersiapkan diri mereka untuk menyongsong babak baru guna mendapatkan Trofi UCL musim 2023-2024.

Inggris mewakilkan dua klubnya, Manchester City menjadi klub terkuat dan favorit di babak 16 besar setelah melihat dua klub dari negara yang sama patah hati yaitu Manchester United dan Newcastle yang sama-sama gagal.

Ikhtisar Klub

Manchester City akan mengingat tahun 2023 sebagai tahun mereka akhirnya menaklukkan Eropa dan semua hal sebelumnya, tetapi ada patah hati di pentas dunia untuk dua tim Inggris.

Gelar Liga Premier kelima dalam enam tahun dan kemenangan derby di final Piala FA memperkuat dominasi tim asuhan Pep Guardiola di sepak bola domestik dan, dipimpin oleh Erling Haaland yang tak terhentikan, diikuti dengan gelar Liga Champions pertama .

Tidak ada argumen bahwa City pantas mendapatkannya, dengan raksasa Eropa Bayern Munich dan Real Madrid dikalahkan secara menyeluruh sebelum Rodri mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan terakhir atas Inter Milan di Istanbul.

City mendapati bahwa mempertahankan treble mereka agak sulit sejauh ini, dengan Premier League menjadi arena pertandingan yang lebih seimbang, namun pasukan Guardiola tidak punya pertanyaan lagi untuk dijawab.

Berjuang Ditengah Krisis Finansial

Senasib dengan Barcelona, melihat skuad City penuh bintang, tentu membuat finansial klub ini semakin bertambah.

Setelah didakwa melakukan 115 pelanggaran peraturan keuangan oleh Liga Premier pada bulan Februari 2023, membuat klub ini tersungkur masalah finansial.

“Manchester City telah dituntut oleh Liga Inggris karena diduga melanggar banyak aturan keuangan antara 2009 dan 2018,” dikutip dari pernyataan akun instagram, @brfootball, Senin (6/2/2023).

Baca Juga  Liverpool Takkan Memperpanjang Kontrak Tiga Pemain Senior

Klub yang digaungi Pep Guardiola itu dianggap melakukan manipulasi dalam hal laporan pendapatan klub, termasuk kerjasama sponsor. Tak cuma itu, City juga disebut mengakali nilai kontrak manajer dan para pemain selama periode itu.

Pelanggaran dalam pelaporan keuangan terkait Financial Fair Play (FFP) UEFA. Untuk kasus ini, City sempat dihukum berat tapi akhirnya menang banding dan mereka hanya membayar denda sebesar 50% dari pendapatan.