SCORE.CO.ID – Kabar hangat dari Singo Edan dimana ada ketakutan manajemen Arema FC di bursa transfer pemain jelang Liga 1 2025-2026. Mereka takut ‘beli kucing dalam karung’ saat mendatangkan pemain baru untuk musim depan.
Padahal Arema sudah menyiapkan dana sekitar kurang lebih 351 miliar untuk belanja pemain.
Tapi seperti diketahui, hingga saat ini Arema belum mengumumkan siapa saja pemain yang dipertahankan maupun dilepas. Justru, si pemain sendiri yang mempublikasikan nasibnya sendiri musim depan lewat akun media sosial masing-masing.
General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi sempat melempar sinyal tak akan melakukan perubahan besar-besaran dari skuad musim lalu. Sebagian besar pemain, baik lokal maupun asing bakal dipertahankan untuk musim depan.
“Kita jangan sampai beli kucing dalam karung saat mendatangkan pemain baru. Bukan cuma untuk pemain asing, tapi pemain lokal juga,” kata Yusrinal.
Cara Atasi Ketakutan Manajemen Arema di Bursa Transfer Pemain
Inal, sapaan akrab Yusrinal membeberkan, manajemen Arema punya sejumlah cara untuk menghindarkan klub dari tertipu pemain yang tak jelas kualitasnya. Pihaknya harus benar-benar cermat dalam memilih pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim.
Sebelum merekrut pemain, Arema mencoba membadingkan dengan pemain yang dimiliki sesuai posisi yang dibutuhkan. Tentunya dengan beberapa indikator penilaian, seperti skill, attitude, dan sebagainya.
“Kalau perbandingannya jauh dengan estimasi sesuai budget, maka kami ambil pemain baru. Tapi, kalau 11-12, kami lebih baik memoles pemain yang sudah ada, daripada nanti beli kucing dalam karung. Pemain itu juga punya kelebihan, karena gak perlu beradaptasi lagi, karena pengalamannya sudah tahu bagaimana Arema,” pungkasnya.
Lebih Selektif
Karena pengalamannya gagal untuk menembus lima besar pada musim lalu, Manajemen Arek FC meminta pelatih dan jajaran lebih selektif untuk membawa pemain siapa saja yang berhak main di klub kebanggaan mereka.
Bahkan bila perlu Arema lebih baik memulihkan beberapa pemain yang cedera ketimbang buru-buru membeli pemain di luar klub dengan harga mahal tanpa tahu seluk beluknya.
Dengan ini penggemar diwajibkan untuk tidak terlalu berharap banyak klub kebanggaan mereka seperti klub liga 1 lainnya.












