SCORE.CO.ID – Klub Olympique Lyonnais atau biasa disebut Lyon dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk “mengirim pesan tegas” kepada pihak berwenang Liga Prancis Ligue 1.
Pesan itu berupa upaya memboikot pertandingan yang dijadwalkan ulang antara Lyon lawan Marseille. Bentuk boikot yang dimaksud adalah pihak Lyon akan tetap melangsungkan pertandingan, tetapi mereka meminta para pendukungnya untuk tidak datang menonton pertandingan tersebut.
Pertandingan yang dijadwalkan ulang antara Lyon dan Marseille merupakan buntut dari aksi kekerasan yang dilakukan para pendukung Marseille terhadap pihak official Lyon. Pada akhir bulan Oktober 2023 lalu, para suporter Marseille dengan sengaja melempari bus yang ditumpangi skuad Fabio Grosso. Akibatnya, sang manajer mengalami luka dibagian wajah dan harus mendapatkan beberapa jahitan.
Tindakan kekerasan tersebut membuat pihak official Lyon memutuskan untuk membatalkan pertandingan secara sepihak. Mereka juga tidak lupa membuat laporan pengaduan ke pihak berwenang Liga Prancis Ligue 1 agar klub bernama lengkap Olympique de Marseille kena hukuman.
Akan tetapi, tampaknya pihak berwenang Liga Prancis Ligue 1 seolah tidak mempermasalahkan hal itu karena tidak ada hukuman apapun terhadap Marseille. Kecuali, fakta bahwa pertandingan dijadwalkan ulang hari Kamis dini hari, (7/12/23), pukul 3.00 WIB.
Ketiadaan sanksi serta situasi dimana hanya ada pertandingan yang dijadwalkan ulang jelas memicu kemarahan di setiap tingkatan Lyon – termasuk para pemain, pelatih, para eksekutif, pemilik, dan eks presiden Jean-Michel Aulas.
Melansir getfootballnewsfrance.com, (6/12/23), pihak Lyon sempat mempertimbangkan untuk melakukan boikot total. Itu berarti mereka tidak akan mau melakukan pertandingan melawan Marseille yang dijadwalkan ulang. Mereka ingin melakukan pukulan besar terhadap pihak berwenang Ligue 1.
“Kami benar-benar berpikir untuk memberikan pukulan besar,” tutur seorang sumber yang dekat dengan Lyon.
Akan tetapi, ketika mereka mempertimbangkan ulang gagasan tersebut. Karena pada kenyataannya, Lyon juga membutuhkan pertandingan yang dijadwalkan ulang tersebut demi bisa mendapatkan poin di klasemen. Jika tidak, maka pihak Lyon berani mengambil sikap untuk melakukan boikot total.
“Ketika kami melihat klasemen, kami tidak boleh kalah di lapangan. Jika Lyon berada di posisi yang lebih tinggi di klasemen… keadaannya bisa berbeda,” tambah sumber tersebut.
Sumber tersebut menambahkan bahwa meskipun Lyon telah memutuskan untuk memainkan pertandingan tersebut, mereka melakukannya dengan benar-benar terpaksa. Karena, tidak ada seorangpun dari pihak Lyon yang benar-benar ingin pergi ke Velodrome pada hari Rabu.
Salah satu dampak yang mungkin ditimbulkan dari boikot penonton di pertandingan Lyon dan Marseille yang diselenggarakan hari Kamis dini hari, (8/12/23), di Stadion Velodrome adalah berkurangnya jumlah orang yang akan datang ke stadion. Hal ini merugikan pihak Marseille selaku tuan rumah karena stadion yang sejatinya memiliki kapasitas 65.000 orang tidak akan penuh orang pada saat pertandingan.
Insiden pelemparan yang dilakukan para pendukung Marseille ke bus pihak official Lyon merupakan salah satu insiden kekerasan yang semakin marak di dunia sepak bola Liga Prancis Ligue 1. Dan memang seharusnya mendapatkan ganjaran yang setimpal.