Score – Liga Mahasiswa Mandiri Basketball 2023 bersiap untuk digelar mulai 12 Oktober mendatang. Kompetisi kembali dengan sistem awal, yakni dua kota penyelenggara, di mulai dari babak regional lalu menuju nasional.
Menariknya, di edisi kali ini, pemain Indonesia Basketball League (IBL) yang masih berstatus mahasiswa boleh membela nama kampusnya di kompetisi ini. Namun, dengan beberapa persyaratan.Jakarta akan menjadi kota penyelenggara pertama untuk pertandingan regional Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Kemudian berlanjut menuju Yogyakarta untuk laga regional Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perubahan sistem dari tahun sebelumnya, satu fase, menjadi dua fase regional kemudian satu fase nasional membuat medio kompetisi akan lebih panjang dari jumlah pertandingan serta pesertanya.”Setelah berbagai pencapaian besar dan event besar seperti emas SEA Games, lalu IBL, FIBA Asia Cup, kemudian World Cup, kami (Lima) berjuang lebih keras untuk membangun kembali kompetisi ini. Karena kita tahu, kompetisi ini memiliki peran penting sebagai jembatan bagi pemain sebelum masuk ke level profesional. Kompetisi ini juga menjadi wadah untuk melahirkan bibit-bibit muda masa depan,” ungkap Direktur Lima, Junas Miradiarsyah di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2023.”Ada banyak tim-tim baru universitas baru yang belum besar nama basketnya. Total ada 32 tim putra dan 16 tim putri yang terbagi di dua regional. Regional pertama akan berlangsung 12-20 Oktober 2023. Lalu, regional 2 bermain pada 26 Oktober-4 November 2023. Empat tim putra dan empat tim putri terbaik dari setiap regional akan bermain kembali di babak grand final pada 30 November-3 Desember 2023 di Jakarta,” tambahnya.Dengan medio pertanding yang lebih panjang diharapkan kompetisi ini bisa menciptakan kualitas tim kamusnya dan pemain (secara individu) yang lebih baik lagi. Untuk itu, pihaknya memperbolehkan setiap Tim Lima diperkuat oleh maksimal dua pemain IBL dengan batas durasi performa.”Syaratnya, pemain (IBL) tersebut masih berstatus mahasiswa, lalu kalau bermain di IBL tidak lebih dari dua tahun. Kalau lebih dari dua tahun bermain di IBL, maka sudah tidak bisa lagi main di Liga Mahasiswa ini. Disisi lain, kompetisi ini juga bisa memberikan manfaat lain bagi pemain IBL yang memiliki menit bermain sangat sedikit di IBL. Di Lima mereka bisa menambah menit bermainnya untuk dapat bersaing lebih baik di IBL musim selanjutnya,” tegas Junas.Menurutnya, cukup banyak pemain IBL yang memulai perjalanan karir basketnya dari Lima. Contohnya, Yudha Saputera yang sebelumnya bermain di ITHB dan Althof Dwira Satrio dari UPH.”Mereka dari Lima, juara, lalu berkarir ke IBL, dan berlanjut sebagai andalan di Tim Nasional Indonesia. Mereka ini menjadi contoh keberhasilan seorang pemain. Kisah ini yang ingin kami angkat agar keberhasilan mereka bisa menginspirasi banyak pemain muda untuk tampil lebih berprestasi. Melahirkan lebih banyak pemain berkualitas,” tukas Junas yang juga Direktur IBL tersebut.Perwakilan PB Perbasi, George Dendeng mengatakan jika untuk edisi kali ini, pihaknya menampung berbagai input dari hasil evaluasi kekurangan penyelenggaraan tahun sebelumnya yang belum ideal karena covid. Hingga pihaknya pun berbicara dengan Lima untuk bisa meningkatkan jumlah pertandingan di musim ini.”Ini demi menjaga agar level kompetisi di Lima tetap kompetitif dengan peserta lebih banyak. Apalagi kami melihat musim ini ada banyak kampus-kampus yang membuka kesempatan beasiswa dari basket untuk merekrut pemainnya. Itu yang membuat kami antusias, karena ada nama kampus-kampus baru yang ingin tampil bersaing di Lima,” ucapnya.”Talenta para “student athlete” sudah kami pantau sejak lama. UPH, ITHB, dan Perbanas menjadi kampus yang komitmen memberikan beasiswa khusus jalur basket. Beberapa nama Student Athlete yang populer di level SMA, ada juga yang bergabung di kampus yang belum ada nama di level basket mahasiswa. Semoga kita bisa melihat kejutan-kejutan dari mereka,” tutur George menambahkan.Dia pun berharap, kedepannya akan ada lebih banyak lagi kesempatan untuk para tim-tim peserta mendapatkan gim lebih banyak. Karena dengan memiliki gim lebih banyak, maka para pemain dinilai bisa mendapatkan menit bermain lebih dan itu bisa meningkatkan kualitas kompetisi maupun pemainnya.***
ADVERTISEMENT