Leicester degradasi: Kronologi lengkap & analisis penyebab utama kini

Penyebab The Foxes turun kasta ke Liga Championship musim ini

Leicester degradasi: Kronologi lengkap & analisis penyebab utama kini
Leicester degradasi: Kronologi lengkap & analisis penyebab utama kini

Leicester Degradasi

score.co.id – Sungguh pilu menyaksikan Leicester City, yang pernah mengguncang dunia sebagai juara Liga Primer Inggris 2016, kini tersungkur ke Championship pada musim 2024-2025. Kekalahan tipis 1-0 dari Liverpool di King Power Stadium pada 20 April 2025 menjadi tamparan terakhir yang memastikan mereka terdegradasi. Bagaimana tim yang dulu menjungkalkan raksasa sepak bola Inggris ini bisa jatuh begitu dalam? Mari kita telusuri kronologi musim Leicester dan gali apa saja yang membuat mereka terpuruk, dengan sudut pandang yang segar dan data yang bisa dipercaya untuk para penggemar bola yang penasaran.

Awal Musim: Harapan yang Pudar di Bawah Steve Cooper

Leicester memulai musim dengan semangat membara setelah sukses promosi dari Championship. Dengan Steve Cooper di kursi pelatih, yang dikenal piawai menyelamatkan Nottingham Forest dari jurang degradasi, The Foxes bermimpi bisa nyaman di papan tengah. Sayangnya, mimpi itu cepat sirna. Dari 12 laga pembuka, mereka cuma mengantongi dua kemenangan, sisanya dihiasi hasil imbang dan kekalahan. November 2024 pun tiba, dan Leicester sudah nyaris tenggelam di zona merah, hanya selangkah di atas garis bahaya.

Penyebab The Foxes turun kasta ke Liga Championship musim ini
Penyebab The Foxes turun kasta ke Liga Championship musim ini

Keputusan untuk memecat Cooper pada 24 November 2024 bikin banyak orang terkejut. Performa tim memang buruk, tapi mengganti pelatih begitu cepat terasa seperti kepanikan. Ben Dawson, yang mengambil alih sebagai pelatih sementara, tak mampu mengubah nasib. Periode ini jadi cermin betapa rapuhnya fondasi Leicester, yang terus goyah sepanjang musim.

Pergantian Manajerial: Ruud van Nistelrooy dan Harapan yang Tak Terwujud

Tanggal 1 Desember 2024, Leicester mengumumkan Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih baru. Nama besar sang legenda Manchester United ini membawa harapan baru bagi fans. Tapi, seperti api yang cepat padam, optimisme itu tak bertahan lama. Dalam 20 pertandingan, tim hanya menang dua kali, sementara kekalahan jadi menu sehari-hari. Bayangkan, sembilan kekalahan beruntun di kandang tanpa sebiji gol pun—rekor memalukan yang mencatatkan sejarah kelam di sepak bola Inggris.

Baca Juga  Baru Dapat Sanksi Rp 50 Juta dari PSSI, PSM Makassar Sudah Dihantui Hukuman Lainnya

Van Nistelrooy, meski punya pengalaman sebagai asisten dan pelatih di klub kecil, tampak kewalahan menghadapi ganasnya Liga Primer. Dia sendiri bilang ada “jurang kualitas” antara Leicester dan tim lain. Gaya taktiknya, yang lebih menyerang ketimbang serangan balik ala Cooper, tak cocok dengan skuad. Pergantian pelatih yang terburu-buru dan minimnya waktu untuk membangun chemistry jadi salah satu biang kerok musim ini.

Puncak Tragedi: Kekalahan dari Liverpool dan Kepastian Degradasi

Tanggal 20 April 2025 jadi hari yang kelam bagi Leicester. Menjamu Liverpool di King Power Stadium, mereka kalah 1-0 lewat gol Trent Alexander-Arnold di babak kedua. Hasil ini bukan cuma soal kehilangan poin, tapi juga stempel akhir bahwa Leicester resmi terdegradasi. Dengan cuma 18 poin dari 33 laga dan tertinggal 18 poin dari zona aman, harapan bertahan di Liga Primer pupus, meski masih ada lima pertandingan tersisa.

Kekalahan ini seperti cerminan musim mereka: penuh perjuangan, tapi tak cukup. Leicester, yang dulu jadi dongeng sepak bola, kini dicap sebagai tim “yo-yo” oleh Gary Lineker, bolak-balik antara Liga Primer dan Championship. Sungguh ironis untuk tim yang pernah menginspirasi dunia.

Analisis Penyebab Utama: Mengapa Leicester Jatuh?

Performa Lapangan yang Memprihatinkan

Data musim 2024-2025 bikin miris: Leicester cuma menang empat kali dari 33 laga, kalah 23 kali, dengan selisih gol minus 46 (27 gol dicetak, 73 kebobolan). Di kandang, mereka cuma menang dua kali, bahkan sempat sembilan laga tanpa gol—aib yang sulit dilupain. Tandang juga tak lebih baik, dengan dua kemenangan dari 16 laga. Jamie Vardy, meski masih tajam dengan tujuh gol, tak bisa menyelamatkan tim sendirian.

Bandingkan dengan musim lalu di Championship, performa ini bagaikan langit dan bumi. Lini serang mereka tumpul, lini belakang rapuh. Kebobolan 73 gol menunjukkan betapa leletnya pertahanan, sementara minimnya peluang di depan membuat fans cuma bisa mengelus dada.

Baca Juga  Pertamina kembangkan "green refinery" dukung target NZE 2060
Ketidakstabilan Manajerial dan Pergantian Taktis

Pergantian dari Cooper ke Van Nistelrooy bikin tim kehilangan arah. Cooper punya gaya serangan balik yang terbukti manjur di klub sebelumnya, tapi tak jalan di Leicester karena skuad tak punya pemain cepat dan cerdas. Van Nistelrooy coba main lebih terbuka, tapi pemain bingung menjalankannya. Akibatnya, tim tampil seperti kapal tanpa nahkoda.

Roy Keane, dengan gaya sinisnya, bilang Leicester “main kayak tim Championship” sebelum laga lawan Liverpool. Ucapan itu terbukti benar. Keputusan manajerial yang buru-buru dan taktik yang tak konsisten jadi penyakit utama.

Cedera Pemain Kunci

Cedera pemain seperti Abdul Fatawu dan Wilfred Ndidi bikin Leicester pincang. Fatawu, yang jadi tumpuan di sayap saat promosi, absen di laga-laga krusial. Ndidi, dengan kemampuan bertahannya di lini tengah, juga sering absen. Meski cedera bukan satu-satunya masalah, kehilangan pemain kunci di saat genting bikin tim makin terpuruk.

Faktor Eksternal: Kendala Keuangan dan Kepergian Maresca

Di luar lapangan, Leicester terhimpit masalah finansial. Aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) membatasi mereka mendatangkan pemain top. Kepergian Enzo Maresca ke Chelsea di musim panas 2024 juga meninggalkan lubang besar. Maresca adalah otak di balik kesuksesan promosi, dan kehilangannya bikin tim kehilangan visi. Ditambah keputusan untuk tidak memperkuat pertahanan di bursa transfer Januari 2025, Leicester seperti menyerah sebelum bertanding.

Statistik yang Bercerita

Berikut gambaran statistik Leicester musim 2024-2025:

  • Posisi Akhir Liga: Ke-19

  • Pertandingan Dimainkan: 33

  • Kemenangan: 4

  • Imbang: 6

  • Kekalahan: 23

  • Gol Dicetak: 27

  • Gol Kebobolan: 73

  • Selisih Gol: -46

  • Poin: 18

  • Rekor Kandang: 2 menang, 3 imbang, 11 kalah

  • Rekor Tandang: 2 menang, 3 imbang, 11 kalah

  • Top Skor: Jamie Vardy (7 gol di liga, 8 di semua kompetisi)

Angka-angka ini seperti buku harian kegagalan, menunjukkan kelemahan di setiap lini. Rekor kandang yang buruk dan selisih gol yang mengerikan jadi bukti Leicester tak mampu bersaing.

Baca Juga  Eks Striker Gacor Persib Resmi Punya Klub Baru, Gabung Mantan Klub

Suara dari Lapangan

Ruud van Nistelrooy blak-blakan soal tantangannya: “Kualitas kami jauh di bawah tim lain di Liga Primer. Kami sudah coba, tapi tak cukup.” Kapten tim Conor Coady juga tak menutupi kekecewaan: “Kami tak cukup bagus. Ini sakit, tapi kami harus terima.” Gary Lineker, legenda klub, menyebut Leicester “tim yo-yo,” menggambarkan pola naik-turun mereka. Roy Keane bahkan sudah memprediksi nasib buruk ini jauh-jauh hari. Kata-kata mereka menegaskan bahwa degradasi ini bukan kejutan, melainkan hasil dari masalah yang menumpuk.

Kesimpulan: Pelajaran dari Tragedi Leicester

Degradasi Leicester musim 2024-2025 adalah buah dari berbagai masalah: performa buruk, pelatih yang tak stabil, cedera pemain penting, taktik yang berantakan, dan kendala finansial. Musim ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan di Championship tak otomatis berlanjut di Liga Primer tanpa persiapan matang.

Akibat degradasi ini besar. Leicester mungkin kehilangan bintang seperti James Maddison atau Harvey Barnes, yang tak ingin bermain di kasta kedua. Penurunan pendapatan dari hak siar juga bisa bikin mereka sulit bangkit. Tapi, dengan sejarah keajaiban di masa lalu, The Foxes punya harapan untuk kembali, asal belajar dari kegagalan ini.

Bagi fans, ini saatnya tetap setia mendukung di Championship. Dan untuk kabar terbaru seputar sepak bola, jangan lupa ikuti score.co.id untuk analisis mendalam dan berita terkini yang bikin kamu selalu update!