Laporan Terbaru: Kondisi Xabi Alonso Setelah Madrid Tertinggal 4 Poin dari Barcelona

Situasi terkini Madrid di La Liga dan reaksi Xabi Alonso.

Laporan Terbaru Kondisi Xabi Alonso Setelah Madrid Tertinggal 4 Poin dari Barcelona
Laporan Terbaru Kondisi Xabi Alonso Setelah Madrid Tertinggal 4 Poin dari Barcelona

Kondisi Xabi Alonso Madrid Tertinggal 4 Poin

score.co.id – Sorak-sorai kemenangan 2-1 atas Deportivo Alaves di Stadion Mendizorrotza belum sepenuhnya meredakan badai di ibu kota Spanyol. Bagi Xabi Alonso, tiga poin itu lebih menyerupai oksigen yang menyelamatkannya dari jurang, bukan pertanda kebangkitan. Real Madrid memang memangkas jarak dengan Barcelona menjadi empat poin, namun 39 poin yang mereka kumpulkan dari 17 laga justru mengabadikan sebuah tren mengkhawatirkan: ini adalah defisit terbesar mereka sepanjang musim, setelah sempat unggul lima poin atas sang rival.

Di balik statistik kering yang hanya meraih dua kemenangan dari delapan laga terakhir, tersembunyi krisis identitas yang lebih dalam. Artikel ini membedah mengapa proyek megah sang legenda Madrid itu terancam gagal hanya dalam hitungan bulan, menguliti akar masalah taktis, dinamika ruang ganti, dan badai cedera yang menjelaskan “mengapa” Alonso masih bertahan, sekaligus “bagaimana” masa depannya yang sangat suram.

Situasi terkini Madrid di La Liga dan reaksi Xabi Alonso.
Situasi terkini Madrid di La Liga dan reaksi Xabi Alonso.

Dilema Taktis: Filosofi Alonso Bertabrakan dengan DNA Real Madrid

Kedatangan Xabi Alonso ke Santiago Bernabeu disambut bagai sang juru selamat. Reputasinya sedang di puncak setelah membawa Bayer Leverkusen menjadi juara Bundesliga tanpa sekalipun terkalahkan, dengan filosofi permainan terstruktur, dominan, dan intens. Harapan pun melambung. Awal musim yang meyakinkan, ditambah kemenangan 2-1 atas Barcelona pada Oktober, seolah mengonfirmasi bahwa Madrid telah menemukan versi terbarunya. Namun, cahaya itu cepat meredup.

Masalah utama bermula dari ketidakcocokan mendasar antara filosofi Alonso dan karakter pemain yang ia miliki. Alonso membawa skema 3-2-5 dalam fase menyerang yang sangat terukur dari Leverkusen, di mana setiap pergerakan punya maksud dan kontrol posisi adalah segalanya. Namun, di Madrid, ia berhadapan dengan sekumpulan bintang yang terbiasa dengan kebebasan ekspresif dan solusi individual ala Carlo Ancelotti. Hasilnya adalah sebuah tim yang terlihat kaku dan kehilangan kreativitas saat menghadapi pertahanan padat. Serangan mereka menjadi mudah ditebak, terlalu sering bergantung pada sisi kiri dan umpan-umpan panjang, yang berujung pada tembakan dari jarak jauh yang tidak berkualitas.

“Possession football is not about keeping the ball for the sake of it. It’s about patience, precision, and creating the right opportunities to break down the opposition,” – Xabi Alonso.

Kutipan Alonso di atas menggambarkan idealnya, namun realita di lapangan berbeda. Transisi defensif yang kacau menjadi titik lemah yang sering dihukum lawan. Sistem pressing tinggi yang ingin diterapkan Alonso pun kerap gagal akibat koordinasi yang buruk antar pemain; terlihat dari kebingungan Federico Valverde yang berulang kali menengok ke bangku cadangan untuk bertanya apakah harus menekan atau bertahan dalam blok 4-4-2. Ketergantungan berlebihan pada individu seperti Kylian Mbappe semakin memperparah keadaan, karena aliran serangan mandeg ketika sang bintang Prancis itu tidak bisa mencetak gol.

Baca Juga  Girona Kepleset Lagi, Mampukah Mengejar?

Krisis Kepemimpinan dan Retaknya Harmoni Ruang Ganti

Jika masalah taktis bisa diatasi dengan waktu, persoalan di belakang layar justru lebih beracun dan menggerogoti fondasi kepelatihan Alonso. Laporan-laporan media menggambarkan situasi ruang ganti Real Madrid sebagai stagnan, dipenuhi frustrasi, dan mulai kehilangan kepercayaan terhadap pesan taktis pelatih.

Otoritas Alonso sebagai seorang pelatih muda di hadapan ruang ganti yang penuh bintang besar dipertanyakan. Beberapa keputusan hariannya, mulai dari rotasi taktis hingga manajemen perjalanan tim, dikabarkan memicu ketidakpuasan di kalangan pemain. Ketidakharmonisan ini adalah racun mematikan bagi sebuah tim yang membutuhkan solidaritas dan kepercayaan kolektif, terutama ketika hasil tidak kunjung membaik.

Dukungan publik yang mulai sirna, ditandai dengan cemoohan saat kekalahan dari Manchester City, hanya menambah beban. Alonso terjepit di antara tuntutan manajemen yang ingin melihat identitas permainan baru, ekspektasi fans yang selalu menginginkan kemenangan, dan realita ruang ganti yang mulai retak. Dalam kondisi seperti ini, kemenangan tipis atas Alaves hanya menjadi pembalut luka, bukan obat penyembuh.

Masalah Utama Penyebab Dampak
Dilema Taktis Ketidakcocokan filosofi dengan skuad Serangan kaku dan mudah ditebak
Krisis Kepemimpinan Frustrasi di ruang ganti Kehilangan solidaritas tim
Badai Cedera Absen pemain kunci Performa anjlok dan eksperimen berisiko

Badai Cedera: Pembenaran atau Pengungkap Kelemahan?

Tidak bisa dimungkiri, Alonso menghadapi musim yang dihantam badai cedera parah. Sebelum laga kontra Alaves saja, setidaknya 12 pemain absen, melumpuhkan lini belakang dan memaksa Alonso melakukan eksperimen berisiko. Nama-nama penting seperti Eder Militao, David Alaba, Dani Carvajal, dan Trent Alexander-Arnold menghuni ruang perawatan.

Namun, di Real Madrid, alasan cedera jarang diterima sebagai pembenaran tunggal. Justru, situasi ini mengungkap kelemahan mendalam dalam kedalaman skuad dan perencanaan tim. Beberapa pemain pengganti terbukti tidak siap menjadi solusi jangka panjang, sehingga performa tim anjlok ketika pemain inti absen. Cedera panjang Militao, misalnya, tidak hanya menghilangkan bek tengah terbaik, tetapi juga merusak stabilitas seluruh sistem pertahanan yang coba dibangun Alonso.

Baca Juga  Man of the Match Real Madrid vs AC Milan: Mike Maignan

Alonso terpaksa memasang pemain muda seperti Victor Valdepenas untuk debut di laga penting. Meski dipuji, keputusan darurat ini merupakan cerminan dari krisis yang memaksanya meninggalkan skema idealnya. Badai cedera ini bukan sekalah nasib buruk, melainkan ujian sesungguhnya bagi kemampuan seorang manajer dalam mengelola sumber daya dan beradaptasi — ujian yang sejauh ini belum bisa dijawab Alonso dengan meyakinkan.

Masa Depan yang Menggantung: Bertahan atau Tergantikan?

Jadi, ke mana arah proyek Xabi Alonso setelah kemenangan penyelamat ini? Jawabannya sangat sederhana: ia sedang bermain dengan waktu yang sangat tipis. Laporan menyebutkan posisinya “bergantung pada seutas benang” dan manajemen telah mempertimbangkan sejumlah nama pengganti, termasuk Álvaro Arbeloa dari tim cadangan.

Jadwal pertandingan hingga akhir tahun 2025 akan menjadi pengadilan sesungguhnya. Laga Copa del Rey melawan CF Talavera dan lanjutan La Liga kontra Sevilla adalah ujian wajib yang harus dilalui dengan kemenangan meyakinkan. Manajemen Madrid dikabarkan menetapkan standar bahwa tiga kemenangan penuh dari tiga laga tersebut adalah harga mati bagi Alonso untuk bertahan hingga tahun 2026.

Kemenangan atas Alaves telah memberikan Alonso “match point” pertamanya untuk berbalik. Namun, sejarah di Real Madrid mengajarkan bahwa kesabaran sangatlah pendek. Alonso tidak hanya perlu mengumpulkan poin, tetapi juga harus segera menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam identitas permainan, memperbaiki keretakan di ruang ganti, dan menemukan solusi atas ketergantungan taktisnya. Jika tidak, kepulangan sang legenda mungkin akan berakhir sebagai sebuah kisah singkat yang penuh potensi namun tak terwujud, tertelan oleh mesin besar Bernabeu yang tak kenal ampun.

Proyeksi: Dua Jalan di Persimpangan

Masa depan Xabi Alonso di Real Madrid kini berada di persimpangan tajam. Satu jalan menuju penebusan, lainnya berujung pada pintu keluar yang terdengar cepat. Kemenangan atas Alaves hanyalah izin untuk terus bernapas, bukan jaminan pemulihan. Tantangan sebenarnya adalah memanfaatkan momentum ini untuk membangun konsistensi dan, yang lebih penting, menjembatani kesenjangan antara filosofinya dengan realitas skuad. Alonso harus menemukan kompromi: menerapkan disiplin taktis tanpa membelenggu kreativitas bintang-bintangnya, serta membangun ketahanan mental tim di tengah tekanan yang kian membesar.

Baca Juga  Kepindahan Trent Alexander ke Real Madrid Kian Memanas

Pertandingan-pertandingan mendatang akan menjadi cermin sesungguhnya. Apakah Alonso mampu beradaptasi dan berevolusi, atau ia akan tetap kukuh pada idealismenya hingga tumbang? Jawabannya tidak hanya akan menentukan nasibnya, tetapi juga arah Real Madrid di paruh musim yang menentukan.

Ikuti terus analisis mendalam dan berita terbaru seputar La Liga dan dunia sepak bola hanya di score.co.id.