AC Milan vs Como Digelar di Australia
score.co.id – Sebuah keputusan bersejarah dan kontroversial resmi diumumkan, menggetarkan dunia sepak bola Eropa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pertandingan liga domestik kasta tertinggi akan digelar jauh dari daratan Eropa. AC Milan, raksasa Serie A, secara resmi akan menjadikan Optus Stadium di Perth, Australia, sebagai “kandang” sementara untuk menjamu Como pada pekan ke-24 Serie A, Februari 2026 mendatang. Keputusan yang disetujui oleh UEFA, FIGC, dan pihak terkait ini bukan tanpa alasan. Di balik alasan teknis yang tampak di permukaan, tersimpan narasi strategis yang jauh lebih besar tentang upaya bertahan hidup Liga Italia di panggung global.
Latar Belakang Keputusan Bersejarah di Benua Kanguru
Pada 6 Oktober 2025, UEFA memberikan lampu hijau yang disertai dengan nada “penyesalan” untuk rencana ini. Mereka menegaskan bahwa ini adalah keputusan sementara dan eksklusif, bukan sebuah preseden yang akan membuka pintu bagi pertandingan liga lain di masa depan. Persetujuan serupa juga telah diberikan oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pada Juli 2025, serta dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Football Australia. Meski demikian, konfirmasi final dari FIFA masih ditunggu sebagai formalitas terakhir.

Alasan Logistik: Ketidaktersediaan San Siro
Alasan logistik yang langsung terlihat adalah ketidaktersediaan Stadion Giuseppe Meazza atau San Siro. Stadion ikonis Milan tersebut akan disita untuk kepentingan akbar Olimpiade Musim Dingin Milano-Cortina 2026. Dari tanggal 6 hingga 22 Februari 2026, San Siro akan menjadi tuan rumah upacara pembukaan dan sejumlah acara terkait, membuatnya mustahil untuk menggelar pertandingan sepak bola. Situasi ini memaksa manajemen AC Milan untuk berpikir keras mencari venue alternatif. Namun, pemilihan Australia yang jaraknya lebih dari 14.000 kilometer bukanlah sekadar pilihan acak.
Analisis Mendalam: Strategi Finansial dan Misi Kebangkitan Serie A
Jika dicermati lebih dalam, alasan sebenarnya dari langkah spektakuler ini adalah sebuah strategi finansial dan promosi yang krusial bagi masa depan Serie A. Liga Italia telah lama tertinggal jauh dari rival-rivalnya, terutama Premier League Inggris. Data terbaru sangat mencengangkan:
| Liga | Pendapatan Hak Siar (2025-2029) | Catatan |
|---|---|---|
| Premier League | €12 miliar | Total untuk periode 2025-2029 |
| Serie A | €780 juta/tahun | Hanya untuk hak siar domestik |
Kesenjangan yang lebar ini menciptakan ketimpangan daya saing yang makin parah. Pertandingan di Australia ini diproyeksikan menjadi mesin pendapatan baru.
Estimasi Pendapatan
- Pendapatan kotor: €12 juta dari penjualan tiket, paket sponsor khusus, dan hak siar regional.
- Net pendapatan: €8-9 juta, dibagikan kepada klub-klub Serie A, dengan porsi terbesar untuk AC Milan sebagai tuan rumah.
Ini adalah suntikan dana segar yang sangat berarti. Dalam pernyataan resminya, Como menyebut langkah ini sebagai “pengorbanan yang diperlukan”, sebuah investasi jangka panjang untuk merevitalisasi brand Serie A di mata global. Tujuannya adalah mengembalikan kejayaan liga yang pernah mendominasi Eropa di era 1990-an.
Mengapa Australia?
Australia dipilih karena memiliki populasi diaspora Italia yang besar dan hubungan historis yang kuat dengan AC Milan, yang diperkuat oleh tur pra-musim mereka pada 2024-2025. Ini adalah pasar yang potensial untuk dibidik.
Dampak, Kontroversi, dan Proyeksi ke Depan
Keputusan ini tidak diterima dengan tangan terbuka oleh semua pihak. Kelompok suporter AC Milan, termasuk sejumlah elemen ultras, menyuarakan kekecewaan mereka. Kapten Rossoneri, Mike Maignan, secara terbuka menyoroti masalah jet lag dan kelelahan akibat perjalanan lebih dari 20 jam. Gelandang anyar Adrien Rabiot juga mengungkapkan concern serupa, sambil meratapi hilangnya atmosfer magis San Siro yang tak tergantikan.
Dampak pada Penggemar
Bagi para pemegang tiket musim, keputusan ini terasa seperti pengkhianatan. Mereka telah membayar untuk 19 laga kandang, tetapi pada kenyataannya hanya akan menyaksikan 18 laga langsung di Milan. Menanggapi hal ini, Como mengambil inisiatif dengan mengundang 50 penggemar setia untuk terbang ke Perth secara gratis sebagai “duta besar Serie A”. Di sisi lain, AC Milan terus menggaungkan manfaat jangka panjang, seperti ekspansi basis penggemar yang diperkirakan bisa menembus lebih dari 2 juta orang di Australia.
Posisi UEFA dan Proyeksi
UEFA menegaskan sifat “eksepsional” dari keputusan ini, menyebut kerangka regulasi FIFA yang masih ambigu sebagai celah. Namun, banyak pengamat yang curiga: jika eksperimen ini sukses secara finansial dan mendapat sambutan hangat, tekanan untuk mengulanginya di masa depan akan sangat besar.
Kesimpulan: Sebuah Langkah Berani di Tengah Turbulensi
Meskipun dipicu oleh kendala logistik Olimpiade, pemindahan laga AC Milan vs Como ke Australia adalah cerminan dari realitas pahit yang dihadapi Serie A. Ini adalah langkah berani dan kalkulatif untuk bertahan dalam persaingan global yang semakin ketat. Pendapatan finansial langsung adalah pendorong utamanya, sambil dibungkus dengan misi mulia membangun kembali brand Serie A.
Jika berhasil, ini bisa menjadi blueprint baru bagi liga-liga Eropa lainnya yang terdesak. Namun, jika gagal, ini bisa menjadi eksperimen satu kali yang mahal. Satu hal yang pasti: semua mata akan tertuju ke Perth pada Februari 2026, menyaksikan sebuah babak baru dalam sejarah sepak bola ditorehkan.
Jangan lewatkan perkembangan terbaru seputar persiapan laga bersejarah ini dan berita sepak bola terkini lainnya hanya di Score.co.id.












