Itu Sebuah Kesalahan”: Kyle Walker Blak-blakan Soal Keputusannya Hengkang dari Man City

Ungkapan penyesalan terdalam setelah pindah klub.

Kyle Walker Hengkang dari Man City
Kyle Walker Hengkang dari Man City

Kyle Walker Hengkang dari Man City

score.co.id – Sebuah keputusan yang diambil dalam gejolak emosi dan ambisi pribadi kini menjadi bahan refleksi mendalam bagi salah satu bintang sepak bola Inggris. Kyle Walker, bek kanan yang namanya harum seiring dengan era keemasan Manchester City, secara mengejutkan membuka suara tentang penyesalan yang menyelimuti langkahnya meninggalkan Etihad Stadium. Dalam wawancara blak-blakan yang mengguncang dunia sepak bola pada Oktober 2025, sang kapten mengaku bahwa keputusannya untuk hengkang di tengah badai yang melanda City mungkin adalah sebuah kesalahan besar.

Pengakuan jujur ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi sebuah potret kerumitan dalam karir atlet elite di mana loyalitas, ego, dan keinginan pribadi saling bertarung. Walker, dengan 96 caps untuk Timnas Inggris, tanpa tedeng aling-aling menyebut tindakannya sebagai tindakan “egois” yang pertama dalam karirnya yang cemerlang. Artikel ini akan mengupas tuntas latar belakang, dampak, dan segala dinamika di balik keputusan kontroversial yang mengubah perjalanan karir pemain berusia 35 tahun tersebut.

Ungkapan penyesalan terdalam setelah pindah klub.
Ungkapan penyesalan terdalam setelah pindah klub.

Awal Mula Badai di Etihad: Krisis yang Memicu Kepergian

Musim Kelam Manchester City

Musim 2024/25 menjadi babak kelam bagi Manchester City di bawah kendali Pep Guardiola. Klub yang biasanya begitu perkasa dan sulit dikalahkan tiba-tiba kehilangan cengkeramannya. Statistik berbicara jelas: enam kekalahan dan dua hasil imbang dalam sembilan laga awal Premier League adalah bukti nyata betapa tim ini tengah terpuruk. Di tengah situasi yang tidak menentu ini, Kyle Walker, yang dipercaya sebagai kapten, justru menemui posisinya yang semakin tergerus.

Pergeseran Peran dan Frustrasi

Kepercayaan Guardiola secara perlahan beralih kepada wajah-wajah muda yang dinilai lebih energik dan sesuai dengan sistem permainan yang diinginkan. Rico Lewis, pemain jebolan akademi, mulai sering mengisi posisi bek kanan yang selama ini menjadi domain Walker. Merasa tidak puas hanya menjadi pilihan cadangan dan bermain sesekali, frustrasi mulai membumbui hari-hari Walker. Situasi di dalam lapangan ini diperparah dengan badai di luar lapangan, termasuk proses perceraiannya dari Annie Kilner dan berbagai tuduhan terkait kehidupan pribadinya. Kombinasi faktor inilah yang kemudian menjadi katalisator bagi Walker untuk mengajukan permintaan hengkang, sebuah keputusan yang akhirnya disetujui oleh manajemen City.

Baca Juga  Phil Foden Tampil Dasyat: Kemenangan 4-0 Man City dan Pandangan Guardiola

Mencari Kebahagiaan Baru: Pinjaman ke AC Milan

Langkah Mengejutkan ke Serie A

Pada jendela transfer Januari 2025, dunia sepak bola dikejutkan dengan kepindahan Kyle Walker ke AC Milan. Bukan dengan status transfer permanen, melainkan melalui kesepakatan pinjaman selama enam bulan. Bagi Walker, ini adalah peluang emas untuk mendapatkan menit bermain yang ia dambakan sekaligus mewujudkan impian lama untuk merasakan atmosfer sepak bola di luar Inggris.

Performa di Rossoneri

Di Serie A Italia, Walker tercatat tampil dalam 16 pertandingan dengan kostum Rossoneri. Sayangnya, performanya tidak cukup konsisten dan meyakinkan untuk membuat klub asal Milano itu mempermanenkan kontraknya di akhir masa pinjaman. Walker sendiri merefleksikan periode ini dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia senang telah menjalani petualangan barunya, namun di sisi lain, ia mengakui bahwa ia sebenarnya bisa tampil lebih baik. Keputusan untuk bergabung dengan Milan ini, yang awalnya terlihat sebagai pelarian menuju kebahagiaan, justru menjadi awal dari penyesalan mendalamnya.

Mengurai Penyesalan: Wawancara Blak-blakan dengan Sky Sports

Pengakuan yang Mengguncang

Babak paling dramatis dari seluruh episode ini terjadi pada awal Oktober 2025, ketika Walker duduk dan berbicara secara terbuka dengan Sky Sports. Dengan nada suara yang terdengar berat, Walker membeberkan isi hatinya tanpa filter.

“Haruskah saya pergi dan dipinjamkan ke AC Milan? Saya adalah kapten klub, dan Anda adalah orang pertama yang disalahkan ketika segalanya tidak berjalan baik. Pada saat itu di musim, haruskah saya pergi? Melihat ke belakang sekarang, mungkin tidak,” ujarnya dengan wajah yang penuh penyesalan.

Tindakan Egois Pertama

Walker lebih lanjut menyebut keputusannya sebagai tindakan egois pertama dalam karirnya. Sebagai seorang kapten, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tetap berdiri tegak bersama rekan-rekannya, yang ia anggap sebagai keluarga, ketika masa-masa sulit melanda. Alih-alih menjadi pemimpin yang bertahan, ia justru memilih untuk pergi dan memprioritaskan keinginan pribadinya untuk bermain secara rutin. Meski demikian, di balik penyesalannya, terselip sedikit pembenaran. Walker menegaskan bahwa ia masih memiliki “poin untuk dibuktikan bahwa saya bisa bermain di level tinggi.” Ambisinya untuk terus bersaing di puncak menjadi alasan yang, meski egois, bukanlah alasan yang buruk.

Baca Juga  Daftar Klub Inggris yang Bersaing di EPL Musim 2024/2025

Babak Baru di Turf Moor: Bergabung dengan Burnley

Kembali ke Inggris

Setelah petualangan singkatnya di Italia berakhir, Walker kembali ke Inggris dan memutuskan untuk merajut karir barunya. Pada musim panas 2025, Burnley, yang dipimpin oleh manajer Scott Parker, mengumumkan perekrutan Walker dengan biaya transfer sekitar €5 juta. Kontrak dua tahun ditandatangani, dengan misi jelas: membantu The Clarets bertahan di Premier League.

Performa di Burnley

Hingga Oktober 2025, Walker telah membuktikan komitmennya dengan menjadi starter tetap dan telah bermain setiap menit dalam tujuh pertandingan Premier League awal Burnley. Salah satu momen paling emosional baginya adalah ketika harus kembali ke Etihad Stadium, kali ini sebagai lawan. Burnley dibantai City dengan skor 5-1, di mana Erling Haaland mencetak dua gol dan Maxime Esteve secara tidak sengaja mencetak dua gol bunuh diri. Kekalahan itu pasti terasa pahit, sekaligus menjadi pengingat akan babak lain yang telah ia tutup dalam hidupnya.

Dampak Berkelanjutan: Bagaimana Keputusan Walker Mempengaruhi Segalanya

Efek pada Manchester City

Kepergian Walker dari City bukan sekadar perpindahan pemain biasa. Ini adalah peristiwa yang menyoroti retaknya dinamika internal sebuah klub raksasa di tengah krisis. Kehilangan kapten mereka yang berpengalaman di pertengahan musim, saat tim sedang terpuruk, tentu saja memberikan dampak psikologis dan teknis yang signifikan bagi ruang ganti City.

Pelajaran Hidup bagi Walker

Bagi Walker sendiri, seluruh pengalaman ini menjadi pelajaran hidup yang mahal harganya. Ia belajar bahwa di puncak karir, pilihan antara loyalitas pada klub yang telah memberinya segalanya dan ambisi pribadi untuk terus bermain bisa menjadi konflik yang sangat pelik. Karirnya yang gemilang, yang dihiasi dengan Treble domestik bersejarah, kini memasuki fase baru di level yang lebih rendah, tetapi semangat kompetisinya tetap menyala.

Baca Juga  Chelsea Siap Menampung Benzema dan Robert Firmino Sekaligus

Jejak Perjalanan Kyle Walker: Dari Puncak ke Persimpangan

Waktu Peristiwa Penting Detail dan Konsekuensi
Awal Musim 2024/25 Kapten dan Starter City Memimpin tim sebagai pilar utama pertahanan, namun performa tim segera merosot.
Desember 2024 Krisis dan Frustrasi Pribadi City mengalami hasil buruk beruntun; Walker kecewa dengan status cadangan dan meminta hengkang.
Januari 2025 Pinjaman ke AC Milan Mewujudkan impian bermain di luar negeri, tampil 16 kali namun tanpa kontrak permanen.
Juli 2025 Transfer ke Burnley Kembali ke Inggris dengan misi baru, menjadi pilar berpengalaman untuk pertarungan degradasi.
September 2025 Kembali ke Etihad sebagai Lawan Kekalahan 5-1 melawan City, sebuah momen yang penuh dengan emosi dan kenangan.
Oktober 2025 Pengakuan Publik Wawancara blak-blakan di Sky Sports di mana ia mengungkapkan penyesalan dan introspeksi diri.

Refleksi Akhir dan Proyeksi ke Depan

Pengakuan Kyle Walker adalah pengingat yang powerful bahwa di balik glamornya sepak bola modern, para pemainnya tetaplah manusia yang tak luput dari salah perhitungan dan penyesalan. Kompleksitas keputusan yang ia ambil menunjukkan betapa tipisnya batas antara keinginan pribadi dan tanggung jawab kolektif.

Di usianya yang ke-35, masa depan Walker kini terikat dengan nasib Burnley di Premier League. Sementara bagi Manchester City, kepergiannya menjadi bagian dari siklus alamiah regenerasi skuad, di mana pemain muda mengambil alih peran yang ditinggalkan. Cerita Kyle Walker ini, dengan segala dramanya, akan terus menjadi bahan diskusi yang relevan tentang loyalitas, ambisi, dan makna sebuah keputusan dalam karir seorang atlet.

Kesimpulan

Kisah Kyle Walker meninggalkan Manchester City adalah sebuah drama sepak bola yang nyata, penuh dengan emosi, ambisi, dan akhirnya, penyesalan. Pengakuannya yang jujur bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah kedewasaan dalam menyikapi pilihan hidup. Ia menunjukkan bahwa bahkan di puncak kesuksesan, seorang atlet bisa melakukan langkah yang ia anggap keliru. Perjalanannya dari puncak dengan City, petualangan singkat di Milan, hingga babak baru yang menantang di Burnley, adalah bukti bahwa dalam sepak bola, tidak ada jalan yang lurus. Setiap keputusan, benar atau salah, akan membentuk narasi karir seorang legenda.

Tetap update dengan berita-berita sepakbola terkini dan analisis mendalam lainnya hanya di Score.co.id. Jangan lewatkan setiap momen menarik dari dunia sepakbola!