Score – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Kamis.
Di hadapan Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi dan para staf, Anas mendorong kerja-kerja birokrasi yang berdampak langsung ke masyarakat. Adapun reformasi birokrasi (RB) kini memiliki double track, yakni RB general dan TB tematik.
“Terdapat empat area yang menjadi fokus utama RB tematik, yaitu penanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi, digitalisasi administrasi pemerintahan, dan percepatan prioritas aktual Presiden,” kata Anas dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan empat area RB tematik akan didukung oleh digitalisasi pemerintahan lewat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Lalu, pelayanan publik akan menjadi menjadi lebih efektif dengan digital.
“Reformasi birokrasi tematik ditopang digitalisasi pemerintahan. Pendekatan tematik digitalisasi pemerintahan mencakup transformasi pada tiga pilar utama yakni digital struktur, digital kultur, dan digital kompetensi,” ujarnya.
Anas juga mengapresiasi peran strategis KBRI Tokyo dalam meningkatkan hubungan Indonesia-Jepang. Menurutnya, kerja-kerja KBRI Tokyo dalam mendatangkan investasi ke Tanah Air sudah sesuai dengan fokus RB tematik.
“Kami menyadari pentingnya peran diplomatik dalam membangun hubungan antarbangsa yang harmonis. KBRI Tokyo, sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang, telah memberikan kontribusi besar dalam memfasilitasi investasi. Dan ini sejalan dengan RB tematik,” jelas Anas.
Selain itu, untuk memastikan pelayanan publik hadir bagi masyarakat, Anas juga mengecek pelayanan di KBRI Tokyo. Ia pun kembali menyampaikan pujian kepada KBRI Tokyo atas berbagai inovasi pelayanan yang dilakukan.
“Saya mengapresiasi kinerja dan komitmen dari staf KBRI Tokyo yang telah bekerja keras dalam memberikan pelayanan yang prima bagi WNI, memelihara hubungan baik antarnegara, mempromosikan budaya, perdagangan, sehingga memperkuat ikatan antara Indonesia dan Jepang,” ungkapnya.
Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah(LKPP) ini memaparkan bahwa paradigma birokrasi harus diubah dari pemerintah mengatur masyarakat menjadi pemerintah bekerja bersama masyarakat.
“Saatnya mengubah paradigma pembangunan. Sekarang harus berbasis data, program pemerintah didesain dan dilaksanakan berdasarkan pada kebutuhan warga atau citizen centric, dan terbuka pada kritik dan masukkan,” tambah Anas.
Sementara itu, Dubes Heri menyambut baik kedatangan Menteri Anas. Ia berharap arahan dari Menteri PANRB dapat memacu kinerja ASN KBRI Tokyo.
“Manajemen sumber daya manusia khususnya ASN sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa kita. Kami berharap dengan kehadiran Bapak menteri bisa memberikan dampak bagi kami, khususnya memacu kinerja kami,” pungkas Heri.
KBRI Tokyo tercatat memiliki beberapa inovasi, yakni pertama, Dashboard Jaipong (Japan-Indonesia Partnership Lounge) yang merupakan inovasi diplomasi ekonomi. Kedua, Bootcamp for Indonesian and Japanese Technopreneurs (BIJTe) yang diselenggarakan untuk mendorong kolaborasi talenta digital Indonesia dan Jepang.
Ada juga inovasi ketiga yakni Layanan Rekam Biometrik e-KTP, dan keempat, Diseminasi Informasi Layanan Via Indonesia Friendship Day yang merupakan kegiatan promosi perdagangan, pariwisata dan investasi, serta pelayanan publik terpadu KBRI Tokyo yang diselenggarakan di 11 kota yaitu di Sapporo, Osaka, Sendai, Kumamoto, Kesennuma, Mito, Yokohama, Fukuoka, Shizuoka, Toyota, dan Okinawa.
Dalam kunjungan ini, Menteri Anas turut didampingi Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini dan Staf Ahli bidang Administrasi Negara Herman.