Kominfo kerja sama pengembangan kecerdasan buatan dengan Jepang

EC741134 8DB8 4F3C 9119 3C163162D811 SCORE.CO.ID

Score – Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menandatangani memorandum of cooperation (MoC) salah satunya terkait pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

“Kita akan melakukan diskusi yang intensif terkait perkembangan artificial intelligence, big data, bitcoin dan beberapa teknologi terbaru yang dipakai untuk memajukan konektivitas internet di Indonesia,” kata Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria kepada ANTARA saat ditemui di Tokyo, Rabu.

Lebih lanjut, dia menjelaskan kecerdasan buatan itu akan diterapkan di berbagai bidang, termasuk mencermati risiko-risiko ke depannya.

“Tentu akan ada banyak sisi positif yang akan dikembangkan. Selain itu, juga ada Internet of Things yang sudah menjadi bagian dari MoC,” katanya.

Kerja sama tersebut mencakup tiga bidang, yakni teknologi informasi dan komunikasi, penyiaran dan layanan pos dalam bentuk pertukaran pengetahuan, bantuan teknis, diskusi dan lokakarya serta kerja sama business to business (B to B).

Dalam teknologi informasi dan komunikasi, keduanya sepakat meningkatkan teknologi terkini, seperti 5G dan pengembangan infrastruktur komunikasi termasuk kecerdasan buatan.

Sementara itu, dalam bidang penyiaran juga akan dilakukan peningkatan teknologi penyiaran di Indonesia.

Adapun untuk layanan pos, Indonesia ingin mengadopsi layanan pos di era digital yang relevan dan modern.

“Untuk layanan pos ini juga bagaimana pos berperan dalam inklusi keuangan karena ada kekuatan jaringan yang dimiliki oleh pos dalam hal ini PT Pos Indonesia yang bisa memasuki daerah-daerah terpencil. Ini tentu saja membutuhkan satu adopsi teknologi agar keterhubungan antara daerah-daerah terpencil itu dengan pusat-pusat pertumbuhan menjadi lebih baik,” katanya.

Terkait investasi, Nezar menilai Indonesia pasar yang terbuka bagi Jepang dengan pertumbuhan internet yang cukup tinggi dengan tingkat penetrasi 75 persen dari total populasi, termasuk untuk Ibu Kota Negara (IKN) ke depannya.

“Semakin banyak investor ke Indonesia akan mempercepat transformasi digital,” kata Nezar.

Exit mobile version