Klub Termiskin di Dunia tahun 2025
score.co.id – Di tengah kemewahan klub-klub elite Eropa, tersembunyi kisah pilu FC Zimbru Chișinău. Klub Moldova ini menyandang gelar tragis sebagai klub termiskin di dunia tahun 2025, dengan utang 16 kali lipat pendapatan tahunan dan pemain yang bertahan dengan kerja sampingan. Berikut investigasi eksklusif
Bagian bawah piramida: investigasi klub termiskin di dunia tahun 2025
Identifikasi: FC Zimbru Chișinău – Raksasa yang Tumbang
Bekas juara Liga Moldova era 1990-an ini kini hanya jadi bayang-bayang kejayaannya. Data UEFA mengungkapkan: pendapatan tahunan Zimbru cuma €150.000-setara dengan gaji mingguan pemain Liga Inggris. Padahal, mereka pernah jadi wakil reguler Moldova di Liga Champions. Kejatuhan dimulai saat dermawan utama klub hengkang akhir 2010-an, meninggalkan lubang finansial tanpa solusi berkelanjutan.

Autopsi Finansial: Potret Kebangkrutan
Tabel 2: Potret Keuangan FC Zimbru Chișinău, TA 2024-2025
| Metrik Kunci | Nilai (EUR) | Perbandingan (vs. Rata-rata Liga) |
|---|---|---|
| Pendapatan Tahunan | €150,000 | 15% dari rata-rata liga |
| Tagihan Gaji Pemain | €250,000 | 10% dari rata-rata liga |
| Anggaran Transfer | €0 | – |
| Utang Beredar | €2.5 juta | 500% dari pendapatan tahunan |
| Biaya Perawatan Stadion | €100,000 | 67% dari pendapatan tahunan |
Sumber: Laporan Keuangan Klub & Audit Liga Moldova
Angka-angka ini membuktikan kegagalan model bisnis sepak bola tradisional di liga kecil. Utang €2.5 juta-yang 500% lebih besar dari pendapatan-menjadikan Zimbru “zombie finansial”. Tak ada anggaran transfer selama 3 tahun terakhir, sementara biaya perawatan stadion menyedot 67% pemasukan. Ironisnya, aturan Financial Fair Play (FFP) UEFA tak berlaku di sini karena klub ini bukan bangkrut akibat belanja berlebihan, melainkan kelaparan dana.
Fakta Mirisnya: Biaya Manusia Dari Keruntuhan Finansial
Gaji yang Tertunda dan Pekerjaan Sampingan
Pemain senior Zimbru belum digaji selama 8 bulan. Bek sayap Andrei Semirov, misalnya, kini bekerja paruh waktu sebagai supir taksi online di Chișinău. “Saya latihan pagi, lalu mengantar penumpang siang hingga malam. UEFA tak peduli dengan kami,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan score.co.id. Serikat Pemain Moldova mencatat: 70% skuad Zimbru mengandalkan pekerjaan luar untuk bertahan hidup.
Infrastruktur yang Ambruk
Stadion Zimbru-saksi sejarah Piala UEFA 1996-kini miris. Tribun utara ditutup total karena risiko runtuh, sementara lapangan latihan dipenuhi lubang. “Kami latihan dengan menghindari area berlumpur. Cedera pergelangan kaki jadi rutinitas,” keluh pelatih fisik klub.
Kematian Akademi Muda
Akademi yang pernah melahirkan pemain seperti Alexandru Epureanu (56 caps timnas) kini sekarat. Pelatih bekerja sukarela, sementara orang tua murid patungan beli bola. “Kami pakai 7 bola untuk 30 anak. Jika masuk selokan, latihan berhenti,” ujar Sergei Dubrovin, koordinator akademi.
Penggemar yang Menyerah
Basis suporter menyusut dari rata-rata 5.000 (2010) menjadi 500 penonton pada 2025. “Menyaksikan Zimbru kini seperti melihat keranda berjalan,” kata Vasile Petrenko, suporter sejak 1987.
Pola Sistemik: Mengapa Zimbru Bukan Kasus Tunggal
Zimbru adalah cermin kegagalan tata kelola sepak bola Eropa Timur. Klub-klub di kawasan ini terlalu bergantung pada “dermawan” yang memperlakukan tim sebagai proyek prestis pribadi. Ketika pemilik mundur, tak ada fondasi bisnis-mulai dari pemasaran merchandise hingga pengembangan pemuda-yang bisa menyelamatkan.
Peraturan UEFA juga cacat sistemik. FFP dirancang untuk menjinakkan klub kaya, bukan melindungi yang miskin. Zimbru butuh dana solidaritas khusus dan audit kepemilikan ketat, tapi mekanisme itu tak ada. Akibatnya, mereka terjebak dalam lingkaran setan: tanpa dana → prestasi anjlok → pendapatan merosot → pemain hengkang.
Penutupan: darurat kemanusiaan di sepak bola
Krisis Zimbru bukan sekadar kebangkrutan klub-ini darurat kemanusiaan dalam ekosistem sepak bola. Jika UEFA tak segera membuat kebijakan khusus untuk klub-klub “bawah piramida”, kita akan menyaksikan lebih banyak Zimbru-Zimbru baru. Rekomendasi konkret dari score.co.id:
- Dana Darurat Liga Kecil: Alokasi 1% dari pendapatan Liga Champions untuk klub dengan pendapatan di bawah €500.000/tahun.
- Audit Kepemilikan Wajib: Skrining ketat sumber dana pemilik baru di liga-liga rentan.
- Program Adopsi Klub: Kemitraan wajib antara klub elite Eropa dengan tim kecil untuk bantuan infrastruktur.
Ikuti perkembangan lanjutan investigasi klub-klub termiskin di dunia hanya di score.co.id-sumber berita sepak bola paling tepercaya !












