Klub Pedro Sekarang Lazio
score.co.id – Di tengah persaingan sengit Serie A musim 2024/2025, SS Lazio kembali menunjukkan komitmennya untuk bersaing di papan atas dengan memadukan pengalaman dan potensi muda. Pedro Eliezer Rodríguez Ledesma, sang legenda hidup berusia 37 tahun, tetap menjadi tulang punggung lini serang I Biancocelesti, sementara manajemen secara cerdik merekrut sejumlah talenta muda seperti Loum Tchaouna, Tijjani Noslin, dan Gabriele Artistico. Kombinasi ini tidak hanya memperkuat kedalaman skuad, tetapi juga menjawab skeptisisme publik soal regenerasi di bawah arahan pelatih Marco Baroni. Dengan posisi ke-7 di Serie A dan langkah mantap di babak 16 besar UEFA Europa League, Lazio berambisi mengukir sejarah baru.
Pedro: Pengalaman yang Tak Tergantikan di Lini Depan Lazio
Sejak tiba secara gratis dari AS Roma pada 2021, Pedro telah membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Musim ini, meski sudah berusia 37 tahun, penyerang berkaki ganda asal Spanyol itu tetap menjadi pilihan utama Marco Baroni. Dari 17 pertandingan Serie A, ia menyumbang 2 gol dan 2 assist, angka yang mungkin tak fantastis, tetapi nilai kepemimpinannya di lapangan jauh melebihi statistik.
Kontribusi di Luar Statistik
Pedro bukan sekadar pencetak gol. Kemampuannya membaca permainan, mengalirkan umpan-umpan kunci, serta membuka ruang bagi rekan setim menjadi senjata tersembunyi Lazio. Dalam laga kontra Juventus pekan lalu, misalnya, pergerakannya tanpa bola menarik dua bek lawan, memberi ruang bagi Ciro Immobile mencetak gol kemenangan. “Dia seperti pelatih di lapangan,” puji Baroni dalam konferensi pers pasca-laga.
Masa Depan Pedro: Perpanjangan Kontrak Hingga 2026?
Kontrak Pedro akan berakhir pada Juni 2025, namun manajemen Lazio dikabarkan siap menawarkan perpanjangan satu tahun. Jika terealisasi, ini akan membuatnya bermain hingga usia 39 tahun. Keputusan ini bukan hanya penghargaan atas loyalitas, tetapi juga pengakuan bahwa sosoknya masih dibutuhkan untuk membimbing pemain muda.
Talenta Muda yang Menyegarkan Lini Serang Lazio
Strategi rekrutmen Lazio musim panas 2024 patut diacungi jempol. Alih-alih memburu nama-nama mahal, klub memilih fokus pada pemain muda berbakat yang siap bersaing di level tertinggi.
Loum Tchaouna: Eksplosivitas dari Salernitana
Direkrut dari Salernitana dengan harga sekitar €8 juta, Tchaouna langsung menunjukkan potensi sebagai penyerang serba bisa. Berkat kecepatan dan dribel akrobatiknya, pemain Prancis berusia 21 tahun ini sudah mencetak 3 gol dalam 10 penampilan. “Dia seperti berlian kasar yang perlu dipoles,” kata Direktur Olahraga Lazio, Igli Tare.
Tijjani Noslin: Target Man Masa Depan
Noslin, striker Belanda berpostur 188 cm, didatangkan dari Hellas Verona dengan harga €6,5 juta. Meski masih beradaptasi, fisiknya yang kuat dan kemampuan menyelesaikan peluang di udara membuatnya menjadi alternatif menarik saat Immobile kelelahan.
Gabriele Artistico: Investasi Jangka Panjang
Artistico, penyerang berusia 19 tahun asal Virtus Francavilla, langsung dipinjamkan ke klub Serie B untuk mendapatkan menit bermain. Langkah ini menunjukkan kesabaran Lazio dalam membangun fondasi untuk masa depan.
Strategi Lazio: Menyeimbangkan Pengalaman dan Potensi
Kebijakan transfer Lazio musim ini mencerminkan visi jangka panjang. Dengan mempertahankan Pedro sambil mendatangkan pemain muda, klub ingin menjaga stabilitas sekaligus menyiapkan regenerasi.
Peran Marco Baroni dalam Mengelola Skuad
Pelatih berusia 51 tahun ini dikenal ahli dalam meramu taktik fleksibel. Dalam beberapa laga, ia memainkan formasi 4-3-3 dengan Pedro sebagai false nine, sementara di laga lain beralih ke 3-5-2 untuk memaksimalkan fisik Noslin. Fleksibilitas ini membuat Lazio sulit ditebak lawan.
Dampak pada Performa Tim di Serie A
Dengan 8 kemenangan dari 17 pertandingan, Lazio masih berpeluang mengejar zona Eropa. Kekuatan utama mereka terletak pada variasi serangan: 65% gol dicetak melalui umpan silang (memanfaatkan Noslin), sementara 35% berasal dari serangan balik cepat yang dipimpin Pedro.
Lazio di Eropa: Ambisi Melaju Lebih Jauh di Europa League
Lolos ke babak 16 besar UEFA Europa League setelah finis kedua di fase grup, Lazio berpotensi menjadi dark horse. Kombinasi pengalaman Pedro di kompetisi Eropa (45 gol di ajang UEFA) dan energi muda Tchaouna bisa menjadi kunci.
Tantangan di Babak Knockout
Lazio akan menghadapi RB Leipzig di babak 16 besar. Pertandingan ini akan menjadi ujian berat, terutama bagi para pemain muda. Namun, karakter tim yang tangguh di laga tandang (4 kemenangan beruntun) memberi secercah harapan.
Proyeksi Musim Depan: Apakah Lazio Bisa Kembali ke Liga Champions?
Untuk kembali ke Liga Champions, Lazio perlu konsisten di paruh kedua musim. Dengan jadwal yang lebih ringan (hanya 2 laga vs tim top 5), peluang mereka terbuka lebar. Selain itu, kesuksesan mengintegrasikan pemain muda akan menentukan daya saing jangka panjang.
Regenerasi yang Terencana
Jika Pedro tetap bertahan hingga 2026, ia akan punya waktu dua tahun untuk membimbing Tchaouna dan Noslin. Sinergi ini bisa menjadi fondasi serangan Lazio untuk lima tahun ke depan.
Penutupan
Dengan kecerdasan transfer dan keputusan tepat mempertahankan Pedro, Lazio membuktikan bahwa klub tak harus mengeluarkan dana besar untuk bersaing. Mix antara kematangan dan bakat segar ini bukan hanya strategi jangka pendek, tetapi investasi untuk mengembalikan kejayaan I Biancocelesti di panggung Eropa. Musim 2024/2025 bisa menjadi titik balik bagi klub ibukota Italia itu.