Score – sisanya masih berjuang. Dibutuhkan semangat dan konsistensi yang kuat bagi atlet-atlet Indonesia untuk bisa mencapai ajang olahraga tertinggi di dunia tersebut.
Semangat itu juga yang diharapkan tercermin dalam kobaran api obor yang pernah dibawakan Rossy Pratiwi Dipoyanti pada Olimpiade Atlanta 1996.
Saat itu, selain bisa tampil pada Olimpiade, ia juga merasa sangat bangga bisa menjadi represntatif Indonesia untuk berlari sejauh 500 meter membawa obor Olimpiade Atlanta di fun run torch relay sesaat sebelum opening ceremony.
Rossy sudah dua kali mewakili Merah Putih PADA Olimpiade, 1992 Barcelona dan 1996 Atlanta dari cabang olahraga tenis meja.
Selain itu, ia juga sudah mengoleksi 13 keping emas di sepanjang sejarah SEA Games, tampil pada Asian Games di kelas 2 SMP, serta mencapai babak 16 besar pada Olimpiade Barcelona 1992.
Rossy mengatakan perjuangan tampil di Olimpiade bukan hal mudah.
Satu bulan jelang kualifikasi Olimpiade zona Asia, usus buntunya pecah. Ia harus menjalani operasi dan istirahat total.
Padahal, ia seharusnya sudah masuk dalam program khusus.
“Dokter sebenarnya sudah melarangnya dengan keras, tapi saya bersikeras ingin turun karena saya bertekad untuk mengharumkan Merah Putih begitu besar,” kata Rossy.
Bersama pelatih yang berkebangsaan Korea Utara, Rossy mengaku berlatih dari nol.
“Semula benar-benar perlahan-lahan dilatih dari memegang bet tenis meja. Tetapi, saya berjuang terus. Memang sempat khawatir terhadap kondisi badan, tetapi saya terus berjuang,” ujar Rossy.
Untuk itu, Rossy berharap atlet-atlet tim Indonesia bisa berjuang lebih gigih di Paris.
Semangat tersebut disalurkan Rossy melalui Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
“Dengan pengalaman saya tersebut, saya ingin Tim Indonesia yang akan berjuang di Paris juga merasakan hal yang sama,” ucap Rossy.
“Untuk itu, saya punya kenang-kenangan yaitu obor Olimpiade Atlanta dan saya ingin persembahkan kepada NOC Indonesia sebagai patron Olimpiade di Indonesia agar para atlet semangat berjuang di Paris,” ujar Rossy.
Rossy berharap pengalamannya dapat memberikan suntikan semangat kepada para atlet yang akan berjuang di Paris.
Ia berharap atlet Indonesia bisa memiliki mental baja saat membawa Merah Putih.
“Perlu mental juara. Jangan cepat puas dengan satu prestasi. Jangan berhenti bermimpi,” tutur Rossy.
“Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita punya tujuan, punya kemauan, punya tekad, apapun bisa dilalui,” ucap Rossy berpesan untuk para atlet Indonesia yang akan berlaga pada Olimpiade Paris 2024.