Kiprah jepang di piala dunia Prestasi Terbaik & Sejarahnya

Perjalanan Samurai Biru dan target juara dunia 2026.

Kiprah Jepang di Piala Dunia
Kiprah Jepang di Piala Dunia

Kiprah Jepang di Piala Dunia

score.co.id – Suasana panas di lapangan hijau selalu menjadi saksi bisu bagaimana Timnas Jepang, atau yang lebih dikenal sebagai Samurai Biru, terus menancapkan langkahnya di ajang Piala Dunia. Bukan hanya sebagai peserta biasa, tetapi sebagai tim yang mampu memberikan kejutan dan inspirasi bagi seluruh benua Asia. Bagaimana mereka berubah dari tim pemula menjadi raksasa yang tak terkalahkan di kancah Asia, bahkan berani menantang para juara dunia? Mari kita telusuri sejarah, prestasi, dan masa depan gemilang Jepang di turnamen paling bergengsi ini

Sejarah Partisipasi Konsisten Jepang di Piala Dunia

Sejak pertama kali tampil di Piala Dunia pada tahun 1998 di Prancis, Timnas Jepang telah menciptakan sejarah yang luar biasa: mereka tidak pernah absen dari tujuh edisi Piala Dunia berikutnya. Bahkan, mereka menjadi tim pertama dari Asia yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2026, membuktikan dominasi mereka di kawasan Asia, seperti yang diungkapkan dalam sebuah postingan di X. Konsistensi ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan jangka panjang yang matang dalam pengembangan sepak bola di Jepang.

Perjalanan Samurai Biru dan target juara dunia 2026.
Perjalanan Samurai Biru dan target juara dunia 2026.

Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) telah membangun sistem yang sangat terintegrasi, mulai dari akademi sepak bola di sekolah-sekolah, liga profesional J-League yang sangat kompetitif, hingga mengirim pemain ke klub-klub top di Eropa. Hasilnya, Jepang kini memiliki pasokan pemain berkualitas tanpa henti. Dulu, pada tahun 1998, mereka hanya bergantung pada bintang seperti Hidetoshi Nakata, tetapi sekarang, puluhan pemain Jepang bersinar di liga-liga terbaik dunia seperti Bundesliga, Premier League, dan La Liga.

Baca Juga  Timnas Indonesia U-17 Kalah dalam Uji Coba Perdana di Jerman, Bima Sakti: Percaya Proses

“Ini semua tentang kesinambungan sistem,” ujar Takumi Motohashi, seorang analis sepak bola Jepang. “Kami tidak hanya mengandalkan satu generasi pemain bintang, tetapi kami membangun rantai produksi bakat yang terus menerus.” Pendekatan ilmiah dalam pemilihan dan pelatihan pemain ini telah membuat Jepang menjadi panutan bagi negara-negara berkembang lainnya di dunia sepak bola.

Capaian Terbaik: Babak 16 Besar dan Momen Kemenangan Penting

Pencapaian tertinggi Timnas Jepang di Piala Dunia adalah empat kali berhasil mencapai babak 16 besar, yaitu pada tahun 2002 (saat mereka menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan), 2010, 2018, dan 2022. Namun, edisi Piala Dunia Qatar 2022 menjadi momen sejarah yang tak terlupakan bagi Jepang. Untuk pertama kalinya, mereka berhasil mengalahkan dua tim juara dunia sekaligus dalam satu turnamen.

Pertama, mereka menaklukkan Jerman dengan skor 2-1 pada 23 November 2022. Gol bunuh diri Manuel Neuer dan tendangan spektakuler Ritsu Dōan membalikkan keadaan, meskipun Jepang hanya menguasai bola 26% dari total waktu pertandingan. Kemudian, pada 1 Desember 2022, mereka kembali mengejutkan dunia dengan mengalahkan Spanyol 2-1, berkat gol kemenangan Ao Tanaka di menit 51, yang sempat memicu kontroversi VAR, tetapi tidak mengurangi kejeniusan taktik pelatih Hajime Moriyasu.

“Mengalahkan Jerman dan Spanyol bukanlah kebetulan,” kata Makoto Hasebe, mantan kapten timnas Jepang. “Ini adalah hasil dari 30 tahun evolusi filosofi permainan kami.” Meskipun akhirnya mereka tersingkir oleh Kroasia di babak 16 besar melalui adu penalti dengan skor 1-3 setelah imbang 1-1, performa Jepang di Qatar menunjukkan kematangan taktik dan mental yang luar biasa.

Gaya bermain Jepang memiliki ciri khas yang sangat jelas: pertahanan yang solid, transisi cepat dari pertahanan ke serangan, dan efisiensi dalam memanfaatkan peluang. Fakta bahwa mereka hanya membutuhkan 26% penguasaan bola untuk mengalahkan Spanyol adalah bukti betapa cerdasnya mereka dalam membaca jalannya pertandingan.

Baca Juga  Konate agama Pemain Liverpool dan Biodata Lengkapnya 2025

Analisis Performa di Setiap Edisi Piala Dunia

Performa Timnas Jepang di setiap edisi Piala Dunia menunjukkan fluktuasi yang menarik: empat kali berhasil mencapai babak 16 besar, tetapi tiga kali gagal melewati babak grup. Pada tahun 2006 dan 2014, mereka terjebak dalam ambisi bermain ofensif tanpa menyesuaikan dengan kondisi lawan, yang akhirnya membawa mereka pulang lebih awal. Namun, kegagalan ini justru menjadi pemicu perubahan strategi yang signifikan.

Pelatih seperti Takeshi Okada pada tahun 2010 dan Akira Nishino pada 2018 mulai menerapkan pendekatan taktis yang lebih pragmatis. Mereka tidak ragu untuk bermain defensif ketika diperlukan, kemudian melakukan serangan balik dengan cepat melalui sayap. Hasilnya, rasio gol yang kemasukan menurun drastis, dari 2.33 gol per pertandingan pada 2006 menjadi hanya 1.0 gol per pertandingan pada 2010.

Berikut adalah tabel riwayat partisipasi Jepang di Piala Dunia FIFA:

Tahun Putaran Posisi Mn M S* K GM GK
1998 Babak Grup 31 3 0 0 3 1 4
2002 16 Besar 9 4 2 1 1 5 3
2006 Babak Grup 28 3 0 1 2 2 7
2010 16 Besar 9 4 2 1 1 4 2
2014 Babak Grup 29 3 0 1 2 2 6
2018 16 Besar 15 4 1 1 2 6 7
2022 16 Besar 9 4 2 1 1 5 4
2026 ? ? ? ? ? ? ? ?
Total 25 7 6 12 25 33

Keterangan: S = Seri (termasuk yang berakhir adu penalti), Mn = Main, M = Menang, K = Kalah, GM = Gol Memasukkan, GK = Gol Kemasukan.*

Prospek dan Kualifikasi Jepang Menuju Piala Dunia 2026

Timnas Jepang memasuki kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan performa yang luar biasa, seperti kereta api yang tidak terhentikan. Dalam tujuh laga yang sudah mereka jalani, mereka tidak terkalahkan, dengan enam kemenangan dan satu hasil imbang, serta mencetak 24 gol, rata-rata 3.4 gol per pertandingan, sebagaimana disebutkan dalam postingan X. Dominasi ini menunjukkan dua hal penting:

Baca Juga  Bukan Kecewa dengan Man United, Messi Pantai Gading Matikan Instagram karena Ingin Fokus Ibadah di Bulan Suci Ramadan

Pertama, kedalaman skuat yang sangat dalam. Pelatih Hajime Moriyasu sering kali memutar pemain di setiap laga, tetapi performa tim tetap konsisten. Pemain bintang seperti Kaoru Mitoma dari Brighton dan Takefusa Kubo dari Real Sociedad menjadi tulang punggung tim, sementara pemain cadangan seperti Keito Nakamura dari Reims juga tetap produktif.

Kedua, efisiensi serangan yang multidimensi. Sebanyak 65% gol Jepang berasal dari serangan melalui sayap dan umpan silang, yang merupakan taktik yang sangat efektif untuk menembus pertahanan lawan yang bermain dengan formasi bertahan rendah.

“Kami tidak puas hanya dengan lolos dari babak grup,” tegas Moriyasu dalam konferensi pers terbarunya. “Target kami untuk Piala Dunia 2026 adalah mencapai perempat final.” Ambisi ini didukung oleh fakta bahwa Jepang saat ini berada di peringkat 18 dalam ranking FIFA, yang merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah mereka.

Penutup

Perjalanan panjang Timnas Jepang di dunia sepak bola adalah bukti nyata bahwa kesabaran dan komitmen dalam membangun sistem yang kokoh akan menuai hasil yang luar biasa. Dari tim yang pernah dikalahkan telak 1-4 oleh Argentina di Piala Dunia 1998, kini mereka mampu membuat malu para raksasa Eropa. Konsistensi dalam berpartisipasi dan fleksibilitas taktik mereka adalah kunci utama kesuksesan mereka.

Piala Dunia 2026 akan menjadi ajang ujian besar bagi Samurai Biru: apakah mereka bisa meruntuhkan “langit-langit kaca” babak 16 besar dan melangkah lebih jauh? Satu hal yang pasti, sepak bola Asia tidak akan pernah sama lagi setelah melihat kebangkitan Jepang.

Jangan lewatkan update terbaru tentang Timnas Jepang hanya di score.co.id!