Score – Ketua Umum Kominte Olahraga Nasional Indonesia Pusat (Ketum KONI) Letjen TNI Purn Marciano Norman meminta olahraga kurash disosialisasikan sampai pelosok Indonesia.
Pada acara pengukuhan dan pelantikan Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi) masa bakti 2023-2027, di kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis, Marciano berharap kurash di bawah kepemimpinan Mayjen Purn Abdul Hafil Fuddin lebih dikenal masyarakat secara lebih luas.
“Saya memberikan satu tantangan kepada ketua umum PB Kurash Indonesia bapak Hafil Fuddin agar sosialisasi kurash di Indonesia ini lebih gencar lagi,” kata Marciano.
“Saya mau kurash ini betul-betul terkenal sampai pelosok-pelosok,” tambahnya.
Sejak berdiri di Indonesia tujuh tahun yang lalu, federasi kurash saat ini memiliki 23 pengurus provinsi dari 38 provinsi yang ada di Indonesia.
Pria yang terpilih menjadi Ketum KONI pada periode 2019-2023 itu mengatakan, dengan gencarnya sosialisasi, olahraga yang mirip gulat dan judo itu bisa semakin dikenal sehingga ke depan semakin mudah menjaring atlet-atlet potensial yang mampu menyumbangkan medali di berbagai ajang internasional.
“Dengan cara itu saya yakin kita akan mendapatkan atlet-atlet yang punya potensi di masa yang akan datang dan nanti kurash ini bisa menjadi cabang olahraga unggulan kita yang memberikan kontribusi medali emas pada setiap keikutsertaan di multicabang internasional,” harap Marciano.
Dalam kesempatan yang sama, terpilih kembali menjadi Ketum PB Ferkushi, Abdul Hafil Fuddin ingin membenahi tiga hal dalam periode keduanya memimpin organisasi olahraga bela diri yang berasal dari Uzbekistan ini yaitu tata kelola perkembangan organisasi, pembinaan prestasi, dan sosialisasi kurash.
“Tentunya tantangan ke depan lebih berat, periode pertama kami sudah berusaha semaksimal mungkin, kami sudah mengikuti kejuaraan dunia, kejuaraan Asia, memang prestasi kami belum sampai puncak,” ucap Hafil Fuddin.
“Target di periode kedua ini seperti yang diharapkan Ketua Umum KONI, kami harus sampai puncak, minimal medali emas, tapi tantangan itu tidak mudah,” tambahnya.
Pria kelahiran 16 Juni 1962 itu pun berharap mendapatkan bantuan dari beberapa pihak terkait untuk membatu langkahnya membawa kurash Indonesia terbang tinggi.
“Oleh karena itu kurash itu tidak bisa berdiri sendiri, kami perlu bantuan dari pemerintah, KONI, KOI, bagaimana memberikan arahan dan bimbingan kepada kami supaya kami bisa eksis seperti harapan yang disampaikan ketua umum KONI,” tutup Hafil Fuddin.