SCORE.CO.ID – Ketua AC Milan, Paolo Scaroni, meyakini bahwa saat ini ‘terlalu dini’ untuk memberikan pendapat definitif tentang Liga Super Eropa atau European Super League (ESL) yang diusulkan. Akan tetapi, Scaroni berpikir bahwa ada masalah dengan sistem yang ada saat ini.
Melansir dari Football Italia, (21/12/23), sang eksekutif “Rossoneri” – julukan bagi klub AC Milan – mengungkapkan tentang pemikirannya kepada TG1 pada Kamis malam waktu setempat. Alih-alih membocorkan topik pembicaraan atau diskusi tentang Liga Super Eropa, Scaroni malah menyoroti kesulitan yang akan dihadapi semua tim yang ada di Liga Italia Serie A jika ingin menentang keputusan untuk mendirikan Liga Super Eropa ini.
Dekrit pendirian ESL adalah undang-undang yang memungkinkan perusahaan Italia, termasuk klub sepak bola, untuk menarik pekerja yang telah menghabiskan waktu paling sebentar dua tahun di luar negeri.
Berkat dekrit ini, klub telah dapat memotong 50 persen biaya kotor pemain dan pelatih yang datang dari luar semenanjung Eropa. Jadi, menghapus dekrit pendirian untuk klub sepak bola Italia adalah salah satu “kesalahan” yang meresahkan sistem saat ini jika berdasarkan pemikiran Scaroni. Dia sendiri diketahui tidak menyatakan dukungannya untuk Liga Super Eropa, tetapi juga tidak secara langsung menolaknya mentah-mentah.
“Kami telah memulai proses untuk berdiskusi dengan semua badan yang relevan, mulai dari LEGA Serie A. Akan tetapi, memang masih terlalu dini untuk memberikan pendapat yang pasti,” katanya, melaporkan melalui Sport Mediaset, dikutip dari Football Italia.
“Ada kesalahan dalam sistem kita. Dan kita tidak pernah memiliki manfaat. Kita dapat mengambil manfaat dari bakat asing dengan bantuan insentif pajak, tetapi itu telah dihapus. Saya berharap mereka yang bertanggung jawab akan memperbaiki ini karena itu akan menjadi pukulan keras bagi Serie A,” katanya mengakhiri.
Sejauh ini hanya ada beberapa klub raksasa di Eropa – Italia dan Spanyol – yang menyatakan diri bergabung dalam proyek pembentukan ulang European Super League. Mereka adalah Napoli, Real Madrid, dan Barcelona.
Sedangkan beberapa klub yang telah menyatakan diri untuk menolak terlibat diantaranya: Inter Milan, Paris Saint-Germain (PSG), AS Roma, Manchester United, Manchester City, Bayern Munchen, Atletico Madrid.
Tampaknya, mereka semua yang menolak khawatir format baru yang ditawarkan ESL dapat merusak iklim fair play di kompetisi. Dengan begitu, dunia sepak bola dunia, khususnya ESL, hanya akan dikuasai tim yang itu-itu saja.
“Keluarga sepak bola Eropa tidak menginginkan Liga Super Eropa. Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Spanyol (kecuali Real Madrid dan Barcelona), dll. Mereka tidak menginginkan Liga Super. Kami mendukung melindungi keluarga besar sepak bola Eropa, melindungi liga domestik dan melalui mereka mencapai kualifikasi kompetisi Eropa di lapangan permainan setiap musim,” bunyi pernyataan resmi tersebut.
Pihak A22 selaku penyelenggara European Super League (ESL), merilis presentasi format anyar pada Kamis kemarin waktu setempat. Format ini akan diisi oleh 64 tim yang terbagi kedalam tiga divisi.