Keputusan PT LIB Buat Dua Pemain Persebaya Gagal Mudik

Keputusan PT LIB Buat Dua Pemain Persebaya Gagal Mudik

Keputusan PT LIB Buat Dua Pemain Persebaya Gagal Mudik

Score – Keputusan PT LIB tersebut diumumkan pada tanggal 4 April lalu.

Ferry Paulus selaku Direktur Utama PT LIB, menilai hal ini merupkan solusi terbaik bagi semua pihak termasuk klub.

Sebagai informasi, penundaan Liga 1 2023-2024 awalnya bertujuan untuk mendukung timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Pasalnya, tanpa adanya penundaan bakal membuat klub enggan melepas pemainnya.

Namun kini muncul tanda tanya terkait tujuan awal yang dimaksud.

Seperti yang diketahui, klub tetap tak bisa diperkuat para pemain yang dipanggil timnas U-23 Indonesia karena Piala Asia U-23 2024 baru dimulai pada tanggal 15 April 2024.

“Dalam club owner’s meeting ini, kami mencari win-win solution untuk semua pihak.”

“Akhirnya kami memutuskan bahwa pekan ke-31 Liga 1 2023-2024 akan kembali bergulir pada 15 April 2024,” kata Ferry Paulus.

Sementara itu, keputusan dari PT LIB di atas sekaligus memangkas jadwal libur tim.

Seperti halnya yang terjadi di Persebaya.

Pelatih Persebaya, Paul Munster hanya memberikan libur lebaran ke pemainnya pada tanggal 10 dan 11 April.

Menaggapi apa yang terjadi, dua pemain Persebaya lalu memutuskan untuk membatalkan rencana untuk mudik.

Pemain pertama adalah Muhammad Iqbal.

Iqbal memilih tak pulang ke Padang, Sumatera Barat dan menetap di Surabaya.

“Melihat jadwal libur hari raya tentunya saya tidak pulang.”

“Apabila dipaksakan tenttu capek diperjalanan.”

“Apalagi tiket waktu hari raya juga melambung tinggi.”

“Untuk itu saya lebaran di Surabaya saja.”

“Mau tidak mau ya harus dilakukan.”

Pemain kedua Persebaya yang memutusakn tidak mudik adalah Wildan Ramdhani.

Sama dengan Iqbal, Wildan enggan pulang ke Bandung dan berniat merayakan lebaran di Surabaya.

“Kalau begini saya tidak mudik.”

Baca Juga  Enggan Lembek, PSG Mau Jadi Tokoh Utama dalam Drama Transfer Mbappe

“Karena perjalanan darat dari Surayaba ke Bandung saya memakan waktu cukup banyak.”

“Malah capek di perjalanan, maka saya lebara di Surabaya dulu,” ujar Wildan.