SCORE.CO.ID – Dulu, rumput hijau menjadi saksi bisu betapa besarnya cinta Pratama Arhan untuk sang istri, Azizah Salsha. Setiap gol yang diciptakan bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga sebuah surat cinta yang ia kirimkan langsung dari lapangan. Siapa yang bisa lupa selebrasi ikonik pada September 2023 itu?
Setelah membobol gawang Taiwan, Arhan berlari dengan senyum merekah, menghisap jempolnya dan memainkan rambutnya. Gestur sederhana itu ternyata adalah sebuah rahasia kecil mereka; sebuah kebiasaan manis Azizah sebelum terlelap. Dunia seakan menjadi milik mereka berdua.
Beberapa hari kemudian, melawan Turkmenistan, ia kembali mencetak gol. Kali ini, ia membuka jerseynya dengan bangga, memamerkan kaus di baliknya yang bertuliskan “Azizah 20-08-2023”.
Sebuah tanggal keramat, hari di mana mereka mengikat janji suci di sebuah masjid di Tokyo, Jepang, disaksikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Selebrasi itu adalah deklarasi cintanya yang abadi, sebuah janji yang terukir untuk dilihat seluruh negeri.
Dua tahun terasa begitu cepat. Cinta yang dulu dielu-elukan dan menjadi panutan itu kini retak. Janji yang terukir di kaus itu seakan memudar.
Pada 1 Agustus 2025, sebuah gugatan talak secara diam-diam masuk ke Pengadilan Agama Tigaraksa. Nama Pratama Arhan tertulis sebagai pemohon. Tak ada lagi selebrasi, yang ada hanya keheningan sistem informasi pengadilan yang dingin.
Foto-foto pernikahan yang dulu menghiasi akun Instagram-nya pun lenyap, dihapus satu per satu, seolah mencoba menghilangkan jejak kenangan yang pernah begitu indah.
Kenangan Arhan Pratama dengan Azizah juga dengan pelukan hangat ketika Indonesia berhasil mengalahkan Korea Selatan pada AFC Cup U23 pada tahun 2024 lalu.

Ditambah, selebrasi “bucin” yang dulu membuat jutaan orang tersenyum, kini menjadi pengingat yang menyakitkan tentang sebuah kisah cinta yang tak berakhir bahagia.
Gol-gol itu akan selalu tercatat dalam sejarah sepak bola, namun selebrasi di baliknya kini hanya menyisakan sebuah kisah sedih tentang dua hati yang pernah menyatu, namun akhirnya memilih jalan yang berbeda.












