Kemarahan Pelatih Roma pada Wasit Tobias Stieler: Dia Menunggu Porto Menang!

Tobias Stieler

score.co.id – Claudio Ranieri meluapkan kemarahannya setelah pertandingan imbang 1-1 antara Roma dan FC Porto pada Jumat dini hari. Pelatih AS Roma itu mengecam wasit Tobias Stieler, menuduhnya berpihak kepada tim tuan rumah dalam laga tersebut.

Meski Roma unggul terlebih dahulu melalui gol Zeki Celik menjelang akhir babak pertama, keadaan berbalik ketika Porto menyamakan skor melalui gol bunuh diri dan Roma kehilangan seorang pemain karena kartu merah.

Meskipun hasil imbang itu nampak menguntungkan, Ranieri tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap keputusan wasit. Ia menegaskan bahwa tindakan Stieler mempengaruhi jalannya pertandingan dan menuntut penjelasan dari UEFA.

Kritikan Terhadap Wasit

Ranieri dengan tegas mengecam keputusan UEFA dalam menunjuk wasit Stieler setelah pertandingan. Dengan penuh keheranan, ia meragukan pemilihan wasit yang memiliki sejarah buruk dalam memimpin laga tandang. Ranieri menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap penunjukan wasit yang dinilainya kontroversial.

Dengan nada kritik yang tajam, Ranieri menyoroti peran UEFA dalam menetapkan wasit untuk pertandingan tersebut. Ia mempertanyakan logika di balik keputusan tersebut, khususnya dalam konteks catatan hasil pertandingan yang diraih oleh wasit yang dipilih untuk laga di Porto. Ranieri menyoroti atmosfer panas dan tindakan kontroversial yang diambil oleh wasit selama pertandingan.

Ranieri mengekspresikan kebingungannya atas penugasan wasit yang dianggapnya kontroversial dan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Dengan nada keheranan, ia menyoroti ketidaksesuaian pemilihan wasit dengan kondisi pertandingan dan sejarahnya yang mencolok. Ranieri menegaskan keraguan dan ketidakmengertian atas keputusan yang diambil oleh UEFA dalam menetapkan wasit untuk laga tersebut.

Tobias Stieler

Ketidakpuasan atas Pengusiran Pemain

Ranieri menilai bahwa keputusan sang wasit yang menghujani pemain Roma dengan delapan kartu kuning dan satu kartu merah adalah sebuah ketidakproporsionalan yang sangat mencolok. Baginya, tindakan sang wasit telah menciptakan sebuah atmosfer yang penuh tekanan dan membuat pemain-pemainnya tidak merasa nyaman.

Baca Juga  Wow! Barcelona Coba Bajak Alejandro Garnacho dari Manchester United

“Dia seperti seorang penjual yang berkeliling menawarkan kartu pada beberapa pemain dan akhirnya memberikannya kepada yang lain. Saya melihatnya seakan-akan menunggu sesuatu buruk terjadi di kotak penalti agar ia bisa memberikan keuntungan pada mereka,” ujar Ranieri dengan nada kecewa.

“Kegelisahan ini begitu nyata. Inilah sebabnya mengapa para pemain merasa gelisah, karena seharusnya seorang wasit tidak sepatutnya berperilaku dengan cara demikian,” tambahnya dengan ekspresi kekesalan yang kentara.

Tobias Stieler

Persepsi Wasit Terhadap Porto

Ranieri menuturkan bahwa ia telah memberi amaran kepada skuadnya untuk tidak mengeluarkan protes yang berlebihan terhadap wasit. Dia merasa kepemimpinan Stieler tidak adil dan cenderung memberikan keuntungan kepada Porto.

“Saya merasakan keberpihakan dari wasit ini? Sudah saya sampaikan kepada pemain, jangan sekali-kali protes! Begitulah gaya kepemimpinannya dalam pertandingan,” ujarnya.

“Dalam pertandingan tersebut, kami mendapat delapan kartu kuning dan satu kartu merah… Beberapa mungkinlah wajar, namun seharusnya wasit tidak membuat para pemain merasa terbebani sejak awal,” tambahnya.

Penanganan Situasi di Lapangan

Ketika Ranieri melintasi lapangan setelah pertandingan, dia dengan gigih menahan para pemainnya agar tidak terlibat dalam konfrontasi lebih lanjut dengan sang wasit. Dalam hatinya, Ranieri merasa sang wasit tidak pantas menerima penghormatan dari timnya.

“Saya sungguh tak ingin mereka mengucapkan sepatah kata pun kepada sang wasit. Dia tidak layak untuk itu,” ujar Ranieri dengan nada tegas. “Kita harus melangkah maju, meskipun insiden semacam ini di panggung internasional sungguh mengecewakan.”

Selain itu, Ranieri juga menyoroti perilaku berlebihan pemain modern yang seringkali berpura-pura terluka. Menurutnya, tindakan simulasi semacam itu seharusnya diberi sanksi demi menjaga kesucian permainan sepakbola.

“Sangat mengganggu melihat pemain bersikap dramatis sambil memegang bagian wajahnya seolah-olah menerima cedera serius. VAR harus digunakan untuk menindak tegas siapa pun yang berupaya menipu dengan simulasi, jika tidak, integritas permainan ini akan terus terkikis,” tegasnya.

Baca Juga  Menkominfo sebut peretasan YouTube DPR terkait dengan keamanan siber

“Di akhir pertandingan, saya merasa bangga dengan penampilan para pemain meskipun hasil akhirnya tidak sesuai harapan. Bagi saya, yang terpenting adalah semangat dan dedikasi yang mereka tunjukkan,” tutur Ranieri sambil tersenyum tipis.