Kekalahan El Clasico menjadi simbol berakhirnya era Ancelotti di Real Madrid, yang kini bersiap memasuki fase baru.
SCORE.CO.ID – Musim ini menjadi penutup yang tidak diharapkan bagi Carlo Ancelotti bersama Real Madrid. Serangkaian hasil mengecewakan, terutama dalam pertandingan besar, menandai titik akhir dari masa jabatannya.
Salah satu yang paling mencolok adalah kekalahan El Clasico yang terjadi secara beruntun, memperlihatkan celah besar dalam performa tim.
Dalam empat pertemuan terakhir melawan Barcelona, Real Madrid mengalami kekalahan dengan selisih agregat mencolok.
Total 16 gol bersarang di gawang mereka hanya dari satu lawan, yang tentu saja mengundang perhatian besar dari para penggemar dan pengamat.
Kekalahan El Clasico Akibat Formasi Tidak Solid
Rentetan kekalahan El Clasico menjadi cerminan dari ketidakseimbangan taktik dan kualitas tim musim ini. Real Madrid terlihat kesulitan membendung permainan Barcelona yang lebih rapi dan agresif.
Tak hanya kalah dalam skor, Madrid juga terlihat tidak mampu mengimbangi intensitas permainan lawan di lapangan.
Kondisi ini turut memperlihatkan lemahnya lini pertahanan Los Blancos yang selama ini menjadi titik kuat mereka.
Kebobolan sebanyak 37 kali di La Liga, termasuk 16 gol dari Barcelona, membuat manajemen klub mulai memikirkan perombakan menyeluruh.
Meskipun sempat dibela oleh beberapa pemain bintang, kekalahan El Clasico tidak bisa ditutupi oleh performa individu semata.
Bahkan seorang Kylian Mbappe yang mencetak hattrick di Camp Nou tetap tidak mampu menghindarkan Madrid dari kekalahan.
Ancelotti dan Warisan Tanpa Gaya Khas
Carlo Ancelotti selama ini dikenal sebagai pelatih yang mampu meraih trofi tanpa bergantung pada filosofi tertentu.
Tidak ada pendekatan khas dalam setiap tim yang ditanganinya, tetapi ia selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tim.
Meskipun demikian, di musim terakhirnya, gaya fleksibel tersebut tidak mampu menjawab tantangan dari lawan-lawan kuat.
Kekalahan El Clasico menjadi sorotan utama yang turut mendorong keputusan klub untuk tidak memperpanjang masa kerjanya.
Selama karirnya, Ancelotti telah mengoleksi puluhan gelar bergengsi. Real Madrid pun mengenangnya sebagai sosok berkelas yang memberikan kontribusi penting, meskipun musim ini ditutup tanpa satu pun gelar besar.
Masa Depan Baru di Santiago Bernabeu
Kekalahan El Clasico bukan hanya menandai akhir perjalanan Ancelotti, tetapi juga membuka jalan menuju era baru.
Real Madrid sudah mulai bergerak untuk membenahi komposisi tim. Perubahan besar di lini belakang menjadi prioritas utama.
Rencana transfer pemain seperti Trent Alexander-Arnold menjadi sinyal awal dari proyek jangka panjang klub.
Di sisi lain, pencarian pelatih baru pun telah mengarah pada Xabi Alonso, yang disebut-sebut menjadi kandidat utama untuk meneruskan tongkat estafet.
Dengan sederet evaluasi yang telah dilakukan, kekalahan El Clasico tampaknya menjadi momen reflektif bagi Real Madrid. Klub kini bersiap menyusun ulang fondasi mereka demi menyambut tantangan masa depan.