Score – Hal tersebut bukan tanpa alasan, meski skuad Garuda Asia menunjukkan permainan apik di babak pertama, aspek fisik jadi hambatan hingga akhir laga.
Hasilnya, serangan bali cepat yang coba mereka manfaatkan gagal berjalan dengan maksimal karena transisi yang terjadi tidak mulus.
Justru tim lawan yang akhirnya mengirim serangan secara bertubi-tubi ke pertahanan mereka.
Terlihat juga pemain timnas U-17 Indonesia mulai banyak yang kram dan membuat wasit terpaksa menghentikan pertandingan beberapa kali.
Iqbal Gwijangge menjelaskan, skuad Garuda Asia berjuang keras untuk menahan gempuran Ekuador.
Bahkan, mereka cukup kelelahan karena tim lawan berusaha untuk menekan untuk mencuri kemenangan di laga tersebut.
Dia sangat bangga karena rekan setimnya bisa bertahan dengan baik dan babak kedua mereka tidak kebobolan.
“Saya bangga dengan tim kami dan rekan-rekan setim saya,”
Pemain yang saat ini membela Barito Putera U-20 ini menambahkan bahwa serangan yang diciptakan oleh Ekuador cukup masif.
Bahkan, dia menilai ada enam pemain yang bertugas menyerang diturunkan oleh pelatih lawan.
Namun, skuad Garuda Asia tetap patuh pada instruksi Bima Sakti dan membuktikan pertahanan mereka solid hingga akhir.
Hal ini sangat krusial karena satu poin yang mereka dapatkan cukup berharga di laga ini.
“Ekuador memberikan banyak tekanan kepada kami.”
“Mereka menurunkan enam pemain untuk menyerang.”
“Kami harus berjuang, tetapi kami berhasil menjaga konsentrasi kami di menit-menit akhir,” urainya.
Iqbal juga berterima kasih pada suporter yang memberikan dukungan di laga tersebut.
Dia berjanji mereka akan mempersembahkan kemenangan di laga selanjutnya.
Skuad Garuda Asia akan melawan Panama pada lanjutan babak penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 2023 yang digelar pada 13 November nanti.
“Kami ingin berterima kasih kepada semua pendukung yang datang ke stadion, dan mereka yang menonton melalui televisi.”
“Saya harap mereka bisa datang lagi di pertandingan berikutnya.”
“Kami bisa memberikan mereka kemenangan,” pungkasnya.