Score – Pertahanan yang telah dibangun selama 90+6 menit oleh Vietnam harus runtuh ketika pada detik-detik terakhir pertandingan Irak sukses membobol gawang The Golden Star.
Mohanad Ali berhasil menyarangkan bola tandukannya ke gawang Vietnam berkat umpan lambung dari sisi kanan.
Dengan kekalahan tersebut Vietnam gagal raih tiga poin penuh kedua.
Dengan koleksi 3 poin atas kemenangan kontra Filipina yang sebelumnya, The Golden Star berada di posisi kedua klasemen sementara grup F.
Sementara Irak terus menjaga posisi puncak klasemen dari 6 poin atas dua kali kemenangan yang telah dituai.
Melihat tak berkutiknya tuan rumah meladeni permainan Singa Mesopotamia itu membuat fans pun beranggapan kekalahan ini tak wajar.
Berbeda pada saat melawan Filipina di Rizal Memorial Stadium, Kamis (16/11/2023) lalu.
Meskipun jika situasinya cukup beruntung untuk lolos dari kekalahan pada menit-menit akhir pertandingan, akan sangat kecil kemungkinannya untuk pasukan Phillipe Troussier itu untuk raih 3 poin di kandangnya.
Terlebih serangan-serangan yang dilancarkan Nguyen Hoang Duc dkk hanya memanfaatkan counter attack dari bola-bola Iran.
Lemahnya pergerakan Vietnam pada Selasa (21/11/2023) malam kemarin membuat para fans kecewa dengan sang pelatih.
Bahkan tak segan-segan media Vietnam mengatakan bahwa tim kebanggaannya itu telah dilanda kekalahan “bodoh” atas Singa Mesopotamia.
Kekecewaan yang tak terbendung tersebut berujung pada aksi menyalahkan keberuntungan dan membandingkan hoki pelatih asal Prancis itu dengan yang sebelumnya.
Seperti yang diketahui, selama 5 tahun memimpin sepak bola Vietnam, coach Park Hang-seo sudah berkali-kali menunjukkan keberuntungannya.
Meski bertajuk keberuntungan, namun menurut para suporter keberuntungan hanya akan datang dari usaha terbaik.
Kondisi tim Vietnam saat menghadapi tamunya Irak tersebut dimiripkan dengan situasi saat melawan Uzbekistan pada Oktober lalu.
Gaya permainan yang lebih taktikal memang ditunjukkan selamakepemimpinan Troussier.
Namun kelemahan yang jelas terlihat adalah serangan dari kedua sayap dinilai sangat lambat.
Sehingga taktik semacam apapun yang digunakan bahkan saat tim sudah berkumpul dan berdekatan sekali pun dirasa tak akan berguna untuk menyerang lawan.
Terlebih tensi tinggi yang selalu ditampilkan Irak di setiap pertandingannya, termasuk saat melawan Indonesia pada laga pertamanya.
Di bawah asuhan Park Hang-seo, Vietnam mampu mengimbangi permainan dari tim kuat sekali pun, terutama saat menang 1-0 atas UEA di Stadion My Dinh.
Alasan utamanya tentu di bawah pimpinan pelatih asal Korea itu Vietnam mampu mempunyai serangan balik yang sangat bagus.
Sehingga pemilihan pemain-pemain yang dilakukan coach Troussier belum begitu tepat untuk The Golden Star.
Perlu ditekankan menggunakan pemain muda adalah hal yang baik dan menerapkan gaya permainan terkontrol tidaklah buruk, namun di pertandingan besar seperti melawan Irak ini dirasa pilihan Troussier memaksa anak asuhnya.
Sehingga kesalahan pengambilan strategi inilah yang kemudian dijadikan bahan protes oleh seluruh pendukung Vietnam.
Bahkan mereka juga mengatakan bahwa kekalahan Vietnam atas Irak ini benar-benar layak terjadi dan merupakan peringatan keras bagi pelatih berusia 68 tahun itu.
Meskipun memang harus diakui taktik permainan sepak bola ala Eropa memang baik dan modern.
Akan tetapi Asia Tenggara masih wilayah dataran rendah dalam sepak bola kontinental dan levelnya masih sebatas V.League.
Sehingga coach Troussier dianggap tak lebih baik dari Park hang-seo dalam beberapa hal, baik secara keberuntungan maupun tentang strategi apa yang harus digunakan.