Kabar Terbaru Legenda Bulu Tangkis Chen Long, Kini Berpura-pura Jadi Orang Biasa dan Tak Bisa Pajang Medali Sendiri di Rumah

Kabar Terbaru Legenda Bulu Tangkis Chen Long, Kini Berpura-pura Jadi Orang Biasa dan Tak Bisa Pajang Medali Sendiri di Rumah

medium c5e4af4f375206d6bdfb5aedd1c13bab SCORE.CO.ID

Score – Soal pencapaian di bulu tangkis, nama Chen Long tak perlu diragukan lagi.

Lebih-lebih, pemain kelahiran 18 Januari 1989 tersebut justru bersinar di tengah rivalitas Lin Dan (China) dan Lee Chong Wei (Malaysia) yang mendominasi sektor tunggal putra.

Total 30 gelar juara berhasil dimenangi Chen Long, termasuk dari dua turnamen individu mayor yaitu Kejuaraan Dunia (2014, 2015) dan Olimpiade (2016).

Bahkan di Olimpiade yang menjadi destinasi utama atlet dunia, Chen mengumpulkan satu set medali dengan perunggu di London 2012, emas di Rio 2016, dan perak di Tokyo 2020. Lengkap.

Sudirman Cup dan Thomas Cup? Ada, masing-masing lima keping emas dan tiga keping emas.

Hanya Asian Games, ajang besar yang gagal dimenangi Chen Long hingga mengumumkan pensiun pada Mei 2023 dan di usia 34 tahun.

Meski begitu, koleksi trofi di rumah tetap komplet mengingat pencapaian penting ini telah diwakili oleh istri Chen Long sendiri yaitu Wang Shi Xian.

Wang Shi Xian, juga mantan pemain nomor satu dunia sebagaimana Chen Long, merupakan pemenang nomor tunggal putri Asian Games Guangzhou 2010.

Akan tetapi, pasangan yang menikah pada 2017 lalu ini tidak bisa lagi memajang seluruh prestasi mereka di rumah sendiri.

Alasannya? Chen dan Wang rupanya memperhatikan tumbuh kembang putra mereka yaitu Chen Shan Yang yang lahir pada Juni 2019.

Pasutri juara All England ini tidak ingin prestasi besar yang diraih bersama malah menjadi tekanan bagi sang putra. Hal itu diungkapkan dalam wawancara mereka dengan BWF.

“Kami tidak ingin memberi tekanan apapun kepada putra kami,” ujar Wang Shi Xian yang kini mengajar di Beijing Sport University.

“Kami harap dia bisa menentukan jalan hidupnya dan mengatur masa depannya sendiri.”

“Secara pribadi, saya juga percaya bahwa pencapaian-pencapaian selama kami bertanding mewakili masa lalu kami.”

“Sementara kami memang memiliki sebuah tanggung jawab untuk mempromosikan bulu tangkis, kami semua mengeksplorasi jalan yang baru saat ini.”

Saking lamanya disimpan, Chen dan Wang sampai kesulitan untuk mencarinya.

Saat ingin menunjukkan koleksi medali Olimpiade milik Chen Long, mereka memerlukan waktu lama sebelum akhirnya keluar dengan ketiganya.

“Itu tidak mudah untuk dicari. Medali-medali itu di bawah kardus,” kata Chen memberi tahu Wang sebelum ikut membantu.

“Ya ampun butuh waktu lama untuk menemukannya,” ujar Wang setelah semuanya ketemu. Chen menimpali, “Semua medalinya ada di dasar kardus. Semua barang-barang bagus.”

Walau kejayaan masa lalu sudah disembunyikan, darah bulu tangkis Chen Long dan Wang Shi Xian tampaknya menurun kepada Chen Shan Yang yang belum genap lima tahun.

Ketertarikan terhadap tepok bulu ditunjukkan Chen Shan Yang. Dia pun tampaknya tahu bahwa ayah dan ibunya adalah pemain jempolan.

“Ganda (putra) dan ganda campuran. Dengan ayah. Dengan mama,” sahut Chen junior saat ditanya Chen senior ingin bermain di sektor mana.

“Pintar kamu. Kamu telah memilih pasangan terkuat,” ucap Chen Long menimpali jawaban anak satu-satunya itu.

Walau telah melupakan masa lalunya sebagai pebulu tangkis top, Chen tetap memiliki kebanggaan besar terhadap kariernya di lapangan.

Kesuksesan besar yang telah diraih tak ingin dinodai Chen dengan serangkaian kekalahan karena performa yang menurun.

Chen sebenarnya masih berhasrat untuk menjadikan Asian Games Hangzhou 2022 sebagai event terakhirnya. Apes, pandemi memaksa ajang multi-event empat tahunan itu ditunda setahun.

“Sejujurnya, ketika saya membuat keputusan untuk pensiun, saya merasa bahwa performa saya secara keseluruhan, termasuk di Olimpiade, itu masih cukup bagus,” ujar Chen.

Chen menuturkan kekalahan dua gim langsung dari Viktor Axelsen (Denmark) di final Olimpiade Tokyo turut disebabkan kapalan yang parah pada kakinya.

“Saya masih bisa bersaing. Tapi saya puas untuk pensiun ketika saya masih berada dalam kondisi yang bagus,” imbuhnya.

“Setelah memenangi berbagai penghargaan, saya tidak ingin pensiun dengan kalah berulang-ulang sembari mengejar sebuah gelar khusus.”

“Itu bukan sesuatu yang saya inginkan. Dengan mempertimbangkan keluarga, saya merasa bahwa pensiun itu bukan keputusan yang buruk.”

“Akan selalu ada penyesalan terhadap apapun yang kita lakukan karena tidak mudah untuk mendapatkan kesempurnaan,” pungkasnya.

Exit mobile version