score.co.id – Juventus menelan kekalahan memalukan di perempat final Coppa Italia saat berhadapan dengan Empoli. Meskipun menguasai bola sebanyak 69 persen dan melepaskan 15 tembakan, keefektifan serangan menjadi hambatan utama bagi sang juara bertahan, hanya 4 tembakan yang menemui sasaran dan satu gol tercipta. Di sisi lain, Empoli dengan penguasaan bola 31 persen, mampu menciptakan 5 tembakan mengancam dan menunjukkan kekuatan saat adu penalti.
Empoli unggul terlebih dahulu melalui gol Youssef Maleh pada menit ke-24, sebelum Juventus menyamakan kedudukan melalui Khephren Thuram di menit ke-66. Namun, kegagalan dalam adu penalti membuat Juventus harus menyerah. Penampilan gemilang dari kiper Juventus, Mattia Perin, dengan beberapa penyelamatan cemerlang tidak cukup untuk membawa kemenangan di momen krusial tersebut, sehingga Empoli keluar sebagai pemenang yang pantas.
Meskipun Juventus mendominasi sepanjang pertandingan, keunggulan Empoli yang menunjukkan ketangguhan dan keberanian dalam adu penalti menjadi kunci kemenangan mereka. Kemenangan dramatis ini menunjukkan bahwa dalam sepak bola, efisiensi dan konsistensi dalam penyelesaian peluang sangatlah vital, dan Empoli mampu memanfaatkan situasi ini dengan baik untuk melengserkan raksasa Italia dari kompetisi Coppa Italia.
Tembok Pertahanan yang Rapuh
Mattia Perin, sang penjaga gawang berusia 32 tahun, menunjukkan kebriliannya dengan brilian dengan melakukan empat penyelamatan gemilang yang mengagumkan untuk menghalau serangan-serangan berbahaya dari Empoli. Namun, ironisnya, ketika tiba saat adu penalti, sang kiper tak dapat menghalau satupun dari tendangan eksekusi yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.
Ketika berhadapan dengan adu penalti, sebuah tim tidak dapat meraih kemenangan tanpa keberhasilan penyelamatan dari penjaga gawangnya. Hal ini menjadi fakta yang memilukan yang harus dihadapi oleh Juventus dalam pertandingan tersebut. Sementara itu, kinerja lini belakang Juventus
Secercah Sinar dari Lini Tengah
Jika ada cahaya keberuntungan bersinar di pertandingan itu, pastilah sinarnya berasal dari Khephren Thuram. Pemain asal Prancis tersebut menggetarkan gawang lawan dengan gol penyama kedudukan pada menit ke-66, memberikan pukulan energi yang luar biasa bagi Juventus di lini tengah.
Thuram benar-benar memberikan segalanya dalam pertandingan ini. Dia telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang luar biasa. Juventus tidak akan bisa meminta lebih dari kontribusi gemilang yang diberikan oleh pemain berbakat ini.
Meskipun demikian, Weston McKennie yang seharusnya menjadi motor kreativitas tim, justru gagal menunjukkan performa terbaiknya sebagai playmaker. Kekurangan dalam penciptaan peluang membuat serangan Juventus terasa hambar dan mudah diprediksi oleh lawan.
Barisan Depan yang Macet
Thiago Motta memutuskan untuk menggoda takdir dengan melibatkan Randal Kolo Muani sebagai sayap. Perubahan ini mengejutkan namun membawa angin segar karena Kolo Muani berhasil menorehkan satu assist yang mengesankan.
Kontribusi yang ditunjukkan oleh Kolo Muani sungguh di luar dugaan. Namun, meskipun begitu, kepiawaian sang pemain asal Prancis itu tidak mampu mengantarkan Juventus meraih hasil maksimal yang diharapkan.
Di sisi lain, performa Dusan Vlahovic mengecewakan meski bertugas sebagai ujung tombak. Meskipun melepaskan tujuh percobaan, tak satupun yang berujung menjadi gol, termasuk kegagalan saat eksekusi penalti yang semakin memperburuk malam yang kelam bagi Juventus.
Kegagalan yang Mengundang Evaluasi
Juventus harus menelan pil pahit setelah tersingkir dari Coppa Italia melawan tim zona degradasi. Kegagalan ini tidak hanya menyangkut hasil belaka, tetapi juga mencerminkan tantangan dalam mentalitas dan efektivitas mereka sepanjang musim ini.
Terkait dengan performa mereka, Juventus dituntut untuk meningkatkan kekejamannya di depan gawang lawan. Hal ini bukan sekadar soal angka statistik, melainkan menguji ketangguhan batin dan fokus tim untuk mencapai kemenangan.
Meskipun musim masih berjalan, kekalahan berturut-turut ini, termasuk kegagalan di Liga Champions, memberikan pukulan berat bagi Juventus. Mereka harus segera memulihkan diri dan membenahi masalah yang ada agar tidak terus terpuruk dalam lautan kekecewaan dan kegagalan.