Juara Liga Konferensi Eropa Terbanyak, Ini Daftar Lengkapnya

Siapa klub peraih trofi UEFA Conference League terbanyak?

Juara Liga Konferensi Eropa terbanyak
Juara Liga Konferensi Eropa terbanyak

Juara Liga Konferensi Eropa

score.co.id – Ketika UEFA memperkenalkan Liga Konferensi Eropa (UECL) pada musim 2021-2022, sebuah babak baru terbuka untuk klub-klub Eropa yang haus panggung kontinental. Kompetisi ini-yang berganti nama resmi menjadi UEFA Conference League mulai 2024-2025-dirancang sebagai kasta ketiga di piramida sepakbola Eropa, di bawah Liga Champions dan Liga Europa. Tujuannya mulia: memberi kesempatan lebih adil bagi tim-tim dari liga “non-elite” yang kerap kesulitan menembus kompetisi utama. Dengan format baru 36 tim yang diterapkan sejak musim 2024-2025, UECL kini sejajar struktur dengan saudara tuanya, menawarkan panggung bagi klub-klub dengan ambisi menulis sejarah baru.

Para Kampiun UECL: Narasi Empat Musim Perdana

Dalam empat tahun perjalanannya, UECL telah melahirkan juara dengan cerita heroik yang beragam-mulai dari pengakhir puasa gelar hingga pencapaian bersejarah pertama.

Siapa klub peraih trofi UEFA Conference League terbanyak
Siapa klub peraih trofi UEFA Conference League terbanyak

2021-2022: Kebangkitan Abadi AS Roma di Tirana

Final perdana UECL di Arena Kombëtare, Tirana, menjadi saksi kebangkitan AS Roma. Di bawah kendali José Mourinho, I Giallorossi mengalahkan Feyenoord 1-0 lewat gol Nicolò Zaniolo di menit ke-32. Kemenangan ini bukan sekadar angka: Roma mengakhiri puasa gelar mayor 14 tahun sekaligus membawa pulang trofi Eropa pertama mereka sepanjang sejarah. Chris Smalling, sang benteng pertahanan, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik laga. Yang lebih epik: Roma menjadi wakil Italia pertama yang menjuarai kompetisi Eropa sejak Inter Milan di Liga Champions 2010-yang juga dilatih Mourinho. Perjalanan mereka penuh lika-liku, termasuk kekalahan memalukan 1-6 dari Bodø/Glimt di fase grup, sebelum akhirnya membalas kekalahan itu di babak gugur.

Baca Juga  Sumpah Setia Juergen Klopp untuk Liverpool, Tak akan Latih Klub Inggris Lain dalam Kondisi Apa pun

2022-2023: West Ham dan Drama 90 Menit di Praha

West Ham United menorehkan cerita magis di Eden Arena, Praha. Melawan Fiorentina, The Hammers menang 2-1 lewat gol penalti Saïd Benrahma (62′) dan stroke Jarrod Bowen di menit ke-90-tepat setelah Giacomo Bonaventura menyamakan kedudukan (67′). Bowen, pencetak gol kemenangan, sekaligus meraih gelar Pemain Terbaik. Trofi ini mengakhiri penantian 43 tahun West Ham untuk gelar mayor dan menjadi trofi Eropa pertama mereka sejak Piala Winners 1965. Di bawah David Moyes-yang akhirnya meraih trofi besar pertamanya-Declan Rice mengangkat piala dengan catatan fantastis: 14 menang dan 1 imbang dari 15 laga tanpa pernah kalah!

2023-2024: Olympiacos dan Keajaiban di Tanah Air

Final di Stadion Agia Sophia, Athena, menjadi momen sakral bagi sepakbola Yunani. Olympiacos mengalahkan Fiorentina 1-0 lewat gol Ayoub El Kaabi di menit ke-116 perpanjangan waktu. El Kaabi-yang juga top skor turnamen-dinobatkan sebagai Pemain Terbaik. Kemenangan ini monumental: Olympiacos jadi klub Yunani pertama yang menjuarai kompetisi Eropa! José Luis Mendilibar, pelatihnya, membuat sejarah pribadi dengan meraih trofi Eropa kedua berturut-turut setelah sebelumnya menang Liga Europa bersama Sevilla. Bagi Fiorentina, ini adalah kekalahan final kedua beruntun-catatan pahit sebagai tim pertama yang melakukannya di UECL.

2024-2025: Chelsea dan Penyempurna Koleksi Legenda

Chelsea menutup musim keempat dengan gaya spektakuler di Stadion Wrocław, Polandia. Melawan Real Betis, The Blues sempat tertinggal gol Abde Ezzalzouli (9′), namun membalas lewat empat gol beruntun: Enzo Fernández (65′), Nicolas Jackson (70′), Jadon Sancho (83′), dan Moisés Caicedo (90+1′). Cole Palmer, otak serangan Chelsea, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik. Di bawah Enzo Maresca-yang meraih trofi besar pertamanya-kapten Reece James mengangkat piala yang mencatatkan sejarah: Chelsea jadi klub pertama di dunia yang mengoleksi lima trofi utama UEFA (Liga Champions, Liga Europa, Piala Winners, Piala Super, dan Conference League)!

Baca Juga  Pemain Keturunan Indonesia di Eropa dan Klubnya: Daftar Pemain dan Tim-Tim Mereka

Analisis Pakar: Dualisme Identitas UECL

Empat musim perdana UECL mengungkap pola menarik tentang esensi kompetisi ini.

Panggung Pembuat Sejarah vs Pelengkap Koleksi

UECL menjadi medan pertarungan dua narasi besar. Bagi Roma, West Ham, dan Olympiacos-gelar ini adalah mahkota prestasi yang mengubah identitas klub. Roma mengakhiri puasa gelar, West Ham kembali ke panggung Eropa setelah puluhan tahun, sementara Olympiacos mencatatkan nama Yunani di peta sepakbola kontinental. Sebaliknya, bagi Chelsea-trofi ini adalah “kepingan terakhir” yang melengkapi museum trofi mereka. Dualitas ini justru memperkaya daya tarik UECL: bisa menjadi hadiah utama bagi underdog sekaligus simbol dominasi bagi raksasa.

Keragaman Tak Terduga: Geografis dan Taktis

Distribusi juara dari Italia, Inggris (dua kali), dan Yunani membuktikan tidak ada monopoli liga “top five”. Kejayaan Olympiacos menjadi bukti nyata bahwa klub di luar lima liga besar punya peluang nyata. Keragaman juga terlihat dari gaya pelatih pemenang: pragmatisme Mourinho, organisasi solid Moyes, pressing intens Mendilibar, hingga penguasaan bola ala Maresca. Ini menunjukkan tidak ada formula tunggal menjuarai UECL-setiap pendekatan unik bisa sukses selama dieksekusi konsisten.

Proyeksi Masa Depan: Demokratisasi Sepakbola Eropa

Ke depan, UECL diprediksi menjadi katalisator demokratisasi sepakbola Eropa. Format baru 36 tim memperluas partisipasi klub dari lebih banyak negara. Prestasi Olympiacos bisa memicu ambisi serupa dari klub-klub Turki, Skotlandia, atau Skandinavia. Data menunjukkan bahwa sejak musim 2024-2025, partisipasi klub dari asosiasi peringkat 15-30 UEFA meningkat 40%-bukti bahwa akses semakin terbuka. Tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara memberi panggung untuk underdog tanpa mengurangi kualitas kompetisi.

Catatan Akhir: Lebih dari Sekadar Trofi Ketiga

Liga Konferensi Eropa telah membuktikan diri sebagai kompetisi penuh kejutan dan narasi emosional. Dari Tirana hingga Wrocław, ia menjadi panggung bagi kebangkitan klub yang terlupakan, pembuat sejarah baru, dan penyempurna legenda. Empat juara perdananya-Roma, West Ham, Olympiacos, dan Chelsea-mewakili semangat inklusif sepakbola Eropa. Bagi pecinta sepakbola, UECL bukan lagi sekadar “piala ketiga”, melainkan laboratorium keajaiban di mana mimpi kecil bisa menjadi nyata.

Baca Juga  Wigan Vs Man United - Senangnya Ten Hag Lihat 2 Pemain Andalan Kembali Berlatih

Pantau terus perkembangan Liga Conference League dan berita sepakbola terkini hanya di score.co.id -sumber terpercaya untuk cerita paling autentik dari lapangan hijau!