Juara EPL tahun ke tahun
score.co.id – Pernah bertanya-tanya siapa raja sejati kompetisi terketat di Inggris? Selama tiga dekade lebih, Premier League telah menjadi panggung persaingan sengit, kejutan tak terduga, dan dominasi yang mengubah sejarah sepakbola. Dari era Sir Alex Ferguson hingga kebangkitan Manchester City, trofi bergengsi ini telah berpindah tangan, menciptakan legenda dan memicu rivalitas abadi. Artikel eksklusif score.co.id ini mengupas tuntas daftar juara sejak 1992, mengungkap klub paling sukses, tren dominasi, serta momen-momen bersejarah yang membentuk wajah sepakbola Inggris. Siapkan diri Anda untuk menyelami dinamika persaingan elite EPL!
Daftar Lengkap Juara Premier League (1992-2025)
Sejak transformasi dari Divisi Pertama menjadi Premier League pada 1992, kompetisi ini menyajikan 33 musim penuh kejutan dan keagungan. Berikut rekap juara berdasarkan data terkini hingga musim 2024-25:

- 1992-93: Manchester United
- 1993-94: Manchester United
- 1994-95: Blackburn Rovers
- 1995-96: Manchester United
- 1996-97: Manchester United
- 1997-98: Arsenal
- 1998-99: Manchester United
- 1999-00: Manchester United
- 2000-01: Manchester United
- 2001-02: Arsenal
- 2002-03: Manchester United
- 2003-04: Arsenal
- 2004-05: Chelsea
- 2005-06: Chelsea
- 2006-07: Manchester United
- 2007-08: Manchester United
- 2008-09: Manchester United
- 2009-10: Chelsea
- 2010-11: Manchester United
- 2011-12: Manchester City
- 2012-13: Manchester United
- 2013-14: Manchester City
- 2014-15: Chelsea
- 2015-16: Leicester City
- 2016-17: Chelsea
- 2017-18: Manchester City
- 2018-19: Manchester City
- 2019-20: Liverpool
- 2020-21: Manchester City
- 2021-22: Manchester City
- 2022-23: Manchester City
- 2023-24: Manchester City
- 2024-25: Liverpool
Klub dengan Gelar Premier League TerbanyakHanya tujuh klub yang berhasil menaklukkan gairah Premier League selama 33 musim berjalan. Berikut hierarki juara berdasarkan akumulasi trofi:
- Manchester United: 13 Gelar(Musim: 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1996-97, 1998-99, 1999-2000, 2000-01, 2002-03, 2006-07, 2007-08, 2008-09, 2010-11, 2012-13)
- Manchester City: 8 Gelar(Musim: 2011-12, 2013-14, 2017-18, 2018-19, 2020-21, 2021-22, 2022-23, 2023-24)
- Chelsea: 5 Gelar(Musim: 2004-05, 2005-06, 2009-10, 2014-15, 2016-17)
- Arsenal: 3 Gelar(Musim: 1997-98, 2001-02, 2003-04)
- Liverpool: 2 Gelar(Musim: 2019-20, 2024-25)
- Blackburn Rovers: 1 Gelar(Musim: 1994-95)
- Leicester City: 1 Gelar(Musim: 2015-16)
Dinamika Dominasi: Dari Ferguson Hingga GuardiolaEra Tak Terbantahkan Manchester United
Tahun 1990-an hingga awal 2010-an menjadi saksi hegemoni mutlak Manchester United di bawah komando Sir Alex Ferguson. Klub asal Manchester itu menyabet 13 gelar dalam 21 musim pertama, termasuk trofi perdananya tahun 1993. Kunci kesuksesan mereka terletak pada stabilitas manajerial dan visi jangka panjang Ferguson, yang membangun skuad berkarakter sekaligus adaptif. Dominasi ini runtuh pasca-pensiunnya sang legenda pada 2013, membuktikan betapa krusial peran seorang pelatih dalam mempertahankan budaya juara. Tanpa sosok sentral tersebut, raksasa sekalipun bisa kehilangan arah.
Kebangkitan Pesaing: Arsenal dan Chelsea Mengubah Peta Kekuatan
Dominasi United tak sepenuhnya tanpa tanding. Arsenal di bawah Arsène Wenger muncul sebagai penantang serius dengan tiga gelar, termasuk musim “The Invincibles” 2003-04 yang tak terkalahkan. Revolusi terjadi saat Roman Abramovich membeli Chelsea dan mendatangkan Jose Mourinho. Strategi investasi masif dan taktik defensif brilian Mourinho membuahkan gelar back-to-back (2005, 2006). Kehadiran mereka memecah monopoli United-Arsenal dan membentuk “Big Four”. Perubahan ini menunjukkan bagaimana modal finansial dan inovasi taktis bisa menggeser hierarki sepakbola Inggris dalam sekejap.
Era Manchester City: Standar Baru Dominasi Modern
Dekade terakhir dikuasai Manchester City. Sejak gelar dramatis 2012 lewat gol Aguero, mereka merajai dengan 8 trofi, termasuk 6 gelar dalam 7 musim terakhir (2018-2024). Di bawah Pep Guardiola, City menetapkan rekor fantastis: 100 poin (2018) dan 106 gol (2018). Dominasi ini berbeda dengan era Ferguson karena digerakkan oleh sumber daya finansial nyaris tak terbatas dan presisi taktis ala Guardiola. Mereka membangun skuad terdalam di Eropa dengan rotasi sempurna. Namun, tren ini memicu debat tentang kesenjangan kompetisi di puncak liga.
Momen Legendaris: Kejutan dan Kebangkitan Sang Raksasa
Premier League tetap menghadirkan keajaiban. Blackburn Rovers (1995) membuktikan tim non-raksasa bisa juara dengan strategi cerdas Jack Walker dan Alan Shearer. Namun, Leicester City (2016) adalah mahakarya: tim beranggaran minim pimpinan Claudio Ranieri yang mengalahkan odds 5000-1! Kisah mereka menjadi simbol harapan bagi underdog.
Di sisi lain, Liverpool mengakhiri puasa 30 tahun lewat gelar 2020, lalu menambah koleksi di musim 2024-25. Gelar terbaru ini punya makna historis: menyamai total 20 gelar liga Inggris Manchester United, meski baru dua di era Premier League. Kebangkitan The Reds menunjukkan bahwa warisan klub besar tak pernah mati.
Penutup: Refleksi atas Persaingan Abadi
Data juara EPL tahun ke tahun mengungkap narasi dinamis: dari dominasi panjang Manchester United, kebangkitan Chelsea, revolusi taktis Manchester City, hingga kejutan Blackburn dan Leicester. Meski tren terkini menunjukkan konsolidasi kekuatan di tangan klub bermodal super, Premier League tetap menyisakan ruang untuk keajaiban dan kebangkitan sejarah seperti Liverpool. Satu hal pasti: persaingan untuk trofi perak itu akan terus memicu gairah, kontroversi, dan drama tak terlupakan.
Jangan lewatkan analisis mendalam seputar dunia sepakbola terkini! Pantau terus perkembangan liga top Eropa hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola terpercaya












