Juara Carabao Cup dari Tahun ke Tahun
score.co.id – Dalam gegap gempita sepak bola Inggris yang sering kali terpusat pada perebutan gelar Premier League dan Liga Champions, ada sebuah piala yang kerap dipandang sebelah mata. Namun, bagi para penggemar Newcastle United, Carabao Cup musim 2024/2025 telah menjadi lebih dari sekadar trofi perak. Ia adalah mahkota yang mengakhiri sebuah penantian panjang yang hampir mustahil, sebuah narasi dramatis yang mengukir ulang sejarah kompetisi ini. Artikel ini akan mengajak Anda menyusuri lorong waktu, menilik daftar juara Carabao Cup dari masa ke masa, sambil mengungkap fakta-fakta mengejutkan yang membuat kompetisi ini tetap istimewa, terutama di musim yang tak terlupakan ini.
Malam Bersejarah di Wembley 2025: Newcastle Mengakhiri Kutukan
Tanggal 16 Maret 2025 akan selamanya terukir emas dalam ingatan setiap pendukung Newcastle United. Di bawah lampu sorot Stadion Wembley yang megah, 88.513 pasang mata menyaksikan sebuah pertandingan yang penuh dengan intensitas, taktik, dan akhirnya, pelepasan emosi yang tertahan selama puluhan tahun. Liverpool, raksasa yang akrab dengan trofi ini, datang sebagai favorit. Namun, Newcastle United di bawah Eddie Howe tampil dengan rencana yang sempurna: disiplin, solid, dan mematikan dalam setiap serangan balik.

Momen-Momen Epik di Final
- Menit 45+1: Dan Burn, sang bek yang sejak kecil adalah penggemar berat The Magpies, melompat tinggi dan menyundul bola dengan kekuatan penuh ke sudut gawang Liverpool. Stadion seketika meledak.
- Menit 53: Alexander Isak menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang kelas dunia dengan menyelesaikan sebuah serangan terukur dan menggandakan keunggulan menjadi 2-0.
- Menit 90+5: Gol hiburan Federico Chiesa di detik-detik terakhir injury time sudah terlambat. Peluit akhir berbunyi, dan Wembley berubah menjadi lautan hitam-putih. Puasa gelar selama 70 tahun akhirnya usai.
Mengurai Fakta Mengejutkan di Balik Kemenangan Bersejarah
Kemenangan Newcastle di final Carabao Cup 2025 bukan sekadar tambahan satu nama dalam daftar pemenang. Ia membawa serta fakta-fakta yang membuatnya begitu spesial dan emosional.
Fakta 1: Akhir Penantian Tujuh Dekade
Fakta pertama dan paling mencolok adalah berakhirnya puasa gelar domestik mayor Newcastle United yang telah berlangsung selama tujuh dekade. Trofi terakhir mereka sebelumnya adalah FA Cup pada tahun 1955. Bayangkan, beberapa generasi pendukung lahir, besar, dan menua tanpa pernah melihat klub kebanggaannya mengangkat piala utama. Statistik kelam ini bagai hantu yang selalu menghantui setiap kunjungan ke Wembley.
Fakta 2: Mematahkan Kutukan Wembley
Fakta mengejutkan kedua adalah terpatahkannya kutukan Wembley. Sebelum kemenangan ini, Newcastle telah mencatatkan rekor buruk dengan sembilan kekalahan beruntun di stadion nasional Inggris tersebut. Setiap final seolah menjadi jalan cerita yang sama: penuh harapan dan berakhir dengan kekecewaan. Kemenangan atas Liverpool tidak hanya membawa pulang trofi, tetapi juga membebaskan klub dari belenggu psikologis yang sangat berat. Bagi Eddie Howe, ini adalah validasi atas kerja kerasnya membangun tim yang tangguh. Bagi para pemain, ini adalah legasi. Dan bagi para fans, ini adalah pembuktian bahwa kesetiaan memang memiliki imbalannya.
Era Dominasi: Hegemoni Tak Terbantahkan Liverpool dan City
Untuk benar-benar menghargai nilai kemenangan Newcastle, kita harus memahami konteks sejarah Carabao Cup yang didominasi oleh segelintir klub elite. Dua nama yang paling menonjol adalah Liverpool dan Manchester City.
Rekor Dominasi
- Liverpool: Penguasa sejati kompetisi ini dengan koleksi 10 gelar, menjadikan mereka pemegang rekor juara terbanyak. Mereka pernah merajai dengan empat gelar beruntun dari 1981 hingga 1984, sebuah prestasi yang dianggap tak akan terulang.
- Manchester City: Di bawah kendali visioner Pep Guardiola, mereka telah mengoleksi 8 piala, termasuk empat edisi berturut-turut dari 2018 hingga 2021.
Hegemoni kedua klub ini begitu massif; jika digabungkan, mereka telah memenangkan 18 dari total sekitar 65 gelar yang diperebutkan. Dominasi inilah yang membuat setiap kemenangan dari klub di luar mereka, seperti kemenangan Swansea City pada 2013 atau Birmingham City pada 2011, selalu terasa sangat istimewa dan memberikan nuansa kejutan yang segar.
Lebih dari Sekadar “Piala Mickey Mouse”: Membantah Stigma
Tidak bisa dimungkiri, Carabao Cup sering kali dicap sebagai “Piala Mickey Mouse” atau piala kelas dua. Kritik ini biasanya berangkat dari beberapa hal.
Alasan Stigma
- Nilai Hadiah Uang Kecil: Pemenang hanya menerima sekitar £100,000, jumlah yang tidak signifikan bagi klub-klub papan atas jika dibandingkan dengan hadiah uang dari Premier League atau bahkan Piala FA yang bisa mencapai £2 juta untuk pemenangnya.
- Tiket ke Liga Conference League: Hadiah ini sering dianggap kurang bergengsi bagi tim-tim yang membidik Liga Champions.
Namun, final 2025 adalah bukti nyata bahwa nilai sebuah trofi tidak pernah bisa hanya diukur dari materi. Bagi Newcastle United dan komunitasnya, nilai Carabao Cup ini tak ternilai harganya. Ini adalah soal kebanggaan, sejarah, dan emosi murni dari olahraga yang mereka cintai. Trofi ini menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang uang dan komersialisasi, tetapi tentang cerita, tentang mengakhiri penantian, dan tentang menciptakan momen abadi yang akan dikenang sepanjang masa. Ia memberikan peluang bagi setiap klub, tidak peduli seberapa besar atau kecil, untuk menulis babak indah dalam sejarah mereka sendiri.
Tabel Lengkap Juara Carabao Cup (1961 – 2025)
| Musim | Juara | Runner-Up |
|---|---|---|
| 1960–61 | Aston Villa | Rotherham United |
| 1961–62 | Norwich City | Rochdale |
| 1962–63 | Birmingham City | Aston Villa |
| 1963–64 | Leicester City | Stoke City |
| 1964–65 | Chelsea | Leicester City |
| 1965–66 | West Bromwich Albion | West Ham United |
| 1966–67 | Queens Park Rangers | West Bromwich Albion |
| 1967–68 | Leeds United | Arsenal |
| 1968–69 | Swindon Town | Arsenal |
| 1969–70 | Manchester City | West Bromwich Albion |
| 1970–71 | Tottenham Hotspur | Aston Villa |
| 1971–72 | Stoke City | Chelsea |
| 1972–73 | Tottenham Hotspur | Norwich City |
| 1973–74 | Wolverhampton Wanderers | Manchester City |
| 1974–75 | Aston Villa | Norwich City |
| 1975–76 | Manchester City | Newcastle United |
| 1976–77 | Aston Villa | Everton |
| 1977–78 | Nottingham Forest | Liverpool |
| 1978–79 | Nottingham Forest | Southampton |
| 1979–80 | Wolverhampton Wanderers | Nottingham Forest |
| 1980–81 | Liverpool | West Ham United |
| 1981–82 | Liverpool | Tottenham Hotspur |
| 1982–83 | Liverpool | Manchester United |
| 1983–84 | Liverpool | Everton |
| 1984–85 | Norwich City | Sunderland |
| 1985–86 | Oxford United | Queens Park Rangers |
| 1986–87 | Arsenal | Liverpool |
| 1987–88 | Luton Town | Arsenal |
| 1988–89 | Nottingham Forest | Luton Town |
| 1989–90 | Nottingham Forest | Oldham Athletic |
| 1990–91 | Sheffield Wednesday | Manchester United |
| 1991–92 | Manchester United | Nottingham Forest |
| 1992–93 | Arsenal | Sheffield Wednesday |
| 1993–94 | Aston Villa | Manchester United |
| 1994–95 | Liverpool | Bolton Wanderers |
| 1995–96 | Aston Villa | Leeds United |
| 1996–97 | Leicester City | Middlesbrough |
| 1997–98 | Chelsea | Middlesbrough |
| 1998–99 | Tottenham Hotspur | Leicester City |
| 1999–00 | Leicester City | Tranmere Rovers |
| 2000–01 | Liverpool | Birmingham City |
| 2001–02 | Blackburn Rovers | Tottenham Hotspur |
| 2002–03 | Liverpool | Manchester United |
| 2003–04 | Middlesbrough | Bolton Wanderers |
| 2004–05 | Chelsea | Liverpool |
| 2005–06 | Manchester United | Wigan Athletic |
| 2006–07 | Chelsea | Arsenal |
| 2007–08 | Tottenham Hotspur | Chelsea |
| 2008–09 | Manchester United | Tottenham Hotspur |
| 2009–10 | Manchester United | Aston Villa |
| 2010–11 | Birmingham City | Arsenal |
| 2011–12 | Liverpool | Cardiff City |
| 2012–13 | Swansea City | Bradford City |
| 2013–14 | Manchester City | Sunderland |
| 2014–15 | Chelsea | Tottenham Hotspur |
| 2015–16 | Manchester City | Liverpool |
| 2016–17 | Manchester United | Southampton |
| 2017–18 | Manchester City | Arsenal |
| 2018–19 | Manchester City | Chelsea |
| 2019–20 | Manchester City | Aston Villa |
| 2020–21 | Manchester City | Tottenham Hotspur |
| 2021–22 | Liverpool | Chelsea |
| 2022–23 | Manchester United | Newcastle United |
| 2023–24 | Liverpool | Chelsea |
| 2024–25 | Newcastle United | Liverpool |
Catatan: Tabel lengkap dapat dilihat di situs resmi score.co.id untuk daftar seluruh musim.
Penutup: Sebuah Babak Baru dan Makna Abadi Sebuah Piala
Kemenangan Newcastle United dalam Carabao Cup 2025 telah memberikan napas baru bagi kompetisi ini. Ia mengajarkan pada kita semua bahwa dalam sepak bola, ada hal-hal yang tidak bisa diukur dengan uang atau prestise semata. Ada nilai sejarah, pelampiasan emosi, dan kebanggaan lokal yang menjadikan sebuah trofi begitu abadi. Dari dominasi Liverpool dan Manchester City yang mengagumkan hingga kejutan-kejutan yang diciptakan oleh klub lain, Carabao Cup tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warna-warni sepak bola Inggris. Ia adalah bukti bahwa setiap klub memiliki mimpi, dan mimpi itu, seperti yang dibuktikan oleh Newcastle, suatu hari bisa menjadi kenyataan.
Jangan lewatkan perkembangan berita sepak bola terkini dan analisis mendalam lainnya hanya di score.co.id!












