Manajer Manchester City, Josep Guardiola, turut memberikan tanggapannya mengenai pemecatan Erik Ten Hag dari kursi kepelatihan Manchester United.
Manchester United baru-baru ini mengakhiri hubungan mereka dengan Erik Ten Hag. Pelatih asal Belanda tersebut dipecat dari Old Trafford pada hari Senin (28/10/2024) kemarin.
The Red Devils memutuskan untuk memecat Ten Hag karena penampilan buruk tim pada awal musim ini. Bruno Fernandes dan rekan-rekannya saat ini berada di peringkat 14 di klasemen Premier League.
Dalam pertandingan terakhir Ten Hag, Manchester United harus mengakui keunggulan West Ham dengan skor 1-2. Sementara itu, Setan Merah akan sementara waktu diasuh oleh Ruud Van Nistelrooy.
Guardiola Prihatin
Pep Guardiola, manajer Manchester City, mengekspresikan rasa simpati yang mendalam terhadap pemecatan Erik ten Hag. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa sebagai pelatih sepak bola, resiko dipecat merupakan bagian dari pekerjaan yang harus diterima dengan lapang dada.
Dalam pernyataannya, Guardiola menekankan kekhawatirannya: “Saya merasa prihatin. Kita memiliki ikatan yang sangat kuat. Ten Hag mewakili United dengan tingkah laku yang luar biasa.” Ia sangat menghargai hubungan yang terjalin dan mengakui kualitas Ten Hag sebagai seorang profesional.
Guardiola juga menyoroti sebuah realitas pahit dalam dunia kepelatihan: “Sebagai seorang manajer, kita adalah target utama pemecatan. Hal ini tidak umum di profesi lain seperti arsitek, dokter, atau guru. Pemecatan tampaknya menjadi bagian tak terpisahkan dari pekerjaan kami yang harus kita terima dengan lapang dada.”
Doakan yang Terbaik
Kepergian Ten Hag dari Manchester United, meski setelah memberikan dua trofi, mengejutkan banyak pihak. Pep Guardiola, pelatih Manchester City, pun turut memberikan doa terbaik untuk Ten Hag. “Saya berdoa agar yang terbaik mengiringi langkahnya. Percayalah, ia akan kembali dengan semangat yang lebih menggelegar,” ujar Guardiola penuh keyakinan.
Guardiola juga menegaskan bahwa dunia sepakbola sangatlah keras dan pekerjaan mereka sebagai pelatih sangat bergantung pada hasil yang mereka raih. “Jika performa tidak sesuai standar, pemecatan bisa menjadi nasib yang tak terhindarkan,” tegas Guardiola. Menyuarakan pikiran yang tegas, ia menekankan hal ini tidak hanya berlaku bagi Ten Hag, melainkan juga bagi dirinya sendiri.
Perkataan Guardiola menjadi pengingat bahwa dalam dunia sepakbola, prestasi dan hasil memiliki peran yang sangat vital. Kedisiplinan, dedikasi, serta kontribusi nyata dalam lapangan menjadi kunci utama keberlangsungan karir seorang pelatih. Guardiola dengan jujur menyampaikan bahwa stabilitas pekerjaan dalam dunia sepakbola tidak pernah dapat dijamin, dan hal ini menjadi bahan refleksi bagi semua individu yang terlibat dalam dunia olahraga yang kompetitif ini.