Irak Gagal Lolos Piala Dunia
score.co.id – Laga tanpa gol di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada 14 Oktober 2025, menjadi akhir dari mimpi langsung Timnas Irak ke Piala Dunia 2026. Berhadapan dengan Arab Saudi yang hanya butuh satu poin, Skuad Mesopotamia harus puas finis di posisi kedua Grup B babak keempat kualifikasi AFC. Kekecewaan ini langsung direspon keras oleh pelatih mereka, Graham Arnold, yang tidak ragu menyoroti ketimpangan format yang dianggapnya menguntungkan secara struktural bagi kekuatan sepak bola Timur Tengah.
Perjalanan Irak di babak “Road to 26 Playoffs” sebenarnya dimulai dengan cukup positif. Di bawah asuhan Graham Arnold yang baru bergabung pada Mei 2025, Irak berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 atas Indonesia pada laga pertama, 11 Oktober 2025. Satu-satunya gol dalam pertandingan itu dicetak oleh gelandang andalan, Zidane Iqbal, di menit-menit akhir pertandingan, memberikan tiga poin berharga dan momentum positif.
Namun, laga penentuan melawan Arab Saudi empat hari kemudian berakhir dengan kekecewaan. Bermain di hadapan lebih dari 60.000 penonton yang memadati stadion, Irak kesulitan menembus pertahanan ketat Saudi. Pertandingan yang berjalan alot sempat memunculkan peluang emas di menit-menit akhir melalui tendangan bebas Hassan Abdulkareem, namun kiper Nawaf Al-Aqidi tampil gemilang dengan penyelamatan yang mengagumkan. Hasil imbang 0-0 ini membuat Arab Saudi melenggang ke Piala Dunia 2026 karena unggul selisih gol, sementara Irak harus puas dengan jalur playoff yang lebih berliku.

Analisis: Kontroversi Format dan “Home Advantage” yang Dipertanyakan
Kritik Pedas Graham Arnold
Kekecewaan atas hasil pertandingan ternyata bukan hanya soal gagalnya mencetak gol. Graham Arnold, dalam konferensi pers pasca-pertandingan, melontarkan kritik pedas terhadap format kualifikasi yang diterapkan AFC. Pelatih asal Australia ini menyoroti ketidakadilan jadwal yang menurutnya sangat menguntungkan tim tuan rumah grup, dalam hal ini Arab Saudi di Grup B dan Qatar di Grup A.
“Saya sangat bangga dengan para pemain, terutama setelah harus berjuang dalam format kompetisi seperti ini,” tegas Arnold. “Ini bukan kebetulan bahwa tim di setiap grup yang mendapat enam hari istirahat berhasil lolos. Kami hanya mendapat tiga hari untuk memulihkan diri dan mempersiapkan laga besar, sementara lawan kami punya waktu istirahat dua kali lipat. Itu adalah keuntungan yang sangat signifikan.”
Kritik Arnold ini bukanlah yang pertama. Sejak undian grup dilakukan pada Juli 2025, beberapa pihak telah mempertanyakan keputusan AFC memberikan hak tuan rumah dan jadwal yang lebih longgar kepada Saudi dan Qatar. Pelatih Oman, Carlos Queiroz, juga sebelumnya telah menyuarakan protes serupa. Arnold seolah menyiratkan bahwa kekuatan tim-tim Timur Tengah tersebut tidak sepenuhnya murni, melainkan dibantu oleh faktor eksternal seperti dukungan penuh suporter tuan rumah dan jadwal istirahat yang tidak seimbang. Ia bahkan membandingkannya dengan sistem playoff di konfederasi lain yang biasanya menggunakan venue netral untuk menjunjung tinggi keadilan kompetisi.
Dampak dan Proyeksi: Jalan Panjang Irak Menuju Amerika Utara
Peluang di Babak Playoff
Meski gagal lolos langsung, perjuangan Irak untuk mengakhiri puasa 40 tahun penampilan di Piala Dunia sejak 1986 belum berakhir. Posisi runner-up grup memberinya kesempatan kedua melalui babak playoff. Irak dijadwalkan akan berhadapan dengan Uni Emirat Arab (UAE), yang finis di posisi kedua Grup A, dalam pertandingan dua leg pada November 2025.
Pemenang dari duel Irak vs UAE nantinya akan maju ke babak playoff antar konfederasi pada Maret 2026, dimana mereka akan berburu satu tiket terakhir untuk tampil di Piala Dunia yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Arnold tetap menanamkan optimisme, mengingat timnya tidak kebobolan satupun gol sepanjang babak keempat ini, pertanda pertahanan yang solid.
“Semua media dan fans Irak harus tetap positif karena kami masih lolos ke fase berikutnya,” pesan Arnold. “Kami tidak kemasukan gol sama sekali. Pemain telah memberikan segalanya, dan kualifikasi Piala Dunia masih terus berlanjut untuk kami.”
Statistik ini menjadi modal berharga Arnold dan asistennya, Rene Meulensteen, untuk menyusun strategi menghadapi UAE. Semangat tim juga diharapkan tetap tinggi untuk merebut kesempatan emas mengukir sejarah.
Kutipan Menarik
Graham Arnold mengungkapkan kekecewaan sekaligus harapannya:
“Kami datang ke sini untuk menang, tetapi ada faktor-faktor di luar lapangan yang sangat berpengaruh. Saya sudah lama berkecimpung di sepak bola Asia, dan ini harus menjadi pelajaran untuk masa depan. Namun, kepala kami harus tetap tegak. Perjalanan belum selesai.”
Standings Akhir Grup B dan Grup A
Grup B: Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona AFC
| Posisi | Tim | Poin | Selisih Gol |
|---|---|---|---|
| 1 | Arab Saudi | 4 | +1 |
| 2 | Irak | 4 | +1 |
| 3 | Indonesia | 0 | -2 |
Grup A: Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona AFC
| Posisi | Tim | Poin | Selisih Gol |
|---|---|---|---|
| 1 | Qatar | 4 | +1 |
| 2 | UAE | 3 | +1 |
| 3 | Oman | 1 | -2 |
Penutup: Kritik yang Menggema dan Harapan di Tangan Arnold
Kegagalan Irak lolos langsung dan kritik pedas Graham Arnold telah memantik diskusi luas tentang integritas kompetisi dan pemerataan kesempatan di kancah sepak bola Asia. Isu “home advantage” yang berlebihan ini diyakini banyak pengamat bisa memengaruhi masa depan format kualifikasi Piala Dunia AFC.
Bagi Irak, fokus kini beralih ke pertandingan playoff melawan UAE. Dengan pertahanan yang kokoh dan motivasi tinggi untuk membuktikan diri, Arnold dan anak asuhnya masih punya segalanya untuk diperjuangkan. Perjalanan mereka menuju Piala Dunia 2026 mungkin lebih panjang, namun semangat untuk kembali ke panggung terbesar sepak bola dunia tetap menyala.
Ikuti terus perkembangan terbaru seputar jalannya kualifikasi Piala Dunia 2026 dan berita sepakbola terkini lainnya hanya di Score.co.id.












