Nominal Gaji Pelatih Dewa United
score.co.id – Bayangkan sebuah klub dengan ambisi besar, didukung finansial yang kuat, dan dipimpin oleh seorang pelatih Eropa berpengalaman. Pertanyaan yang langsung terlintas: berapa sebenarnya nilai investasi mereka di balik kursi kepelatihan? Inilah teka-teki yang mengitari Jan Olde Riekerink dan Dewa United. Dalam dunia sepak bola Indonesia yang jarang transparan soal angka, mengungkap fakta di balik gaji pelatih ibarat membongkar kotak hitam. Artikel ini akan menyelami secara mendalam misteri nominal gaji Jan Olde Riekerink, menganalisis konteksnya dalam lanskap finansial Liga 1 2025/2026, dan menjawab pertanyaan utama: apakah ia benar-benar sang pelatih termahal?
Profil dan Tantangan Terkini Jan Olde Riekerink
Lahir pada 22 Februari 1963, Jan Olde Riekerink telah memegang tampuk kepelatihan Dewa United sejak 1 Januari 2023. Komitmennya terhadap klub diperkuat dengan perpanjangan kontrak resmi pada Juni 2024, yang mengikatnya hingga musim 2026. Pengalamannya di jagad sepak bola Eropa, termasuk pernah menangani tim youth academy raksasa seperti Manchester City, menjadi modal berharga yang dibawa ke Indonesia.
Namun, jalan yang dilalui pria Belanda itu tidaklah mulus. Hingga akhir November 2025, tekanan justru membayangi posisinya. Performa tim dalam BRI Super League 2025/2026 jauh dari kata stabil. Statistik berbicara dengan jelas dan gamblang tentang betapa sulnya musim ini bagi Sang Dewa.

Analisis Mendalam Performa Dewa United Musim Ini
Berikut adalah ringkasan statistik kinerja Riekerink di BRI Super League 2025/2026 per November 2025:
| Kategori | Statistik |
|---|---|
| Jumlah Pertandingan | 12 |
| Kemenangan | 3 |
| Hasil Imbang | 1 |
| Kekalahan | 8 |
| Total Poin | 10 |
| Rata-rata Poin Per Laga | 0.83 |
Angka-angka ini memvisualisasikan sebuah krisis. Dengan hanya 10 poin dari 12 laga, tim terperosok di wilayah rawan klasemen. Rata-rata poin di bawah 1.0 per pertandingan merupakan indikator yang kuat bahwa tim kesulitan meraih konsistensi. Rangkaian hasil negatif inilah yang memicu gelombang spekulasi dan laporan media, dari Bola.net hingga iNews, mengenai evaluasi ketat dari manajemen dan ancaman nyata pemecatan terhadap Riekerink. Frustrasinya pelatih mulai tampak dalam beberapa konferensi pers, mencerminkan betapa berat beban yang harus dipikul.
Membongkar Misteri Nominal Gaji Pelatih
Inilah inti permasalahan yang paling sulit dijawab: berapa sebenarnya gaji Jan Olde Riekerink? Faktanya, setelah penelusuran mendalam terhadap berbagai sumber terpercaya—mulai dari Transfermarkt, Bola.net, Goal.com, hingga portal berita nasional seperti Detik Sport dan Tribunnews—tidak ada satu pun yang berhasil mengungkap angka spesifik, baik itu estimasi kredibel maupun sekadar rumor yang dapat dipertanggungjawabkan.
Fenomena ini bukanlah hal aneh di Liga 1. Kerahasiaan gaji pelatih telah menjadi budaya yang mapan di sepak bola Indonesia. Klub-klub cenderung menutup rapat informasi finansial semacam ini, menganggapnya sebagai bagian dari strategi non-publik. Berbeda dengan beberapa liga Eropa yang lebih transparan, atau bahkan dengan gaji pemain di Indonesia yang kadang terbongkar melalui platform seperti Capology. Sebagai contoh, gaji pemain asing Dewa United, Alexis Messidoro, diperkirakan mencapai 450 ribu Euro per tahun atau setara dengan Rp 7,82 miliar. Namun, untuk sang nahkoda, informasi tersebut tetap menjadi misteri.
Beberapa nama besar seperti Shin Tae-yong atau Luis Milla pernah memiliki angka gaji yang diperbincangkan, namun data untuk musim 2025/2026 secara keseluruhan benar-benar tidak tersedia. Tidak ada daftar resmi atau laporan media terpercaya yang memeringkat gaji pelatih di BRI Super League musim ini.
Dewa United: Klub Ambisius dalam Ekosistem Liga 1
Untuk memahami konteks yang mungkin melatarbelakangi gaji Riekerink, kita perlu melihat kekuatan finansial Dewa United. Klub ini dikenal memiliki backing yang sangat solid, dengan pemilik yang terkait dengan figur bisnis terkemuka seperti Garibaldi Thohir dan Rendra Soedjono. Ambisi mereka tidak main-main, terlihat dari perekrutan pemain-pemain bintang seperti Rafael Struick, yang gajinya diperkirakan berada di kisaran Rp 2 hingga 3 miliar per musim.
Logika bisnis sepak bola seringkali sederhana: klub dengan sumber daya besar cenderung membayar lebih untuk mendapatkan yang terbaik, baik itu pemain maupun pelatih. Dalam konteks ini, adalah wajar jika diduga bahwa Dewa United menawarkan paket finansial yang kompetitif untuk menarik dan mempertahankan Riekerink, yang notabene membawa segudang pengalaman Eropa.
Namun, “kompetitif” tidak serta merta berarti “termahal”. Liga 1 juga dihuni oleh raksasa-raksasa lain dengan kantong yang sama dalamnya.
Peta Persaingan Kepelatihan dan Kekuatan Finansial Klub Lain
Klub-klub seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan Bali United juga memiliki kapasitas finansial yang sangat besar. Mereka merekrut pelatih asing berpengalaman seperti Stefano “Teco” Cugurra di Persebaya atau Bernardo Tavares di PSM. Mustahil bagi kita untuk membandingkan nominal gaji Riekerink dengan mereka tanpa data yang valid.
Setiap klub ini memiliki struktur gaji, bonus performa, dan komponen tunjangan yang kompleks dan unik. Apa yang ditawarkan Dewa United kepada Riekerink bisa sangat berbeda dengan paket yang diterima Teco di Persebaya, yang juga sedang memimpin tim dengan tekanan dan ekspektasi tinggi. Tanpa transparansi, klaim bahwa Riekerink adalah pelatih termahal hanyalah spekulasi yang dibangun di atas fondasi yang rapuh. Ini adalah pernyataan yang menarik perhatian, tetapi tidak memiliki dasar fakta yang kuat untuk ditegakkan.
Dampak Performa terhadap Nilai Kontrak dan Masa Depan
Meskipun angka gaji dasar tidak diketahui, satu hal yang pasti dalam sepak bola adalah hubungan erat antara hasil di lapangan dengan nilai seorang pelatih. Performa buruk yang dialami Dewa United saat ini tentu mempengaruhi penilaian terhadap Riekerink, terlepas dari berapa pun gajinya.
Jika tren negatif ini berlanjut, manajemen Dewa United akan berada pada posisi yang sulit. Di satu sisi, mereka telah berinvestasi—mungkin sangat besar—pada Riekerink. Di sisi lain, kelangsungan tim di liga adalah harga mati. Keputusan untuk mempertahankan atau memberhentikannya akan melibatkan kalkulasi finansial yang rumit, termasuk membayar sisa kontrak jika ia dipecat. Situasi ini menggambarkan betapa posisi pelatih, dengan segala kerahasiaan gajinya, tetap tidak kebal dari hukum besi sepak bola: hasil adalah segalanya.
Proyeksi dan Kesimpulan: Membaca Antara Garis
Jadi, apakah Jan Olde Riekerink adalah pelatih dengan gaji termahal di Liga 1 2025/2026? Berdasarkan semua data dan informasi yang tersedia hingga akhir November 2025, jawaban yang paling jujur dan bertanggung jawab adalah: tidak ada yang tahu. Tidak ada bukti faktual yang dapat mendukung atau menyangkal klaim tersebut. Dewa United, seperti kebanyakan klub lainnya di Indonesia, menjaga erat rahasia ini.
Yang dapat kita simpulkan adalah bahwa Dewa United merupakan klub yang memiliki kemampuan finansial untuk membayar pelatih mereka dengan sangat baik. Logika mengarah pada kemungkinan bahwa gaji Riekerink pasti cukup kompetitif dan mencerminkan pengalamannya. Namun, untuk mencapnya sebagai “nomor satu”, kita melangkah terlalu jauh masuk ke dalam wilayah asumsi. Misteri nominal gaji Jan Olde Riekerink tetap menjadi bagian dari drama dan intrik yang membuat sepak bola Indonesia, khususnya di balik layar, begitu menarik untuk diikuti. Satu-satunya cara untuk mengetahui kebenarannya adalah jika klub memutuskan untuk terbuka, atau jika terjadi kebocoran informasi yang kredibel—dua skenario yang kecil kemungkinannya terjadi dalam waktu dekat.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita terpercaya seputar dunia sepak bola Indonesia dan internasional hanya di Score.co.id.












