Score – Setelah melahap 20 pertandingan Liga Italia 2023-2024, Inter Milan masih kukuh di puncak klasemen.
Pasukan Simone Inzaghi mengemas 51 angka, sementara ini unggul 5 keping di atas Juventus.
I Bianconeri baru akan menjalani agenda giornata 20 dengan menjamu Sassuolo, Selasa (16/1/2024).
Selain menjadi pengepul poin terbanyak, Inter Milan berstatus tim tersubur sekaligus tertangguh alias paling sulit dibobol.
Kemenangan 5-1 atas Monza, Sabtu (13/1/2024), jadi bukti keganasan Lautaro Martinez dkk mengoyak jala gawang musuh.
Ukiran brace Martinez dan Hakan Calhanoglu paripurna dengan gol penutup yang kece dari Marcus Thuram.
Total Inter sudah menyarangkan 49 gol atau rata-rata hampir 5 kali menjebol gawang lawan tiap 2 pertandingan.
Sebagai komparasi, Juventus sebagai runner-up hanya mencetak 29 gol dalam 19 partai.
Bahkan tim tertajam kedua, AC Milan, baru memiliki 35 gol dari 19 laga, kalah jauh dari sang tetangga.
Rapor ketajaman ini dilengkapi kesolidan pertahanan bak granit.
Francesco Acerbi cs baru 10 kali kecolongan gol musuh.
Jumlahnya dua butir lebih baik dari tim terminim kemasukan berikutnya, Juventus (12).
Soal rapor individu, personel-personel La Beneamata juga masuk jajaran terbaik.
Kapten Lautaro Martinez semakin menjauhkan diri dari pesaingnya di daftar top scorer sementara.
El Toro menggelontorkan 18 gol dalam 18 penampilannya musim ini.
Jumlah itu sudah dua kali lipat dari pesaing terdekatnya, yakni Domenico Berardi, Olivier Giroud, dan rekan setimnya, Hakan Calhanoglu (9).
Masih kurang, tambahkan kemunculan tandem Martinez, Marcus Thuram, di daftar kolektor assist terbanyak.
Striker anyar Nerazzurri tersebut sudah memberi 7 umpan berbuah gol.
Di bawahnya ada trio Felipe Anderson, Paulo Dybala, dan, lagi-lagi, rekan seklubnya, Henrikh Mkhitaryan (6).
Kendati begitu dominan soal catatan terbaik di liga, Inter Milan tidak aman-aman banget posisinya di puncak klasemen.
Walau tak banyak menang dengan skor masif, Juventus memiliki kesolidan luar biasa dan konsisten mempertahankan performa.
Lima pertandingan terakhir mereka lalui dengan kemenangan beruntun lintas kompetisi.
Total Juventus bahkan cuma sekali kalah musim ini (vs Sassuolo), sedangkan Inter Milan sudah dua kali (vs Sassuolo, Bologna).
I Bianconeri juga melaju ke semifinal Coppa Italia, sementara Nerazzurri telah rontok duluan.
Pasukan Massimiliano Allegri dipercaya memiliki modal yang tak dipunyai Inter guna menyodok ke puncak klasemen.
Jika mampu mengalahkan Sassuolo tengah pekan ini, selisih mereka kembali hanya dua poin.
Modal yang dimaksud ialah rasa lapar dan efek kejut yang dipunyai kombinasi pemain senior dan pemain muda dalam skuadnya.
Belakangan Allegri dipuji karena berani menurukan sejumlah personel belia dengan hasil yang mengagumkan.
Hans Nicolussi Caviglia, Samuel Iling-Junior, hingga Kenan Yildiz hanya sebagian paket kejutan sukses yang mengesankan dari Allegri.
Beda halnya dengan Inter, yang lebih banyak mengandalkan pemain veteran sebagai tulang punggung.
Keberadaan anak-anak muda ini diyakini membuat skuad Bianconeri lebih termotivasi untuk mengejar dengan energi lebih banyak dalam etape krusial kompetisi.
“Perpaduan pemain berpengalaman dan pemain muda adalah sorotan utama yang nyata dari Allegri musim ini,” kata mantan pemain Liga Italia, Stefano Impallomeni, kepada TMW.
“Saya melihat pemain yang tampil hebat. Apakah itu menakutkan Inter? Ya, hal itu menambahkan antusiasme,” ucap eks pemain AS Roma yang kini menjadi pengamat sepak bola.
Bentrokan kedua tim pada 4 Februari mendatang diyakini bakal krusial dalam menentukan arah persaingan scudetto.
Jangan kaget bila Juve akan memuncaki klasemen, atau bahkan sudah menggeser Inter, saat Derby d’Italia di San Siro nanti mentas.
Pasukan Allegri hanya akan meladeni Sassuolo, Lecce, dan Empoli di liga sebagai build-up menuju laga tersebut.
Sementara Inter harus menghadapi musuh kuat, Lazio di Arab Saudi (Supercoppa) dan Fiorentina di Firenze (Liga Italia).
Jika menang atas Lazio, mereka lanjut ke final untuk bertemu Napoli atau Fiorentina, lalu terbang kembali ke Italia dengan ancaman fokus yang terpecah.
“Di atas kertas, Juventus memiliki pertandingan lebih mudah dengan tim yang levelnya lebih rendah dari mereka,” kata Francesco Graziani, penyerang legendaris Torino.
“Mereka bisa meraih kesempatan penuh dan memimpin atas Inter di San Siro karena ada juga agenda Piala Super,” imbuh pria 71 tahun itu.
Klasemen Liga Italia (klik tautannya)