SCORE.CO.ID – Piala Sudirman 2025 sudah digelar tepatnya di Xiamen, China, Minggu (4/5/2025), dan sebagai tuan rumah negeri tirai bambu berhasil menjadi juara disini dan meraih ke-14 kalinya tak pernah lepas.
Indonesia sendiri berhasil meraih Piala Sudirman terakhir kali pada tahun 1989 ketika mengalahkan Korea Selatan di partai puncak dengan skor 3-2 kala itu.
Setelah tahun itu, Piala Sudirman langsung digempur oleh China dalam dua dekade berturut-turut, kecuali di tahun 2017 dimana Korea Selatan berhasil menyabet medali ini.
Menpora RI Dito Ariotedjo langsung mendorong Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Sudirman 2027.
Itu disampaikan Dito saat mengunjungi pertandingan saat simulasi menuju Piala Sudirman di Cipayung, Senin (21/4) pekan lalu. Menurut Dito, menjadi tuan rumah akan mengangkat motivasi pemain.
“Kami juga sudah sampaikan ke Pak Ketum [Fadil Imran]. Kami memohon ini nanti PBSI bisa ikut bidding untuk tuan rumah Sudirman Cup di 2027,” kata Dito saat jumpa pers.
“Karena ini akan menjadi suatu kebanggaan jika Indonesia. Terakhir kapan kita ngehost Sudirman Cup? Yang pertama, tahun 1989,” ucap menteri termuda Kabinet Indonesia Maju ini.
“Jadi ini sebagai tambahan motivasi dan saya yakin jika nanti kita bisa menjadi tuan rumah baik Sudirman Cup, ini akan menambah motivasi para atlet,” kata Dito menjelaskan.
“Dan juga ekosistem badminton yang akan lebih baik. Saya titipkan sekali lagi para atlet, saya tahu ekspektasi dari masyarakat sangat tinggi,” ujar menteri dari Partai Golkar ini.
Dengan ini maka Indonesia dan PBSI harus lebih berani demi memajukan prestasi merah-putih di kancah bulutangkis dunia.
“Semoga dengan bidding ini, bisa memberikan prestasi. Tadi lihat di data memang tidak mudah, ternyata di Sudirman Cup Indonesia baru sekali juara. Sisanya didominasi oleh China dan Korea Selatan”, tutup keterangannya.
Para BL Lovers Indonesia pun langsung setuju dengan keputusan dari Dito dan PBSI untuk mencoba bidding jadi tuan rumah untuk dua tahun mendatang. Dengan ini setidaknya mentalitas pebulutangkis Indonesia bisa lebih baik dua kali lipat.












