SCORE.CO.ID – Komite Olimpiade Internasional atau IOC banned Indonesia yang tidak dapat menjadi tuan rumah ajang olahraga besar dunia, termasuk Olimpiade. Hal ini berbuntut karena Indonesia melarang atlet dari negara tertentu untuk bermain di Indonesia. Sikap ini muncul setelah atlet Israel gagal bertanding di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta karena tidak mendapat visa.
Penolakan visa tersebut dipicu protes dari sejumlah organisasi masyarakat dan keagamaan. IOC menilai tindakan itu melanggar prinsip netralitas olahraga dan akhirnya membahas kasus ini dalam sidang Dewan Eksekutif.
IOC memutuskan menghentikan seluruh dialog dengan Komite Olimpiade Indonesia hingga ada jaminan resmi bahwa semua negara anggota dapat berpartisipasi tanpa diskriminasi.
“Untuk mengakhiri segala bentuk dialog hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan memadai bahwa semua peserta diizinkan hadir,” bunyi pernyataan resmi IOC.
Selain itu, IOC juga meminta federasi olahraga dunia tidak menggelar event internasional di Indonesia sampai ada kepastian seluruh atlet bisa bertanding, serta memanggil NOC Indonesia dan Federasi Senam Dunia ke Lausanne untuk membahas kasus ini.
Mendengar cuitan ini, Erick Thohir langsung mengambil sikap tegas karena menurutnya Indonesia menolak Israel sesuai dengan keputusan UUD 1945.
Erick menegaskan pemerintah Indonesia memiliki alasan dan dasar yang kuat dalam mengambil langkah menghindari kedatangan delegasi Israel pada Gymnastics World Championships di Jakarta.
“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” kata Erick dalam keterangannya, Kamis, (23/10/25) tadi malam.
Bahkan E.T menyadari konsekuensi akibat keputusannya yang dibuat langsung tanpa pertimbangan.

“Kami memahami bahwa keputusan ini membawa konsekuensi, di mana selama Indonesia tidak dapat menerima kehadiran Israel, IOC memutuskan bahwa Indonesia tidak dapat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia di bawah payung Olimpiade,” tulis Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir lewat akun Instragramnya di hari yang sama.
Soal tak diizinkannya atlet Israel masuk Indonesia, Erick menjelaskan, Indonesia berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap
penyelenggaraan event internasional.
Prinsip ini juga berdasarkan UUD 1945 yang menghormati keamananan dan ketertiban umum dan juga kewajiban melaksanakan ketertiban dunia.
Padahal dampak negatif akibat keputusan Menpora ini sangat cukup membuat atlet Garuda semakin stuck dalam mengembangkan karirnya.
Sekarang bertanya-tanya dalam hati kecil kita, apakah Israel pernah membuat kerugian bagi pihak Indonesia? Atau membuat atlet Indonesia di diskriminasi?
Padahal kenyataannya tidak sama sekali, Israel -Palestina memang bersiteru soal politik tapi mereka bersahabat soal olahraga jenis apapun.
Indonesia apakah memikirkan nasib atlet senam Artistik jika mereka di diskriminasi ketika datang ke Eropa?
Pastinya bila olahraga disangkut pautkan oleh ranah politik, tentu ini membuat dampak kerugian besar bagi atlet Indonesia yang akan bermain di luar negeri, termasuk diskriminasi dan juga larangan sebagai tuan rumah Olimpiade apapun.












