Ikuti Jejak AS, Jepang Umumkan Ogah Kirim Delegasi ke Olimpiade Beijing 2022

3040355355 SCORE.CO.ID

3040355355 SCORE.CO.ID

Score – Pemerintah Jepang pada Jumat, 24 Desember 2021 mengumumkan pihaknya tidak akan mengirim delegasi menteri yang mewakili pemerintah ke Olimpiade Beijing 2022 .

Disebutkan akan ada beberapa presiden komite Olimpiade yang berlangsung di China itu.

Langkah itu dilakukan setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di China karena kekhawatiran tentang catatan hak asasi manusia Beijing.

“Kami tidak memiliki rencana untuk mengirim delegasi pemerintah,” kata Kepala sekretaris kabinet Jepang Hirokazu Matsuno, dikutip dari The Independent.

ADVERTISEMENT

Pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan dia tidak punya rencana untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

“Saat ini, saya tidak punya rencana untuk hadir,” kata PM Jepang itu.

Sementara itu, Matsuno mengatakan bahwa tiga pejabat Jepang akan ke Beijing atas undangan Komite Olimpiade dan Paralimpiade Internasional.

” Jepang percaya bahwa penting bagi China untuk menjamin nilai-nilai universal kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan supremasi hukum, yang merupakan nilai universal dalam komunitas internasional,” kata Matsuno.

Beberapa negara lain telah bergabung dengan AS dalam memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, termasuk Australia, Inggris, dan Kanada.

Prancis mengatakan pihaknya tidak akan memboikot Olimpiade Beijing.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia mungkin akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Beijing.

Putin mengatakan bahwa boikot diplomatik Olimpiade Beijing oleh Amerika Serikat dan sekutunya adalah “kesalahan” dan didorong oleh “keinginan untuk menahan perkembangan China.”

Pendukung hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia telah menyerukan boikot Olimpiade Beijing, mengingat genosida Uighur di China.

Aktivis juga menuduh China melakukan sterilisasi paksa dan kerja paksa terhadap Muslim Uighur.***

Exit mobile version