Idrissa Gueye Agama, Mengenal Kehidupan Pribadi
Score.co.id – Sepak bola sering kali hanya menyuguhkan cerita tentang gol, assist, dan trofi. Namun, di balik gemerlap lampu sorot, ada kisah manusia dengan keyakinan, prinsip, dan perjalanan hidup yang membentuk jati dirinya. Idrissa Gana Gueye, gelandang bertahan andalan Timnas Senegal dan Everton, adalah salah satu sosok yang hidupnya jauh lebih dalam dari sekadar tackel dan operan. Bagi Gueye, identitasnya sebagai seorang Muslim yang taat adalah kompas yang menuntun setiap langkahnya, baik di dalam maupun di luar lapangan hijau. Artikel ini mengajak Anda menyelami sisi lain sang pengumpul bola yang jarang terekspos.
Fondasi Kehidupan: Islam Sebagai Pemandu Utama
Awal Mula di Dakar
Lahir dan besar di Dakar, Senegal, Idrissa Gueye telah diselimuti nilai-nilai Islam sejak kecil. Dalam berbagai kesempatan, ia dengan tegas menyatakan bahwa agamanya adalah hal paling fundamental dalam hidupnya, bahkan mengalahkan sepak bola. Keyakinan ini bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan praktik nyata yang dijalani dalam keseharian.

Praktik Keagamaan dalam Karier
Pengikutnya di media sosial kerap disuguhi unggahan bernuansa religius, terutama pada bulan suci Ramadan. Gueye juga diketahui telah menunaikan ibadah umrah ke Mekah, sebuah momen spiritual yang sangat berarti baginya. Komitmennya ini terbawa ke lingkungan profesional. Saat membela Everton, ia kerap melaksanakan sholat berjamaah di ruang ganti atau fasilitas klub bersama rekan-rekan setimnya yang juga Muslim, seperti Abdoulaye Doucoure dan Amadou Onana. Yang lebih membanggakan, Gueye sering dipercaya menjadi imam dalam sholat tersebut, menunjukkan kedalaman ilmu dan ketaatannya yang diakui oleh orang di sekitarnya.
Prinsip di Atas Segalanya: Kontroversi Jersey Pelangi
Keputusan Berani di PSG
Keteguhan hati Gueye pada prinsip agamanya diuji saat ia masih memperkuat Paris Saint-Germain. Ia membuat keputusan berani untuk menolak tampil dalam laga yang mewajibkan pemain mengenakan jersey dengan nomor punggung berwarna pelangi, sebagai simbol dukungan terhadap kampanye LGBT.
Alasan dan Dampak
Penolakannya berakar dari ajaran Islam yang ia pegang teguh, yang tidak membenarkan hubungan sesama jenis. Meskipun tetap menemani tim ke lokasi pertandingan, ia memilih untuk tidak turun bermain dan hanya menyaksikan dari bangku cadangan. Pelatih saat itu, Mauricio Pochettino, menyebutnya sebagai “alasan pribadi”. Keputusan ini bukanlah hal mudah, mengingat risiko kritik dan celaan yang akan diterimanya. Namun, baginya, menjaga iman dan konsistensi pada prinsip ilahi adalah harga mati yang tidak bisa ditawar, bahkan di atas tekanan duniawi dan kewajiban profesionalnya.
| Aspek | Detail |
|---|---|
| Konteks Kontroversi | Penolakan mengenakan jersey pelangi di PSG |
| Alasan | Prinsip keagamaan berdasarkan ajaran Islam |
| Tindakan | Tidak bermain, hanya berada di bangku cadangan |
| Dampak | Menghadapi kritik, namun tetap teguh pada keyakinan |
Dari Jalanan Dakar ke Panggung Dunia
Masa Kecil yang Membentuk Karakter
Perjalanan Gueye ke puncak sepak bola Eropa tidak bisa dilepaskan dari latar belakang dan keluarganya di Senegal. Ia sering bercerita bahwa masa kecilnya di Dakar-lah yang mengajarkannya arti kehidupan yang sesungguhnya. Bermain bola tanpa alas kaki di jalanan bersama teman-teman adalah pemandangan biasa yang membentuknya menjadi pribadi yang ulet dan rendah hati.
Peran Keluarga
Sang ayah memainkan peran sentral dalam kehidupannya. Sebagai bentuk penghormatan, Gueye memakai nama “Gana” di punggung jerseynya, yang merupakan nama yang diberikan sang ayah dari kakeknya. Filosofi berharga dari ayahnya inilah yang kini coba ia tularkan kepada anak-anaknya sendiri. Prioritas utamanya bukan menjadikan mereka pesepakbola dunia, melainkan membentuk mereka menjadi Muslim yang baik terlebih dahulu.
Duta Afrika: Kebanggaan dan Inspirasi
Identitas sebagai Orang Afrika
Di panggung sepak bola Eropa, Idrissa Gueye memandang dirinya lebih dari sekadar pemain. Ia adalah seorang duta bagi benua Afrika. Kebanggaan itu terpancar jelas setiap kali ia mengenakan seragam kebangsaan Senegal. Ia adalah bukti hidup bahwa anak-anak dari benua Afrika bisa meraih mimpi mereka di kancah elit Eropa.
Pesan untuk Generasi Muda
Pesan yang terus ia suarakan untuk generasi muda Afrika penuh dengan makna:
- Bekerja Keras: “Segala sesuatu mungkin terjadi.”
- Jaga Identitas: “Jaga budayamu dan jaga imanmu. Jangan lupakan dari mana kamu berasal.”
Warisan yang ingin ia tinggalkan bukan hanya koleksi gelar juara, tetapi inspirasi bahwa kesuksesan sejati adalah menjadi pribadi yang beriman dan berbudi pekerti luhur.
Penutup: Lebih dari Sekadar Gelandang Bertahan
Idrissa Gueye adalah contoh sempurna bahwa seorang atlet profesional bisa menjadi pribadi yang utuh tanpa mengorbankan keyakinannya. Dalam dunia yang penuh dengan kompromi, ia teguh berdiri pada prinsip yang diyakininya. Ia bukan hanya pengumpul bola yang tangguh di lapangan, tetapi juga pengumpul pahala yang khusyuk dalam kehidupan pribadinya. Kisahnya mengajarkan bahwa di balik setiap tackel kerasnya, terdapat ketenangan iman; di balik setiap operannya, terdapat pesan inspirasi untuk tidak melupakan asal usul. Ia adalah kebanggaan Senegal, Afrika, dan umat Muslim di seluruh dunia.
Ikuti terus perkembangan berita sepakbola terkini dan kisah inspiratif para pemainnya hanya di Score.co.id.












