Score – Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting tetap mendapat apresiasi besar oleh Kepala Pelatih tunggal putra PBSI, Irwansyah atas perjuangan mereka pada turnamen bergengsi penutup musim itu.
Jonatan berhasil mencapai langkah ke semifinal.
Ia terhenti di fase empat besar setelah takluk dari wakil andalan tuan rumah, Shi Yu Qi dalam dua gim langsung, 16-21, 15-21.
Sebelumnya, Jonatan juga menelan kekalahan di laga terakhir penyisihan grup kontra wakil China lainnya, Li Shi Feng.
Malah kekalahannya sedikit lebih telak, 13-21, 18-21.
Tentang kekalahan Jonatan, Irwansyah menilai penyebabnya karena Jonatan terlalu terbawa arus permainan lawan.
Dominasinya tidak lagi seperti di dua laga awal babak grup.
“Hanya, saat melawan Shi Yu Qi, permainannya terlalu mengikuti irama permainan lawan dan sedikit ragu untuk lebih menyerang.”
“Sehingga lawan pun jadi percaya diri dengan pukulan-pukulan menyerangnya,” tandas Irwansyah.
Keraguan Jonatan untuk melakukan serangan memang tergambar jelas sepanjang laga dua gim pada semifinal kemarin.
Jarang sekali pemain besutan PB Tangkas tersebut melancarkan smes di tengah pola reli khas permainannya.
Sementara itu terkait Ginting yang tersisih dengan pedih, Irwansyah mencoba mengambil hikmah.
Ginting memang harus menelan pil pahit setelah kalah rubber game melawan tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen (Denmark) dengan skor 21-6, 7-21, 13-21.
Kekalahan itu membuat Ginting tergusur dari dua peringkat teratas klasemen Grup A.
Dua kemenangannya di laga awal babak grup di mana ia mengalahkan unggulan pertama Kodai Naraoka (Jepang) dan Shi Yu Qi pun seakan sia-sia belaka.
Namun lebih dari itu, Irwansyah melihat ada hikmah lain yang bisa diapresiasi dari perjuangan Ginting sepanjang penampilan pada BWF World Tour Finals 2023.
Irwansyah juga menilai Ginting berpotensi menjadi pemain yang ‘sempurna’, main serang dan punya pertahanan bagus dengan modal kecepatannya saat ini.
“Permainan Anthony Ginting sudah menunjukkan permainan yang luar biasa,” kata Irwansyah.
“Memang ada pola stroke (pukulan) yang harus dimajukan lagi untuk membuat Ginting menjadi satu pemain yang lebih komplit,” tambahnya.
Irwansyah pun yakin dengan perbaikan mendalam dan lebih berlanjut, tahun depan akan datang hasil-hasil lebih manis bagi kedua anak didiknya tersebut.
“Tapi dari keseluruhan, Ginting dan Jonatan sudah mencoba bermain semaksimal mungkin. Dan saya yakin sebagai pelatih merasa cukup puas dan bangga dengan permainan mereka,” tukas Irwansyah.
“InsyaaAllaah di tahun 2024, mereka bisa mendapat gelar lebih banyak,” harapnya.