Highlights Albania vs Inggris: Dua Gol Kane Pastikan Inggris Sempurna Tanpa Cela

Aksi 2 gol Harry Kane, Inggris rekor 100% tanpa noda.

Highlights Albania vs Inggris Dua Gol Kane Pastikan Inggris Sempurna Tanpa Cela
Highlights Albania vs Inggris Dua Gol Kane Pastikan Inggris Sempurna Tanpa Cela

Highlights Albania vs Inggris

score.co.id – Sebuah babak baru dalam sejarah sepakbola Inggris resmi ditorehkan di Tirana. Di bawah lampu sorot Air Albania Stadium, Harry Kane tidak hanya mengamankan tiga poin, tetapi juga mengukir namanya lebih dalam di panteon legenda sepakbola dunia. Kemenangan 2-0 atas Albania pada 16 November 2025 ini bukan sekadar kemenangan biasa; ini adalah mahkota dari sebuah kampanye kualifikasi Piala Dunia 2026 yang sempurna, tak tertandingi, dan penuh pernyataan.

Di bawah komando arsitek taktis baru, Thomas Tuchel, The Three Lions menyelesaikan perjalanan mereka dengan rekor sempurna: delapan pertandingan, delapan kemenangan, 24 poin, dan yang paling mencolok, tanpa cela di bagian belakang dalam seluruh laga tandang. Artikel ini tidak hanya akan mengupas tuntas jalannya pertandingan, tetapi juga menganalisis transformasi taktik Inggris di era Tuchel, menelusuri akar kesempurnaan mereka, dan memproyeksikan tantangan yang menanti di Piala Dunia 2026.

Aksi 2 gol Harry Kane, Inggris rekor 100% tanpa noda.
Aksi 2 gol Harry Kane, Inggris rekor 100% tanpa noda.

Babak Pertama: Kebuntuan Taktik dan Pertahanan Kokoh Albania

Pertandingan dimulai dengan narasi yang diantisipasi banyak pihak: Inggris yang mendominasi penguasaan bola dan Albania yang bertahan dengan formasi rapat. Namun, yang tidak terduga adalah betapa efektifnya strategi tuan rumah dalam membungkam mesin serangan Inggris di babak pertama.

Sylvinho, pelatih Albania, memilih formasi 5-3-2 yang sangat disiplin. Blok pertahanan mereka hampir tak tertembus, dengan lini tengah yang secara agresif menekan setiap upaya pembangunan serangan Inggris. Timnas Inggris, yang bermain dalam formasi 4-2-3-1 khas Tuchel, tampak kesulitan menemukan celah. Jude Bellingham, yang biasanya bebas bergerak, terus dijebak dalam kepadatan area tengah. Sementara itu, ancaman dari sayap yang diusung Bukayo Saka juga berhasil diredam oleh pertahanan Albania yang diperkuat Elseid Hysaj.

“Kami tahu mereka akan datang dengan pertahanan yang dalam dan padat. Itu adalah ujian kesabaran bagi kami, dan di babak pertama, kami sedikit kehilangan ritme,” ujar Thomas Tuchel dalam konferensi pers pasca-pertandingan.

Dominasi penguasaan bola Inggris yang mencapai 68% tidak diimbangi dengan peluang emas. Tembakan dari jarak jauh Declan Rice yang ditangani kiper Thomas Strakosha menjadi salah satu momen terbaik bagi The Three Lions. Di sisi lain, Albania justru nyambil membuka kejutan melalui tendangan bebas Armando Broja yang memaksa Jordan Pickford melakukan penyelamatan penting. Babak pertama berakhir dengan kesan bahwa jalan menuju kesempurnaan itu tidak semudah yang dibayangkan.

Baca Juga  Harry Kane Cetak Sejarah dengan Trofi Pertamanya di Bayern Munich

Titik Balik Babak Kedua: Masterstroke Tuchel dan Kemahiran Kane

Memasuki babak kedua, Tuchel menunjukkan nalurinya sebagai pelatih berkelas dunia. Perubahan taktisnya tidak hanya mengubah jalannya pertandingan, tetapi juga mempertegas identitas barunya bagi Inggris.

Penggantian Ollie Watkins oleh Marcus Rashford pada menit ke-60 adalah sebuah masterstroke. Rashford membawa energi, kecepatan, dan dinamika baru di sayap kiri. Kehadirannya langsung mengacak-acak pertahanan Albania yang mulai kelelahan. Pola permainan Inggris menjadi lebih cair dan langsung mengarah ke gawang Albania.

Gol Pembuka: Seni Gerakan dan Ketepatan Waktu

Gol pembuka pada menit ke-72 adalah buah dari analisis taktis yang brilian. Rashford, yang mendapat umpan terobosan, tidak terburu-buru memberikan umpan. Dia sedikit berlama-lama, menarik bek Albania, sebelum melepaskan umpan silang yang sempurna ke area kosong di depan gawang. Di sana, Harry Kane sudah berada pada posisinya. Geraknya yang intuitif membuatnya terlepas dari penjagaan, dan sundulannya yang bertenaga mengarah ke sudut yang tak bisa dijangkau Strakosha. Gol ini bukan hanya sekadar gol; ini adalah eksekusi dari sebuah instruksi taktis yang dipelajari dengan baik.

Gol Penutup: Keahlian Teknis Seorang Legenda

Gol kedua pada menit ke-82 semakin mengukuhkan kelas Kane. Kembali Rashford menjadi penyedia, kali ini dengan umpan terobosan ke dalam kotak penalti. Yang dilakukan Kane kemudian adalah demonstrasi teknik tertinggi seorang penyerang. Dia tidak mengontrol bola, melainkan langsung melepaskan tendangan voli pertama yang meluncur deras ke gawang Albania. Dua sentuhan, dua gol. Efisiensi murni.

Dua gol tersebut mengangkat Kane ke puncak baru. Dia kini telah melampaui legenda Brasil, Pelé, dengan 65 gol internasional, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Inggris.

Baca Juga  Liga Negara CONMEBOL: Dinamika Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Penuh Intrik
Harry Kane melampaui rekor gol internasional Pele saat Inggris mengalahkan AlbaniaKredit

Harry Kane melampaui rekor gol internasional Pele saat Inggris mengalahkan AlbaniaKredit

Analisis Statistik: Membongkar Dominasi yang Tak Terbantahkan

Angka-angka dari pertandingan ini memberikan konfirmasi visual tentang dominasi Inggris dan efektivitas mereka dalam mengubah kesulitan menjadi kemenangan.

Aspek Albania Inggris
Penguasaan Bola 32% 68%
Tembakan Total 5 18
Tembakan Tepat Sasaran 2 8
Umpan Sukses 278 612
Pelanggaran 12 9
Kartu Kuning 2 1

Data tersebut menunjukkan bahwa Inggris tidak hanya mengontrol permainan, tetapi juga menciptakan peluang yang signifikan lebih banyak. Rasio tembakan tepat sasaran yang tinggi (8 dari 18) menunjukkan kualitas peluang yang tercipta, terutama di babak kedua. Selain itu, jumlah umpan sukses yang lebih dari dua kali lipat milik Albania (612 vs 278) menggarisbawahi kualitas penguasaan bola Inggris dan kemampuan mereka untuk mempertahankan ritme permainan.

Dampak Historis dan Proyeksi Menuju Piala Dunia 2026

Kemenangan ini bukan sekadar angka. Ini adalah pernyataan. Inggris menjadi tim pertama di zona UEFA yang menyelesaikan kualifikasi Piala Dunia dengan catatan sempurna sejak format saat ini diterapkan. Ini adalah pencapaian yang bahkan tidak dilakukan oleh tim-tim besar seperti Prancis, Jerman, atau Spanyol dalam beberapa cycle terakhir.

Pertanyaannya sekarang adalah: bisakah kesempurnaan ini dibawa ke turnamen utama?

Kekuatan Utama

  • Stabilitas Defensif: Rekor clean sheet di laga tandang adalah aset tak ternilai. Duet John Stones dan Marc Guéhi (yang menggantikan Harry Maguire yang cedera) tampak solid.
  • Efisiensi Serangan: Kehadiran Kane sebagai ujung tombak yang hampir selalu mencetak gol dalam setiap peluang adalah mimpi buruk bagi lawan.
  • Kedalaman Skuad: Pilihan seperti Rashford yang bisa datang dari bangku cadang dan langsung membuat perbedaan menunjukkan kekuatan rotasi yang dimiliki Tuchel.

Area yang Perlu Ditingkatkan

  • Kreativitas di Lini Tengah: Ketergantungan pada Bellingham untuk menciptakan peluang masih terlihat. Saat dia ditekan, Inggris kesulitan menemukan solusi lain, terutama dengan absennya Phil Foden.
  • Menghadapi Low Block: Seperti yang terlihat di babak pertama, Inggris masih perlu variasi ide untuk membongkar tim yang bertahan sangat rapat.

“Mereka tampak seperti unit yang sangat terorganisir. Yang mengesankan saya adalah mentalitasnya. Mereka tidak panik saat kesulitan. Tuchel telah menanamkan keyakinan itu,” komentar Gary Lineker, legenda Inggris.

Proyeksi ke Depan

Perjalanan masih panjang. Piala Dunia 2026 di Amerika Utara akan menjadi ujian sesungguhnya bagi “Proyek Tuchel”. Kesempurnaan di kualifikasi adalah fondasi yang kuat, tetapi bukan jaminan kesuksesan. Tekanan akan semakin besar, dan mata dunia akan tertuju pada apakah The Three Lions bisa mengubah status dari “raja kualifikasi” menjadi “juara dunia”.

Baca Juga  Kualifikasi Piala Dunia: 2 Fakta Peluang Indonesia Lolos Kualifikasi

Tantangan terbesar Tuchel adalah mempertahankan konsistensi dan menambahkan elemen kejutan taktis yang dapat mengungguli tim-tim papan atas seperti Prancis, Argentina, atau Brasil. Dengan Kane yang masih dalam kondisi prima dan generasi muda seperti Bellingham dan Saka yang terus berkembang, mimpi itu bukanlah hal yang mustahil.

Kesimpulan

Kemenangan atas Albania mungkin hanya sebuah pertandingan, tetapi maknanya menggaung lebih dalam. Ini adalah pengingat bahwa sepakbola Inggris sedang berada di jalur yang tepat, dipimpin oleh seorang legenda hidup di lapangan dan seorang arsitek visioner di pinggir lapangan. Perjalanan menuju Piala Dunia 2026 kini resmi dimulai, dan Inggris datang dengan pesan yang jelas: mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.

Jangan lewatkan analisis mendalam dan berita terbaru seputar timnas Inggris dan Piala Dunia 2026 hanya di Score.co.id.