Score – Situasi sulit yang dialami Honda membuat Marquez membuat manuver tidak terduga dengan hijrah ke Gresini Racing untuk musim depan.
Keputusan Baby Alien itu dibuat dan diungkapkan secara resmi menjelang bergulirnya MotoGP Indonesia 2023 pertengahan bulan lalu.
Marquez akan mengaspal bersama tim milik Nadia Padovani tersebut dengan kontrak hanya satu musim saja.
Kesepakatan itu terjadi tidak lepas dari keinginan pembalap asal Spanyol tersebut guna mendapatkan paket motor yang lebih kompetitif.
Di sisi lain, Honda kini sedang intens melakukan pencarian untuk mengisi kursi kosong yang sebelumnya ditempati Marquez.
Nama-nama rider terkenal pun sudah muncul seperti Johann Zarco, Luca Marini hingga yang terkini rider Moto2, Fermin Aldeguer.
Selain itu, Fabio Di Giannantonio yang merupakan rider Gresini Racing yang musim depan tempatnya direnggut Marquez juga masuk daftar.
Pembalap asal Italia itu semakin menarik perhatian dan secara tidak terduga masuk radar setelah tampil kompetitif di tiga balapan terakhir.
Ya, Diggia (sapaan akrab Di Giannantonio) menunjukkan progres menjanjikan setelah Marquez resmi diumumkan menjadi bagian dari Gresini.
Akan tetapi, apa yang ditunjukkan Diggia sejauh ini belum cukup mampu untuk memikat hati Alberto Puig selaku manajer Repsol Honda.
Meski sudah bertemu dengan manajer Diggia yakni Diego Tavano, pria Spanyol itu masih belum menunjukkan rasa antusias yang tinggi.
“Yah dia memang jadi pilihan kami, tetapi bukan hanya dia yang kami incar,” kata Puig.
Pernyataan Puig yang cenderung mengesampingkan Diggia memicu reaksi keras dari pengamat MotoGP kondang asal Italia, Carlo Pernat.
Carletto menilai bahwa Diggia layak mengisi daftar sebagai calon penunggang RC213V dengan performa yang ditunjukkan akhir-akhir ini.
“Fabio Di Giannantonio masih tersedia di pasaran dan meraih hasil bagus di balapan terakhir,” ucap Pernat, dilansir dari Motosan.
Dengan dipinggirkannya Diggia membuat Pernat merasa Puig memakai stereotipe seorang mafia dalam mencari pengganti Marquez untuk Repsol Honda.
Di mata mantan manajer Valentino Rossi itu, Puig dituding tidak senang dengan pembalap Italia hadir mengisi satu tempat kosong tersebut.
“Dia (Puig) harus mempertimbangkan hal ini tetapi dia tidak menyukai orang Italia,” kata Pernat menjelaskan.
“Dalam sebuah wawancara dia bahkan membuat stereotip mafia.”
“Kapasitas teknis harus menjadi satu-satunya parameter untuk keputusan seperti ini, dan Diggia tak pantas dipinggirkan dari MotoGP,” imbuhnya.