Hasil Piala FA MU vs Manchester City
Pertarungan Epik di Panggung Tertua Inggris
score.co.id – Final Piala FA 2024 antara Manchester United dan Manchester City di Stadion Wembley menjadi bukti bahwa rivalitas Manchester tak pernah kehilangan daya tariknya. Dalam laga yang diprediksi akan dikuasai City, MU justru tampil sebagai pembuat kejutan. Dengan skor akhir 2-1, Setan Merah sukses menghentikan ambisi tetangganya meraih gelar ganda. Pertandingan ini bukan hanya tentang gol dan taktik, tetapi juga tentang mentalitas, ketegangan, dan momen-momen tak terduga yang mengukir sejarah baru dalam persaingan sengit kedua klub.
Babak Pertama: Kejutan Gol Cepat dan Taktik MU yang Membungkam City
Manchester United masuk ke pertandingan dengan strategi mengejutkan: bertahan rapat lalu menyerang lewat konter cepat. Erik ten Hag memainkan formasi 4-2-3-1, mengandalkan Bruno Fernandes sebagai pengatur serangan dan Alejandro Garnacho di sayap kiri. Hasilnya, di menit ke-30, Garnacho membuka keunggulan setelah memanfaatkan kesalahan fatal bek City, Josko Gvardiol, yang salah komunikasi dengan kiper Stefan Ortega.
Dominasi Penguasaan Bola yang Tak Berbuah
Meski menguasai bola 74%, Manchester City kesulitan menembus pertahanan MU yang terorganisir. Erling Haaland hampir menyamakan skor lewat sundulan di menit ke-35, tetapi bola menghantam mistar gawang. Di sisi lain, MU justru semakin percaya diri. Kobbie Mainoo, gelandang muda berusia 19 tahun, menggandakan keunggulan di menit ke-39 lewat kombinasi apik dengan Fernandes, memperlihatkan kedewasaan di atas rata-rata usianya.
Tekanan Mental di Bench City
Pep Guardiola terlihat frustrasi di pinggir lapangan. Rotasi pemain seperti memasukkan Jeremy Doku di babak kedua belum mampu mengubah situasi. Sementara itu, pertahanan MU yang dipimpin Lisandro Martinez dan Raphael Varane tampil hampir sempurna, menggagalkan serangan berulang City.
Babak Kedua: Ketegangan Hingga Detik Akhir
Manchester City bangkit di babak kedua dengan intensitas serangan yang meningkat. Kevin De Bruyne dan Phil Foden terus mengirim umpan-umpan berbahaya ke kotak penalti, tetapi finishing menjadi masalah utama. Di sisi lain, MU lebih fokus pada pertahanan dan memanfaatkan peluang konter.
Gol Penyejuk Hati Doku dan Drama Tambahan Waktu
Jeremy Doku akhirnya mencetak gol di menit ke-87 setelah umpan silang Julián Álvarez, membawa ketegangan ke level tertinggi. City terus menekan, tetapi heroikitas Andre Onana di bawah mistar menjadi kunci. Dalam tujuh menit tambahan waktu, MU bertahan dengan segala cara, termasuk penyelamatan nyaris di garis gawang oleh Diogo Dalot.
Efek Taktik Substitusi Ten Hag
Keputusan Ten Hag memasukkan Scott McTominay dan Christian Eriksen di menit akhir berhasil memperkuat lini tengah. Keduanya membantu memecah ritme permainan City, sambil menjaga keseimbangan antara bertahan dan menyerang.
Analisis Taktik: Mengapa MU Berhasil Menaklukkan Raksasa City?
Strategi MU dalam pertandingan ini layak diapresiasi. Dengan hanya 26% penguasaan bola, mereka membuktikan bahwa efektivitas lebih penting dari sekadar statistik. Berikut faktor kunci kemenangan Setan Merah:
1. Disiplin Bertahan dan Transisi Kilat
MU membentuk blok pertahanan compact, memaksa City bermain di area luar kotak penalti. Setiap kali bola direbut, Bruno Fernandes langsung menjadi motor serangan balik, dengan Garnacho dan Marcus Rashford sebagai ujung tombak.
2. Kelemahan City di Sisi Kiri Pertahanan
Josko Gvardiol, yang biasanya andal, justru menjadi titik lemah. Garnacho sengaja diarahkan mengeksploitasi sisi kiri City, menciptakan dua peluang gol dari area tersebut.
3. Peran Penting Kobbie Mainoo
Gelandang muda ini tidak hanya mencetak gol, tetapi juga menjadi penghubung antara lini bertahan dan serangan. Akurasi operannya mencapai 89%, tertinggi di antara pemain MU.
Dampak Kemenangan: MU Bangkit dari Keterpurukan
Kemenangan ini bukan sekadar gelar Piala FA ke-13 bagi MU, tetapi juga menjadi titik balik setelah musim buruk di Premier League. Berikut implikasinya:
Tiket Liga Europa dan Momentum untuk Musim Depan
Dengan trofi ini, MU otomatis lolos ke Liga Europa 2024/2025. Ini menjadi angin segar bagi pendukung yang kecewa dengan hasil liga. Pemain seperti Mainoo dan Garnacho juga mendapatkan kepercayaan diri untuk bersaing di level Eropa.
Nasib Erik ten Hag dan Kedatangan Ruben Amorim
Meski membawa pulang Piala FA, Ten Hag dipastikan digantikan Ruben Amorim musim depan. Kemenangan ini setidaknya memberinya pesan perpisahan manis, sekaligus menunjukkan bahwa fondasi tim yang dibangunnya tidak sepenuhnya gagal.
Pelajaran untuk Manchester City
Kekalahan ini mengingatkan City bahwa dominasi mereka tidak mutlak. Guardiola perlu mengevaluasi kedalaman skuad, terutama di posisi bek kiri dan penyerang sayap.
Proyeksi Rivalitas Manchester: Perlukah Fans Bersiap untuk Drama Baru?
Laga ini mempertegas bahwa derbi Manchester tetap menjadi salah satu yang terpanas di Eropa. Dengan MU yang sedang dalam proses regenerasi dan City yang tetap kuat, rivalitas ini akan semakin sengit.
Persaingan di Transfer Market
Kedua klub diprediksi akan bersaing merekrut bakat-bakat muda. MU dikabarkan mengincar striker baru, sementara City berburu bek tengah untuk menggantikan Nathan Aké.
Liga Europa vs Liga Champions
Musim depan, MU akan fokus di Liga Europa, sementara City tetap di Liga Champions. Kesuksesan masing-masing di kompetisi Eropa bisa menjadi parameter baru dalam persaingan mereka.
Penutup: Final yang Akan Dikenang dalam Sejarah
Kemenangan MU atas City di final Piala FA 2024 adalah cerita tentang kegigihan melawan segala odds. Dari gol kontroversial hingga pertahanan heroik, laga ini memiliki semua elemen drama sepakbola kelas dunia. Bagi fans MU, ini adalah bukti bahwa jiwa “Never Give Up” masih mengalir. Bagi City, ini pengingat bahwa bahkan raksasa pun bisa terjatuh. Satu hal pasti: rivalitas Manchester akan terus menghadirkan kejutan yang tak terduga.