SCORE.CO.ID – Liga Europa 2024/2025 menampilkan dominasi AS Roma yang menang telak 3-0 atas Celtic. Hasil pertandingan Celtic vs AS Roma yang berlangsung di Celtic Park pada Jumat dini hari waktu Indonesia membuat penilaian beragam.
Kemenangan meyakinkan tim tamu terjadi melalui performa efektif sepanjang laga. Roma tampil percaya diri sejak awal dan membuat publik tuan rumah terkejut.
Fakta Menarik di Celtic Park
Evan Ferguson menjadi pemain paling menonjol pada pertandingan itu. Ia mencetak dua gol penting di babak pertama yang melemahkan mental Celtic. Penampilan striker muda tersebut menambah tekanan besar bagi tuan rumah yang bermain tanpa ritme.
Gol-gol itu membuat Roma menguasai permainan dengan penuh keyakinan. Berikut ini beberapa fakta menarik dari hasil pertandingan Celtic vs AS Roma:
Pukulan Berat Sang Pelatih Baru
Hasil pertandingan Celtic vs AS Roma ini menjadi pukulan berat bagi pelatih baru Celtic, Wilfried Nancy. Media melaporkan bahwa Nancy menjadi manajer pertama The Hoops yang kalah dalam dua laga awalnya.
Kondisi tersebut membuat posisinya langsung mendapat sorotan sejak kedatangannya. Kekalahan tersebut juga memperburuk suasana internal tim yang belum stabil.
Aksi Kecewa Suporter Tuan Rumah
Atmosfer di Celtic Park berubah muram ketika laga mendekati akhir. Banyak suporter tuan rumah memilih meninggalkan stadion sebelum peluit panjang. Reaksi tersebut menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap performa Celtic. Situasi itu menambah tekanan pada seluruh aspek klub.
Hasil Pertandingan Celtic vs AS Roma
Kehancuran Celtic sudah terlihat sejak menit awal. Pada menit keenam, gawang Kasper Schmeichel kebobolan akibat kesalahan Liam Scales.
Sundulan Scales yang salah arah membuat Roma unggul cepat. Kesalahan itu mengguncang mental Celtic yang kehilangan fokus.
Tertinggal satu gol membuat tuan rumah semakin tertekan. Roma memanfaatkan situasi tersebut dengan menekan pertahanan Celtic.
Pasukan Daniele De Rossi bermain agresif dan terorganisasi. Pendekatan itu membuat Celtic kesulitan membangun serangan. Evan Ferguson kembali mencuri perhatian setelah peluangnya sempat membentur tiang.
Ia kemudian menambah dua gol yang memastikan keunggulan 3-0 sebelum jeda. Pertahanan Celtic tidak mampu menghentikan pergerakan striker muda itu. Roma pun memasuki ruang ganti dengan rasa percaya diri tinggi.
Celtic memiliki peluang emas menjelang akhir babak pertama. Wasit memberikan penalti bagi tuan rumah setelah terjadi pelanggaran. Namun, eksekusi Arne Engels hanya membentur tiang dan gagal memberi harapan.
Momen tersebut menjadi titik balik yang meruntuhkan moral Celtic. Babak kedua dimulai dengan tiga pergantian pemain dari Nancy. Pergantian tersebut belum memberikan perubahan berarti. Kelechi Iheanacho sempat mencetak gol, akan tetapi dianulir karena offside.
Situasi serupa terjadi pada Leon Bailey yang juga kehilangan satu gol. Laga terus berjalan dengan dominasi Roma hingga berakhir 3-0. Setelah laga, Nancy mengakui bahwa timnya kalah kualitas dari Roma.
Ia menyatakan bahwa intensitas permainan lawan tidak mampu mereka imbangi. Nancy juga menilai pemainnya gagal menjaga ketajaman dalam beberapa momen penting. Ia tetap memuji reaksi pemainnya yang mencoba bangkit di babak kedua.
Joe Hart kemudian memberikan kritik keras terhadap mantan klubnya. Ia menyampaikan bahwa kondisi Celtic saat ini menyerupai drama yang tidak terselesaikan. Ia menilai ada kesenjangan besar antara manajemen, pemain, dan suporter.
Ia juga menyebut bahwa Celtic harus bergerak maju dan tidak terpaku pada masa lalu. Menurutnya, klub tersebut akan kembali kuat jika seluruh elemen bersatu kembali.












