Score – Kombinasi hasil pekan ke-36 Serie B atau kasta kedua Liga Italia, Rabu (1/5/2024), memastikan partisipasi Parma di Serie A 2024-2025.
I Gialloblu memenuhi syarat minimal untuk lolos dengan hasil seri di markas Bari, Stadion San Nicola.
Tim asuhan eks gelandang Napoli dan Juventus, Fabio Pecchia, memetik satu poin sakral yang diperlukan dengan skor 1-1.
Gol Ange Bonny untuk Parma dibalas pemain tuan rumah, Valerio Di Cesare, yang semuanya terjadi di babak kedua.
Hasil ini cukup membuka gerbang promosi untuk Parma setelah berkubang di Serie B tiga musim terakhir.
Hernani dkk mengoleksi 74 poin dari 36 pertandingan.
Mereka tak mungkin lagi keluar dari urutan dua besar klasemen akhir musim ini.
Serie B cuma menyediakan dua tiket promosi otomatis bagi tim peringkat 1-2.
Satu jatah tersisa akan diperebutkan tim peringkat 3-8 lewat babak play-off.
Kelolosan Gialloblu pekan ini terbantu kekalahan Venezia di markas Catanzaro beberapa jam sebelumnya.
Di tengah kecemerlangan Jay Idzes, I Lagunari takluk dramatis 2-3.
Ukiran brace defender timnas Indonesia tersebut menjadi hampa karena gol penalti Pietro Iemmello untuk Catanzaro pada menit ke-90+6.
Venezia stagnan di peringkat ketiga dengan 67 poin.
Dalam dua partai tersisa, Jay Idzes dkk tidak mungkin lagi menyalip Parma di klasemen.
Maksimal Venezia hanya akan mencapai 73 poin kalau memenangi 2 partai sisa.
Sementara itu, kandidat lain peraih tiket promosi otomatis adalah klub milik Keluarga Hartono, Como 1907.
I Lariani menempati peringkat kedua klasemen bermodalkan 71 poin setelah menekuk Cittadella 2-1 pada hari yang sama.
Dengan demikian, Como secara matematis hanya butuh tambahan satu kemenangan agar memastikan naik kelas ke Serie A setelah menunggu 21 tahun!
Venezia sendiri masih berpeluang menyalip Como dalam dua partai tersisa sembari berharap sang rival tersandung.
Untuk sementara ini, I Lagunari baru memastikan tempat di semifinal play-off promosi.
Kembali ke Parma, kepastian I Gialloblu pulang ke habitatnya di Serie A memutar lagi memori soal kejayaan klub masa silam.
Pada era 1990-an, klub asal Emilia-Romagna mencapai zaman keemasan bersama generasi para legenda.
Isinya mulai dari rombongan Gianfranco Zola, Tino Asprilla, sampai Gigi Buffon, Hernan Crespo, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, dan Ariel Ortega, hanya beberapa di antaranya.
Prestasi Parma pada era ini mencakup juara Piala UEFA (2 kali), Piala Winners (1), Piala Super Eropa (1), Coppa Italia (2), dan Piala Super Italia (1).
Posisi finis terbaik mereka dalam sejarah Serie A adalah runner-up musim 1996-1997.
Pada awal 2000-an, Gialloblu masih sempat bersaing dengan kehadiran bintang generasi anyar macam Hidetoshi Nakata, Adriano, dan Adrian Mutu.
Namun, hantaman berbagai krisis, terutama di bidang finansial, memicu kehancuran klub.
Sempat divonis bangkrut lalu memulai perjalanan dari Serie D sedekade silam, Parma secara perlahan bangkit dan mencapai kasta tertinggi kembali pada 2018.
Eksistensi di Serie A berakhir dengan finis peringkat buncit pada klasemen 2020-2021 sebelum mereka mencapai habitatnya lagi mulai musim depan.