Score – Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, pada Minggu (26/11) melaksanakan pembebasan sandera gelombang ketiga dari Jalur Gaza di bawah kesepakatan gencatan senjata sementara dengan Israel.
“Dalam kerangka gencatan senjata kemanusiaan, kami menyerahkan 13 sandera warga Israel, tiga warga Thailand, dan satu warga Rusia kepada Palang Merah Internasional,” kata Al-Qassam dalam sebuah pernyataan pers.
Radio Angkatan Darat Israel menyampaikan bahwa bagian dari proses serah terima sandera dilaksanakan di Jalur Gaza utara, seraya menambahkan “sejumlah tahanan menyeberangi perbatasan dari sebuah titik di antara Gaza dan Israel.”
Sementara itu, tentara Israel mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menerima 13 sandera berkewarganegaraan Israel dari Komite Palang Merah Internasional, termasuk empat wanita dan sembilan anak-anak, dengan yang termuda berusia empat tahun.
Pihak tentara Israel menjelaskan bahwa “kru Palang Merah Internasional menyerahkan 12 sandera kepada Pasukan Khusus Angkatan Darat Israel dan badan keamanan internal Shin Bet di pagar perbatasan di Jalur Gaza tengah, yang kemudian akan membawa mereka ke Pangkalan Udara Hatzerim.”
Mereka menambahkan bahwa sandera ke-13, seorang wanita berusia 84 tahun yang menderita kondisi medis, diterbangkan langsung ke Rumah Sakit Soroka di Kota Beer Sheva, Israel selatan.
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, “keempat sandera berkewarganegaraan asing dipindahkan ke Mesir melalui Perlintasan Rafah oleh Palang Merah Internasional, sebelum menuju titik pertemuan dengan pasukan Israel di wilayah Israel.”
Sementara itu, departemen tahanan Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO) menerbitkan daftar 39 tahanan Palestina yang dibebaskan pada Minggu malam waktu setempat, yang mencakup 21 orang dari Yerusalem, satu orang dari Jalur Gaza, dan sisanya dari Tepi Barat.
Wartawan Xinhua yang berada di Ramallah mengonfirmasi kedatangan sejumlah bus yang mengangkut 39 tahanan Palestina yang dibebaskan, yang semuanya adalah anak-anak.
Pada saat yang sama, berbagai upaya mediasi ditingkatkan untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini, menurut sejumlah sumber Palestina.
“Qatar dan Mesir menyampaikan sebuah draf kesepakatan kepada Israel dan Hamas tentang perpanjangan gencatan senjata yang akan berakhir pada Senin (27/11) dan fasilitasi pertukaran sandera yang lebih banyak antara kedua belah pihak yang bertikai,” kata sejumlah sumber, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada Xinhua.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa diskusi tersebut melibatkan pembebasan 40 hingga 50 sandera dari Gaza, ditukar dengan peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza untuk meringankan krisis kemanusiaan.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video pada Minggu bahwa dia kemungkinan setuju untuk memperpanjang gencatan senjata selama beberapa hari jika Hamas mau membebaskan lebih banyak sandera.
Sementara itu, menurut sebuah pernyataan dari perwakilan Hamas pada Minggu malam waktu setempat, “Hamas sedang berusaha memperpanjang gencatan senjata dengan Israel yang pada awalnya disepakati selama empat hari.”
Gencatan senjata sementara di Gaza, yang memasuki hari ketiga, mensyaratkan penghentian pertempuran dan peningkatan aliran truk-truk bantuan ke daerah kantong pesisir Palestina tersebut.
Pada Sabtu (25/11), pembebasan sandera gelombang kedua dilaksanakan setelah tertunda beberapa jam, karena Hamas menuduh Israel tidak mematuhi apa yang disepakati dalam gencatan senjata tersebut, terkait masuknya truk-truk bantuan ke bagian utara Gaza.
Kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas juga menetapkan pembebasan 50 sandera perempuan dan remaja berkewarganegaraan Israel dari Gaza yang ditukar dengan pembebasan sekitar 150 sandera perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel, dengan ketentuan untuk menambah jumlah pembebasan pada tahap-tahap selanjutnya dari kesepakatan tersebut.