Pelatih Sergio Conceicao menyebut ada pelajaran dan pencapaian tersendiri buat Milan meski gagal tampil di kompetisi Eropa musim depan.
SCORE.CO.ID – Musim 2024/2025 ditutup dengan kekecewaan buat Milan setelah dipastikan gagal lolos ke kompetisi Eropa. Kekalahan dari AS Roma membuat posisi Rossoneri turun ke peringkat sembilan klasemen Liga Italia.
Perolehan poin yang tertinggal cukup jauh dari zona Eropa memastikan mereka absen dari panggung kontinental untuk pertama kalinya sejak 2016.
Kegagalan ini menjadi sorotan tajam karena Milan sempat bersaing di zona empat besar. Akan tetapi performa yang tidak konsisten, termasuk kekalahan di final Coppa Italia, memperkuat pandangan bahwa musim ini tidak berjalan sesuai harapan.
Meski demikian, pelatih Sergio Conceicao menganggap musim ini tetap memiliki nilai dan makna tertentu.
Satu Trofi di Tengah Kekecewaan
Di tengah hasil buruk secara keseluruhan, Milan setidaknya sempat mencicipi keberhasilan di Piala Super Italia.
Kemenangan atas rival sekota, Inter Milan, membawa pulang satu-satunya trofi yang menjadi pelipur lara bagi suporter.
Pelatih Conceicao mengakui perjalanan timnya tidak berjalan mulus. Ia menyadari bahwa capaian tim belum mampu memenuhi ekspektasi, terutama setelah masuk ke final Coppa Italia tapi gagal meraih gelar kedua.
Meski demikian, membawa Milan menjuarai Piala Super dianggap sebagai salah satu pembuktian bahwa masih ada progres yang bisa dihargai.
Fakta bahwa Milan sempat berada di posisi Liga Champions saat dirinya pertama datang pun menjadi catatan positif tersendiri.
Dalam pandangannya, itu menunjukkan bahwa kerja keras tim tidak sepenuhnya sia-sia meski hasil akhirnya jauh dari ideal.
Detail Kecil yang Bikin Perbedaan
Beberapa hasil buruk Milan disebut Conceicao dipengaruhi oleh detail-detail krusial di pertandingan penting.
Ia menyoroti situasi seperti kartu merah di laga melawan Dinamo Zagreb dan Feyenoord, yang kemudian merusak momentum dan berdampak besar terhadap hasil akhir.
Keputusan individu dan kondisi pertandingan yang tidak menguntungkan menjadi faktor penghambat dalam perjalanan tim.
Situasi-situasi seperti ini membuat Milan kesulitan menjaga konsistensi, terutama dalam laga-laga krusial yang menentukan nasib mereka di kompetisi.
Meskipun begitu, pelatih asal Portugal itu tetap percaya bahwa perjalanan timnya belum sepenuhnya gagal.
Ia berharap evaluasi terhadap dirinya dan staf dilakukan secara menyeluruh berdasarkan proses, bukan hanya dari hasil akhir.
Masa Depan Conceicao Masih Tanda Tanya
Berada dalam tekanan setelah lima bulan menjabat, Conceicao kini menghadapi masa depan yang belum pasti.
Gagal membawa Milan lolos ke Eropa dan kehilangan peluang juara Coppa Italia memperbesar risiko pergantian pelatih di akhir musim.
Meski demikian, ia tetap menunjukkan sikap profesional dan fokus pada penyelesaian musim. Bagi Conceicao, musim ini bisa dijadikan cermin untuk memahami kekurangan dan memperbaiki arah langkah tim ke depan.
Buat Milan, absen dari Eropa jelas menjadi kemunduran. Tetapi dari situasi ini, ada peluang untuk membangun kembali pondasi dengan lebih matang dan terarah.












