H2H 3 Ganda Putri Seperti Cinta Segitiga, Indonesia Kemana?

H2H 3 Ganda Putri Seperti Cinta Segitiga, Indonesia Kemana?

H2H 3 Ganda Putri Seperti Cinta Segitiga
H2H 3 Ganda Putri Seperti Cinta Segitiga

SCORE.CO.ID – Mari ikuti analisis opini dari artikel yang jurnalis kami tulis hari ini. Kali ini melihat bagaimana head to head ( H2H ) dari ganda putri dunia, yaitu Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, Nami Matsuyama/Chiharu Shida dan Baek/Lee.

Statistik head-to-head (H2H) memang menjadi tolok ukur penting, namun kadang kala, angka-angka tersebut justru melahirkan pola yang membingungkan, di mana superioritas satu pasangan atas yang lain tidak serta-merta menjamin performa serupa menghadapi rival yang berbeda. 

Fenomena menarik ini terlihat jelas ketika kita membedah H2H antara tiga pasangan ganda putri papan atas: Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia), Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang), dan Baek Ha Na/Lee So Hee (Korea Selatan).

Mari kita telusuri lebih dalam data H2H yang menguak “rantai makanan” yang tidak linier ini:

Dominasi Absolut Matsuyama/Shida atas Pearly Tan/ Thinaah Muralitharan:

Pearly Tan/Thinaah Muralitharan vs Nami Matsuyama/Chiharu Shida: 1-13

Statistik ini adalah yang paling mencolok dan menunjukkan dominasi luar biasa dari pasangan Jepang, Matsuyama/Shida, atas Tan/Muralitharan. 

Rekor 13 kemenangan berbanding hanya 1 kekalahan adalah bukti nyata bahwa Matsuyama/Shida memiliki resep jitu atau gaya permainan yang sangat tidak cocok bagi pasangan Malaysia. 

Setiap kali mereka bertemu, Matsuyama/Shida tampaknya selalu menemukan cara untuk mengendalikan jalannya pertandingan.

Tan/Muralitharan Mengungguli Baek/Lee:

Pearly Tan/Thinaah Muralitharan vs Baek Ha Na/Lee So Hee: 3-2

Yang menarik adalah, Tan/Muralitharan yang begitu tak berdaya di hadapan Matsuyama/Shida, justru menunjukkan kapabilitas mereka saat berhadapan dengan Baek Ha Na/Lee So Hee dari Korea Selatan. 

Baca Juga  Hasil China Open 2024: Gregoria Mariska Tunjung Kalah Memalukan, Netizen Nyuruh Kawin

Dengan rekor H2H 3-2, pasangan Malaysia ini terbukti mampu bersaing dan bahkan sedikit lebih unggul dalam persaingan ketat melawan Baek/Lee. 

Ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana bisa pasangan yang “dikuasai” oleh Matsuyama/Shida, justru bisa mengatasi pasangan kuat lainnya seperti Baek/Lee?

Baek/Lee yang Mendominasi Matsuyama/Shida:

Nami Matsuyama/Chiharu Shida vs Baek Ha Na/Lee So Hee: 2-10

Inilah titik paling membingungkan dalam rantai ini. Matsuyama/Shida, yang dengan mudah mengalahkan Tan/Muralitharan, justru berbalik menjadi “mangsa” ketika bertemu dengan Baek/Lee. 

Rekor 2 kemenangan berbanding 10 kekalahan secara jelas menunjukkan bahwa pasangan Korea ini adalah kryptonite bagi Matsuyama/Shida. Tidak peduli seberapa tajam Matsuyama/Shida saat melawan Tan/Muralitharan, mereka kesulitan menemukan celah atau mengatasi tekanan dari Baek/Lee.

Membentuk Rantai Makanan yang “Terbalik”

Pola H2H ini menciptakan sebuah siklus yang menarik dan membingungkan:

Matsuyama/Shida mengungguli Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dan mereka mengungguli Baek/Lee.

Namun, Baek/Lee justru mengungguli Matsuyama/Shida.

Apa Makna di Balik Angka Ini?

Fenomena H2H yang “membingungkan” ini adalah cerminan dari beberapa faktor penting dalam bulutangkis modern:

Gaya Bermain dan Kecocokan: Setiap pasangan memiliki gaya bermain, kekuatan, dan kelemahan yang unik. 

Terkadang, gaya satu pasangan secara inheren cocok untuk melawan pasangan lain, namun justru menjadi titik lemah saat menghadapi gaya bermain yang berbeda. 

Misalnya, mungkin Matsuyama/Shida lebih unggul dalam kecepatan dan serangan cepat yang membuat Tan/Muralitharan kewalahan, namun Baek/Lee mungkin memiliki pertahanan kokoh dan variasi pukulan yang merepotkan Matsuyama/Shida.