score.co.id – Pertandingan antara Feyenoord dan AC Milan pada Kamis dini hari tadi benar-benar memukau! Di Stadion De Kuip, tim tuan rumah Feyenoord berhasil memenangkan laga dengan skor tipis 1-0. Kemenangan ini tentu menjadi modal berharga bagi Feyenoord menjelang leg kedua di San Siro pekan depan. Mereka sekarang hanya perlu hasil imbang untuk melaju ke babak 16 Besar Liga Champions 2024/2025.
Meskipun AC Milan mendominasi permainan dengan penguasaan bola sebesar 54 persen dan menciptakan lebih banyak peluang dengan 12 shots, mereka gagal mencetak gol. Kegagalan Milan dalam memanfaatkan peluang menjadi kunci kekalahan mereka. Performa tumpul lini depan Milan, yang sebelumnya tajam dengan mencetak lima gol dalam dua pertandingan terakhir di kompetisi domestik, menjadi sorotan utama dalam kekalahan mereka dari Feyenoord.
Milan, yang biasanya mempesona dalam serangan, terlihat kehilangan ketajaman di Stadion De Kuip. Namun, ketumpulan lini depan mereka bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan kekalahan tersebut. Mampu mencetak gol dengan baik dalam pertandingan sebelumnya, Milan harus mengambil pelajaran berharga dari kegagalan mereka malam ini untuk memperbaiki performa di pertemuan berikutnya.
Dalam pertarungan sengit di Liga Champions, Feyenoord berhasil mengalahkan Milan meski di atas kertas diunggulkan. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, hasil akhir tidak selalu bergantung pada statistik dominan. Kedua tim akan kembali bertarung di leg kedua, dan semakin menarik untuk melihat bagaimana Milan akan merespons kegagalan mereka dan apakah Feyenoord dapat mempertahankan keunggulan mereka.
Gol Cepat Paixao dan Dominasi Milan yang Sia-sia
Gol cepat yang dicetak oleh Paixao pada menit ketiga telah menjadi pembeda utama dalam kemenangan gemilang Feyenoord. Serangan balik yang tajam dan efektif, diprakarsai oleh umpan terukur dari Gijs Smal, dengan serta merta menggagalkan usaha sang kiper, Mike Maignan. Keunggulan ini membuat AC Milan terkejut dan terpaksa berusaha mengejar ketertinggalan.
Meskipun AC Milan mendominasi permainan dengan menguasai bola sebanyak 54 persen, mencatatkan 12 percobaan tembakan (dengan 6 tepat sasaran), namun Feyenoord dengan penguasaan bola 46 persen hanya memiliki 11 percobaan tembakan (2 tepat sasaran) mampu menahan gempuran lawan tanpa kebobolan. Dominasi tersebut, sayangnya, tidak berbuah hasil yang diinginkan bagi tim tamu.
“Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, mengungkapkan pemahamannya akan atmosfer yang berlaku di sini dan intensitas permainan mereka. Dia menekankan pentingnya kemenangan dalam duel-duek fisik yang sengit, karena jika kalah dalam pertarungan tersebut, pertandingan akan berpotensi sulit bagi timnya,” demikian disampaikan melalui laporan dari Sky Sports Italia.
Pertahanan Feyenoord yang Kokoh dan Strategi Efektif
Prestasi gemilang Feyenoord tidak hanya terpancar dari kepiawaian Paixao di lini depan, namun juga terpancing dari keunggulan yang tak terbantahkan dalam pertahanan mereka. Penampilan mereka yang mampu menghalau serangan-sarangan ganas AC Milan sungguh patut diacungi jempol. Kedisiplinan dan soliditas yang mereka tunjukkan menjadi pondasi utama kejayaan mereka di lapangan.
Kegagalan AC Milan dalam mencetak gol juga tidak lepas dari ketajaman Feyenoord dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada. Mereka telah membuktikan efisiensi luar biasa dalam mengkonversi peluang menjadi gol. Kemampuan mereka dalam mengeksploitasi celah lawan menjadi kunci utama dalam meraih hasil positif di atas lapangan.
Sebelum meladeni Milan, Feyenoord sukses mencatatkan clean sheet saat bersua Sparta Rotterdam di Eredivisie. Tidak hanya itu, dalam pertemuan dengan Bayern Munchen, mereka juga mampu menorehkan clean sheet gemilang dan mengakhiri laga dengan kemenangan impresif 3-0. Kejayaan mereka dalam menjaga gawang tetap terjaga menjadi bukti nyata dari keunggulan mereka dalam bidang pertahanan.