Gelandang Terbaik Liga Inggris
score.co.id – Perdebatan tentang gelandang terhebat di Liga Premier Inggris adalah diskusi abadi yang selalu mengundang antusiasme. Liga terkeras di dunia ini telah melahirkan para jenius lini tengah dengan karakter beragam: pengatur tempo, penghancur serangan, hingga mesin gol tak kenal lelah. Menentukan siapa yang layak menduduki posisi puncak bukanlah tugas mudah. Artikel ini mengupas tuntas para legenda berdasarkan kriteria komprehensif untuk menjawab pertanyaan: Siapa nomor satu?
Mendefinisikan Legenda: Kriteria Penilaian
Sebelum menyelami nama-nama besar, kita perlu kerangka penilaian yang jelas dan objektif. Kehebatan seorang gelandang tidak hanya diukur dari kemampuan teknis, tetapi juga dari beberapa pilar utama:
- Longevity dan Konsistensi: Performa kelas dunia yang stabil selama bertahun-tahun.
- Kontribusi Statistik: Gol dan assist yang secara langsung memengaruhi hasil pertandingan.
- Gelar dan Trofi: Kesuksesan kolektif sebagai cerminan dampak pemain.
- Pengakuan Individu: Penghargaan seperti Pemain Terbaik PFA.
- Dampak Transformatif: Kemampuan mengubah permainan dan mendefinisikan era.
“Seorang gelandang sejati tidak hanya bermain; ia mengendalikan, menciptakan, dan menginspirasi.”

Para Raja Lini Tengah: Kategori dan Peran
Untuk perbandingan yang adil, kandidat dikelompokkan berdasarkan gaya permainan mereka.
Duel Abadi Para Mesin Gol: Frank Lampard vs. Steven Gerrard
Frank Lampard
Frank Lampard adalah fenomena statistik yang sulit tertandingi. Dengan 177 gol, ia memegang rekor sebagai gelandang tersubur sepanjang masa di Premier League. Kecerdasan berlari tanpa bola dan instingnya memasuki kotak penalti menjadikannya ancaman konstan. Lampard adalah simbol kejayaan Chelsea dengan tiga gelar Premier League.
“Lampard bukan hanya gelandang; ia adalah penyerang dalam tubuh seorang pengatur permainan.”
Steven Gerrard
Steven Gerrard adalah one-man army. Sebagai gelandang serba bisa, ia mahir dalam tekel keras, umpan jarak jauh, dan gol-gol spektakuler. Kepemimpinannya di momen krusial, seperti Final Liga Champions 2005, melegenda. Namun, absennya trofi Premier League menjadi catatan kecil dalam karirnya yang gemilang.
Sang Pengendali Permainan: Paul Scholes vs. Kevin De Bruyne
Paul Scholes
Paul Scholes adalah maestro sejati. Dengan visi luar biasa dan umpan-umpan jarak jauh yang membelah pertahanan, ia menjadi otak di balik 11 gelar Premier League Manchester United. Pengaruhnya halus namun mendalam, mengatur ritme permainan layaknya seorang konduktor.
“Scholes adalah gelandang yang membuat permainan terlihat sederhana, namun tak seorang pun bisa menirunya.” – Zinedine Zidane
Kevin De Bruyne
Kevin De Bruyne adalah penerus gelar maestro di era modern. Dengan lebih dari 120 assist, ia adalah motor penggerak Manchester City yang telah meraih lima gelar liga. Umpan silangnya yang akurat dan kemampuan membaca ruang menjadikannya ancaman mematikan.
Simbol Pertarungan dan Kepemimpinan: Roy Keane vs. Patrick Vieira
Roy Keane
Roy Keane adalah jiwa Manchester United yang dominan. Dengan mentalitas pemenang, ia memimpin dengan tujuh gelar liga. Keane bukan hanya gelandang bertahan; penguasaan bolanya sering diremehkan, namun sangat krusial.
Patrick Vieira
Patrick Vieira adalah tulang punggung The Invincibles Arsenal. Kombinasi fisik perkasa dan teknik elegan menjadikannya dominan di lapangan. Duelnya dengan Keane menjadi simbol persaingan sengit antara Arsenal dan Manchester United.
Kasus Spesial: Ryan Giggs
Ryan Giggs adalah anomali. Dari pemain sayap menjadi gelandang tengah cerdas di usia senja, ia mencatat 162 assist (rekor sepanjang masa) dan 13 gelar Premier League. Konsistensinya selama dua dekade adalah bukti kehebatan.
Peringkat Akhir: Siapa Nomor Satu?
Menimbang semua kriteria, berikut analisis akhir:
- Ryan Giggs: Pemenang terbesar dengan 13 gelar, namun perannya lebih sebagai bagian dari sistem.
- Roy Keane & Patrick Vieira: Pemimpin sejati, tetapi output gol mereka kalah impresif.
- Kevin De Bruyne: Secara teknis mungkin yang paling lengkap, namun karirnya masih berjalan.
- Steven Gerrard: Skill individu luar biasa, tetapi tanpa gelar Premier League.
- Frank Lampard: Rekor gol fenomenal dan tiga gelar liga menjadikannya kandidat kuat.
Pemenang: Paul Scholes
Paul Scholes adalah gelandang terbaik sepanjang masa Liga Premier. Ia adalah otak dinasti Manchester United dengan 11 gelar liga. Kemampuannya mengendalikan permainan, membuka pertahanan dengan satu umpan, dan pengakuan dari legenda seperti Xavi dan Zidane menegaskan statusnya.
“Scholes adalah gelandang terbaik yang pernah saya lihat. Ia bisa melakukan segalanya.” – Xavi
Statistik Komparatif Para Legenda
| Pemain | Klub Utama | Penampilan | Gol | Assist | Gelar PL | Pemain Terbaik PFA |
|---|---|---|---|---|---|---|
| Paul Scholes | Man United | 499 | 107 | 55 | 11 | 0 |
| Frank Lampard | Chelsea | 609 | 177 | 102 | 3 | 1 |
| Steven Gerrard | Liverpool | 504 | 120 | 92 | 0 | 1 |
| Roy Keane | Man United | 366 | 39 | 33 | 7 | 1 |
| Patrick Vieira | Arsenal | 307 | 31 | 34 | 3 | 1 |
| Kevin De Bruyne | Man City | 288* | 70* | 121* | 5* | 2 |
| Ryan Giggs | Man United | 632 | 109 | 162 | 13 | 1 |
*Statistik De Bruyne diperbarui hingga akhir musim 2024/2025.
Kesimpulan: Warisan Abadi
Premier League telah menyaksikan talenta luar biasa, dari kekuatan Keane, keanggunan Scholes, hingga produktivitas Lampard. Paul Scholes, dengan visi dan trofi yang tak tertandingi, adalah esensi sejati seorang gelandang. Siapa pilihan No. 1 Anda?
Ikuti analisis mendalam dan berita terbaru sepak bola hanya di Score.co.id.












