Score – Dewi Fortuna seperti mulai menjauh dari Arsenal di awal tahun baru 2024.
Setelah sempat memuncaki klasemen sementara Liga Inggris 2023-2024, Arsenal justru terhempas dari pucuk.
Dinginnya posisi puncak hanya dinikmati The Gunners dalam tempo sesaat ketika Natal tiba.
Dua kekalahan beruntun dari sesama tim asal London, West Ham United (0-2) dan Fulham (1-2), membuat Arsenal melorot ke peringkat keempat.
Kehilangan enam poin dari dua pertandingan memaksa mereka hanya mengumpulkan 40 poin dari 19 laga.
Torehan mereka memang setara dengan Man City di peringkat ketiga dengan tabungan satu laga.
Sementara itu pasukan Juergen Klopp sukses memanfaatkan momen kekalahan Arsenal.
Liverpool kembali merebut singgasana setelah memetik kemenangan 4-2 atas Newcastle United, Senin (1/1/2024) atau Selasa dini hari WIB.
Tidak mengherankan jika Arsenal saat ini tertinggal lima poin dari Liverpool yang menguasai puncak klasemen.
Di sisi lain, Arsenal telah kalah dalam tiga dari lima laga di liga domestik terakhir mereka.
Catatan minor tersebut jelas perlu diperhatikan seksama oleh Mikel Arteta.
Jika tidak ada pembenahan atau perubahan, bisa jadi usaha mereka dalam merebut gelar juara Liga Inggris musim ini bakal sia-sia.
Pandit sepak bola, Craig Burley, mengatakan Arsenal saat ini memiliki satu masalah besar.
Burley menyebutkan bahwa penempatan Kai Havertz di dalam line-up Arsenal tidaklah tepat.
Keberadaan Kai Havertz yang dipasang di lini tengah tidak bekerja semestinya.
Sejak tiba di Emirates Stadium pada musim panas 2023, Havertz memang lebih banyak dimainkan sebagai gelandang serang.
Tercatat sudah 21 kali dirinya dimainkan di belakang striker dengan 19 penampilan di Liga Inggris.
Hanya saja catatan golnya begitu minim dengan mencetak 4 gol saja.
Itu diklaim menimbulkan masalah bagi tim London utara lantaran membuat mereka bakal kesulitan menjadi kampiun Liga Inggris musim ini.
“Itu tidak bekerja sebagaimana mestinya dan itu tidak akan membawa mereka meraih gelar juara.”
“Saya pikir tim-tim mulai menggandakan dan mematikan para pemain sayap.”
“Jika Anda mengeluarkan Saka dari permainan untuk waktu yang lama, itu adalah sebuah masalah,” ujar Burley menambahkan.
Keberadaan Havertz di dalam skuad Mikel Arteta sampai saat ini memang masih menjadi pro-kontra.
Pemain asal Jerman tersebut membuat bingung sejumlah pendukung The Gunners terkait posisinya.
Saat masih membela Chelsea, Havertz lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai penyerang tengah dalam peran sebagai false nine.
Havertz mampu melesakkan 21 gol dari 69 kali kesempatan dalam posisi tersebut dari total 132 laga di semua ajang kompetitif.
Arteta selaku juru taktik tentu harus memikirkan letak dan posisi terbaik untuk Havertz demi memaksimalkan potensinya.
Apalagi posisi gelandang serang sudah sesak dengan hadirnya Martin Odegaard, Fabio Vieria, dan Emile Smith Rowe.