SCORE.CO.ID – Ganda putra terbaik Indonesia saat ini memang semakin lama semakin berguguran, pasalnya setelah kehilangan Minions yaitu Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi rasanya sulit konsisten di persaingan peta Men’s Double Dunia.
Mengingat Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon menjadi legenda pasangan ganda putra Indonesia yang sangat populer, telah menduduki peringkat 1 dunia selama kurang lebih 4 tahun lebih 3 bulan. Rekor mereka sebagai pasangan ganda putra nomor satu dunia terlama di dunia.
Kini sulit siapapun menggantikan konsistensi Minions bahkan Fajri yang berhasil menjuarai ranking 1 ganda putra dunia hanya bertahan kurang lebih satu bulan saja.
Juga telah kehilangan Ahsan/Hendra yang telah pensiun di tahun 2025 ini, yang berarti siapa penerus ganda putra terbaik Indonesia saat ini?
1. Fajar/Rian
Mari sekilas rangkum bagaimana prestasi pasangan Fajar Alfian dan Rian Ardianto untuk Indonesia.
Fajar/Rian punya prestasi di level super tertinggi yaitu korea open super 500, sementara untuk level 1000 mereka berhasil menyabet gelar All England.
Raihan apik dari pasangan berjuluk Fajri itu didapat sejak tahun 2018 silam. Malaysia Masters 2018 (Super 500) menjadi gelar pertama mereka.
Tapi semakin kesini semakin parah, mengalami kekalahan signifikan dalam beberapa laga terakhir, membuat Fajar/Rian harus lebih konsisten.
Meskipun gelar Japan Master 2024 berhasil diraih tapi di tahun 2025 sudah zonk, apalagi di turnamen pembuka Malaysia Open 2025 yang harus kalah dari pasangan Ong/Teo.
2. Sabar/Reza
Sepanjang 2023-2024 pasangan yang dijuluki Sabrez ini dikeluarkan dari PBSI sekarang tahun 2025 mereka kembali lagi.
Pasangan ini cukup konsisten dari dua laga terakhir turnamen di akhir tahun 2024.
Terbukti, walau tanpa pelatih dan bukan ‘besutan’ Pelatnas PBSI, Sabar/Reza mampu bersaing dengan pemain elite dunia.
Sabar/Reza di tahun 2024 tercatat telah ‘melesat’ ke lima putaran final dengan level turnamen yang berbeda dan dari lima final tersebut, satu di antaranya menjadi ‘torehan’ gelar bagi keduanya di Spain Masters 2024 lalu.
Bahkan saat Sabar/Reza belum mempunyai pelatih tertentu untuk mendampinginya, otomatis segala bentuk pilihan turnamen yang akan diikuti ditentukan sendiri.
Dari empat gelaran yang akan dipertandingkan pada tahun 2025, Sabar/Reza absen di India Open 2025.
Sabar/Reza memilih absen dan baru melanjutkan ‘perjuangannya di Indonesia Masters dan Thailand Masters, yang mana dua turnamen tersebut memiliki level yang lebih rendah dari India Open 2025.
Tetapi cukup masuk akal untuk Sabar/Reza mengingat keduanya tentu mengejar point demi ‘mendongkrak’ ranking dan setidaknya mereka ada waktu untuk menjaga kondisi
Dengan tampil di Malaysia Open yang menawarkan point tinggi, cukup bagi Sabar/Reza menjaga peringkat, kemudian keduanya bisa ‘berburu’ point lebih banyak di Indonesia Masters yang notabene minim pemain bintang
Kans melaju jauh hingga final terbuka bagi Sabar/Reza di Indonesia Masters jika mampu tampil konsisten.
Thailand Masters dapat menjadi ‘panggung’ untuk kembali menambah point, meskipun hanya berlabel S300, namun jika keduanya bisa mencapai babak final, tentu cukup menguntungkan.
Target realistis Sabar/Reza adalah bermain dengan konsisten untuk minimal bisa mencapai semifinal tiap turnamennya.
Bisa saja Sabar/Reza dijuluki sebagai “ganda putra terbaik Indonesia”, bila terus tampil konsisten di setiap pertandingannya.
3. Terakhir, Leo/Bagas
Pasangan yang baru dibuat pada turnamen Jepang Open 2024 lalu, padahal kedua pemain ini menjadi terlemah di saat menjadi partner sebelumnya.
Leo/Bagas nyatanya lebih baik dari Daniel/Fikri bahkan mereka berhasil meraih titel perdana usai mengalahkan wakil tuan rumah, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae pada final Korea Open 2024, Minggu (1/9/2024) lalu.
Pasangan anyar Merah-Putih tersebut menang lewat pertarungan tiga gim dengan skor 18-21, 21-9, dan 21-8 pada pertandingan yang digelar di Mokpo Indoor Stadium, Mokpo, Korea Selatan.
Kemenangan yang sangat manis karena ini menjadi gelar juara perdana Leo/Bagas sejak dipasangkan. Tahun ini turnamen Malaysia Open 2025 mereka harus absen, dan mulai lagi pada Indonesia Master, tapi apakah bisa konsisten?